Tarik napas, bismillah dan happy reading~
▪︎▪︎◇▪︎▪
Entah sudah berapa lama waktu berlalu sejak Jaehyun duduk di samping ranjang sembari memperhatikan putra semata wayangnya yang sedang memejamkan mata. Jaehyun menggenggam telapak tangan Jeno begitu erat sembari menunggu Jeno membuka mata.
Jaehyun tidak tahu alasan mengapa Jeno ingin bertemu dengan semua orang, Jaehyun, kakek dan neneknya, Jaemin dan keluarganya, Nara dan dokter Seo karena setelah Jeno mengutarakan keinginannya remaja Jung itu hanya tersenyum kecil sembari menunjuk papan alpabet,
A-K-U I-N-G-I-N B-E-R-T-E-M-U S-E-M-U-A O-R-A-N-G
Tanpa pikir panjang Jaehyun langsung menghubungi Jessica, Jaemin dan dokter Seo. Butuh waktu satu jam agar semua orang bisa datang ke kediaman keluarga Jung, Jessica dan tuan Jung adalah orang pertama yang datang, disusul dengan Nara, Jaemin, dokter Seo dan yang terakhir adalah kedua orang tua Jaemin.
"Jen, bangun dulu. Semua orang sudah datang." Jaehyun mengusap kepala Jeno kemudian turun ke pipi dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya masih menggenggam telapak tangan Jeno.
Semua orang berada di dalam kamar mengelilingi ranjang, di sebelah Jaehyun ada Jessica yang mulai meneteskan air mata sementara tuan Jung menepuk-nepuk pelan punggung istrinya bermaksud menenangkan. Nara dan Jaemin berdiri di sebelah ranjang berseberangan dengan Jaehyun, dengan dokter Seo yang berdiri di belakang Nara.
Jeno membuka mata, ia berusaha untuk bangun meskipun semua orang menyuruhnya tetap berbaring lantaran kondisi Jeno yang semakin memburuk. Jeno memilih untuk duduk dan bersandar pada headbord, Jaehyun dan Nara membantu memosisikan tubuh Jeno agar bisa duduk nyaman. Setelah memastikan Jeno berada pada posisi nyaman, Jaehyun menarik meja lipat ke hadapan Jeno dan meletakan papan alpabet di hadapan Jeno. Jeno berusaha dengan sangat keras untuk menunjuk satu per satu huruf di sana, melihat putranya mengalami kesulitan Jaehyun memegangi pergelangan tangan Jeno dan membantunya menggerakkan tangan.
L-A-C-I
Jessica langsung berjalan mendekati laci dan membuka laci tersebut, di sana ada setumpuk amplop dan beberapa buku catatan yang Jessica yakini adalah milik Jeno. Setelah Jessica mengambil amplop dan buku catatan, ia mendapati sebuah album foto dan flashdisk di sana. Jessica mengambil seluruh isi laci dan membawanya ke hadapan Jeno.
D-A-R-I J-E-N-O U-N-T-U-K S-E-M-U-A
Jessica yang paham kemudian membagikan amplop tadi kepada semua orang yang ada di sana sesuai dengan nama yang tertera dalam amplop. Meskipun tulisan tangan Jeno acak-acakan namun Jessica bisa membaca setelah mengeja hurufnya. Lalu untuk album foto, buku catatan dan flashdisk, Jessica berikan pada Jaehyun.
Setelah melihat semua orang menerima amplop. Jeno beralih ke arah Nara. Remaja Jung itu menyentuh tangan Nara dan meminta Jaemin untuk mendekat, lalu tanpa disangka semua orang yang di sana Jeno berusaha menyatukan kedua tangan mereka lalu tersenyum. Hal itu membuat air mata yang sudah Nara tahan sejak tadi tumpah seketika. Jeno menyentuh pipi Nara kemudian menggeleng, isyarat agar Nara tidak menangis. Setelahnya Jeno kembali tersenyum.
Jeno kembali menghadap papan alpabet kemudian mulai menunjuk huruf-huruf di sana.
K-A-L-I-A-N B-E-R-S-A-M-A
Nara menggeleng, "Jen..."
Jaemin hanya diam tanpa membuka suara sedikit pun, keadaan saat ini diselimuti kesedihan. Ia tahu apa yang Jeno maksud, tapi jujur saja ia tak bisa melakukannya. Ingatan tentang pertemuan mereka terakhir kali berputar di kepala Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad, I'm Dying | JENO ✓
Fanfic[ANGST] [SICK] [JENO] [JAEHYUN] Ini bukanlah sesuatu hal yang istimewa, ini hanyalah sebuah catatan seorang remaja bernama Jung Jeno yang di pilih oleh sebuah penyakit aneh. *** #1 sadending 06072022 #7 jeno 20092022 bahasa | semi baku Pict. Cr. Pin...