[Additional Chapter] Catatan Ketiga belas

535 39 0
                                    

Additional chapter ini akan di takedown sewaktu-waktu, jadi lebih baik segera baca, kalau udah di take down bisa dibaca di karyakarsa

Additional chapter ini akan di takedown sewaktu-waktu, jadi lebih baik segera baca, kalau udah di take down bisa dibaca di karyakarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yuk cus baca di karyakarsa sekarang juga, klik link di bio ya~

Kalau belum paham caranya bisa baca langkah-langkah nya di Chapter FAQ Additional Chapter Karyakarsa

Note: jangan lupa follow akun trulyzen klik vote dan komen sebanyak-banyaknya buat kasih dukungan ke author ~

***


Sebelum di take down, happy reading~

Jaehyun mengambil selimut biru dari kamar Jeno kemudian menyelimuti tubuh mungil Nara yang meringkuk kedinginan di sofa ruang tengah. Gadis itu tertidur setelah menghabiskan cokelat panas buatan Jaehyun dan memakan beberapa cookies—camilan kesukaan Jeno—yang memang selalu tersedia di kediaman Jaehyun. Jaehyun menurunkan volume televisi yang sedang menyiarkan acara tengah malam.

Hujan di luar baru saja reda, namun Jaehyun tak tega untuk membangunkan gadis itu dan mengantarkannya pulang. Lebih baik dia bermalam di sini dan besok akan aku antar pulang. Setidaknya begitu rencana Jaehyun tentang gadis itu.

Jaehyun termangu saat kedua tangannya menyelimuti tubuh Nara sebatas dada sedangkan netra legam nya menangkap jelas fitur wajah gadis yang menurutnya mirip dengan mendiang istrinya. Kau kah itu Soo-ya? Kerinduan yang selama ini tersimpan apik dalam diri Jaehyun mendadak kembali muncul ke permukaan, ia bisa merasakan matanya mulai memanas. Inikah wujud reinkarnasimu, Soo-ya?

Bahu yang semula tegap perlahan melorot, tangan Jaehyun terangkat perlahan mendekati wajah Nara. Belum sampai menyentuh pipi gadis itu, Jaehyun lebih dulu mengepalkan tangan. Jaehyun menggeleng kemudian memejamkan mata selama beberapa detik. Laki-laki itu memutuskan untuk pergi sebelum wajahnya berubah semakin sendu, takut jika ia meneteskan air mata di sana.

Jaehyun mempercepat langkah meninggalkan ruang tengah menuju sebuah ruangan di lantai dua di mana ruangan ini dulu sering Jisoo gunakan untuk menulis. Ruangan itu tak terlalu luas, terdapat meja yang menghadap jendela bersebelahan dengan rak buku yang menjulang tinggi berisi koleksi buku lama milik Jisoo. Sementara di pojok ruangan yang berseberangan terdapat piano usang yang biasa Jaehyun mainkan bersama dengan Jisoo.

Hampir setiap akhir pekan jika Jaehyun tidak pergi ke luar dengan Jisoo, mereka berdua akan menghabiskan waktu di ruangan ini. Menyanyikan beberapa lagu bersama dengan Jaehyun yang memainkan piano atau Jaehyun yang mengajari Jisoo untuk memainkan instrument tersebut.

Di ruangan itu terdapat banyak pigura yang berisi foto-foto lama Jaehyun yang diambil oleh Jisoo. Jaehyun sengaja menyimpan foto-foto itu dan tak mengubah letak dari foto-foto tersebut, semuanya masih sama seperti dulu ketika Jisoo mengatur ruangan itu.

Dad, I'm Dying | JENO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang