Yuk vote sama komen nya di banyakin
jadi aku semangat buat fast update
▪︎▪︎◇▪︎▪︎
Menanti malam, Jeno selalu duduk dikamar menghadap keluar jendela menunggu mobil Jaehyun masuk ke pekarangan rumah. Terkadang Jeno harus menunggu sampai larut malam karena Jaehyun harus bekerja lembur yang membuatnya ketiduran. Jeno bisa mengerti, setiap ayahnya pulang selalu dalam keadaan lelah setelah bekerja seharian namun tak pernah sekalipun Jeno temui wajah ayahnya tanpa senyuman.
Jaehyun pernah mengatakan, apapun yang dihadapi di luar seberat apapun hal tersebut ketika kembali ke rumah maka melempar senyuman kepada penghuni rumah adalah suatu keharusan. Karena kita tidak pernah tahu, seberapa lama waktu yang dihabiskan untuk menunggu kedatangan kita di rumah, kita tidak pernah tahu perasaan khawatir yang dirasakan ketika kita tak kunjung tiba. Setidaknya sebuah senyuman bisa membuat hati menghangat, lega, menghilangan seluruh kekhawatiran dan sebagai balasan untuk segala kesabarannya menunggu.
Maka, Jeno sangat menghargai masa-masa itu.
Jeno bisa menghabiskan waktu bersama ayahnya, setelah seharian sibuk dengan aktivitas masing-masing. Menyantap makan malam bersama, menonton acara televisi sembari menyantap beberapa cookies dan teh chamomille, atau sekedar duduk berdua menceritakan hal-hal yang dialami selama satu hari penuh.
"Apakah harimu menyenangkan?"
Maka dengan senyum terbaiknya Jeno akan menjawab, "tentu saja! Ayah, apakah kau tahu hari ini aku bersepeda dengan Jaemin dan tebak siapa yang mencapai garis finish lebih dahulu?" Mata Jeno penuh kilat-kilat bahagia. "Tentu saja aku!"
"Begitukah?"
"Tentu saja, ayah! Akhirnya aku bisa mengalahkannya lagi." Jeno masih tersenyum membayangkan apa yang terjadi siang tadi, saat ia berhasil mencapai garis finish yang telah di sepakati keduanya saat adu kecepatan dalam bersepeda. "Apakah pekerjaan ayah berjalan dengan lancar?"
"Ya begitulah. Sempat ada masalah sedikit namun bisa teratasi dengan baik."
Bekerja di salah satu lembaga kesehatan milik pemerintah yang mengurusi mengenai kesehatan masyarakat terkadang membuat Jaehyun kewalahan sebab banyak sekali masyarakat yang berkonsultasi dengan berbagai masalah yang beragam. Tak jarang aduan di layangkan baik itu mengenai fasilitan pengobatan, ketersediaan obat atau lain sebagainya yang sebetulnya bukan menjadi ranah kerjanya. Namun, sebaai ketua tim tentu saja Jaehyun harus bisa menangani tim nya dan memberikan pelayan yang terbaik untuk masyarakat yang datang.
"Ayah sudah melakukan yang terbaik dan bekerja keras hari ini." Kalimat yang Jeno lontarkan mampu membuat hati Jaehyun menghangat, walau sederhana namun sangat bermakna. "Ayah, minggu depan ada kejuaraan lagi. Ayah jangan lupa datang dan mendukung Jeno."
Jaehyun mengambil cookies dari dalam toples yang di peluk oleh Jeno kemudian memakannya, "iya, ayah pasti datang." Kata Jaehyun. "Jangan lupa makan mu di jaga istirahat yang cukup berlatih secukupnya karena sudah mendekati hari-H."
Jeno mengangguk mantap, "jika aku menang, maka medali kali ini adalah medali ke tiga untuk bunda!" Kata Jeno semangat. "Bunda pasti bangga kan yah sama Jeno."
"Pasti, Jen."
Maka malam itu mereka habiskan untuk saling bercerita, menceritakan hal konyol apa lagi yang dilakukan Jaemin di sekolah, persiapan kejuaraan Jeno, kelucuan bongshik, atau kerusuhan Jeno ketika masuk ke dapur.
Jeno masih mengingatnya dengan jelas. Malam itu, beberapa hari menjelang kejuaraan.
"Ayah, mengapa rasanya sesakit ini." Kalimat yang hanya Jeno katakan dalam benak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dad, I'm Dying | JENO ✓
Fanfiction[ANGST] [SICK] [JENO] [JAEHYUN] Ini bukanlah sesuatu hal yang istimewa, ini hanyalah sebuah catatan seorang remaja bernama Jung Jeno yang di pilih oleh sebuah penyakit aneh. *** #1 sadending 06072022 #7 jeno 20092022 bahasa | semi baku Pict. Cr. Pin...