[Jen, ayah hendak pergi ke rumah sakit namun hujannya terlalu deras. Kau tak masalah bukan jika malam ini sendirian disana? Nanti kalau ada apa apa kau bisa menekan tombol emergency dan kabari ayah terus, ya? Sekali lagi ayah minta maaf.]
Setelah menekan tombol send, Jaehyun meletakkan ponsel di meja. Laki-laki urung pergi ke rumah sakit lantaran hujan yang turun begitu deras disertai dengan angin kencang, memaksakan diri untuk berkendara pada saat seperti ini tentu saja bisa membahayakan dirinya. Ia menanggalkan kembali jaket yang sudah ia kenakan kemudian berjalan ke ruang tamu untuk mengunci pintu depan. Hari ini terpaksa ia tidur di rumah dan membiarkan Jeno tidur sendiri di rumah sakit.
Jaehyun menyipitkan mata saat melihat sosok gadis dari balik jendela, apa yang dilakukan gadis itu malam-malam begini di tengah hujan, pikirnya. Tak berpikir panjang ia mengambil payung dan berjalan keluar untuk menghampiri gadis asing itu.
"Nona, apa yang sedang kau lakukan disini?"
Gadis itu terpekik kaget, kemudian berbalik badan. Sepersekian detik Jaehyun merasa waktu berhenti berputar. Kedua bola mata membulat sempurna, mendapati gadis itu memiliki fitur wajah mirip seseorang yang sangat ia kenal. Bagaimana mungkin?
Jaehyun mengamati wajahnya lekat-lekat, seluruh fitur wajah gadis itu benar-benar mirip dengannya. Apakah ini masuk akal?
Detik berikutnya Jaehyun mendapati bibir gadis itu semakin membiru kuliatnya terlihat pucat. Lalu Jaehyun beralih memandangi sekujur tubuhnya yang sudah basah sebab tetesan air hujan, belum lagi gadis itu hanya mengenakan baju berbahan tipis yang tak mampu untuk menghalau hawa dingin menyentuh kulitnya.
"Kau..."
"Maaf paman, saya menumpang berteduh sebentar sampai hujan reda."
Bahkan suaranya, terdengar mirip dengannya.
Mengesampingkan keterkejutannya, Jaehyun menawarinya masuk ke dalam rumah. "Kalau begitu masuklah."
Gadis itu sedikit tersenyum, "disini saja sudah cukup, paman." Tolaknya dengan ramah.
"Kau bisa sakit jika diluar terlalu lama, belum lagi bajumu sudah basah kuyub." Jaehyun menatap langit sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya. "Sepertinya akan butuh waktu sampai hujan reda, lebih baik kau masuk ke rumah dan menunggu hujan reda di dalam daripada disini nona."
"Tapi paman... Nanti merepotkan anda."
Jaehyun menggeleng, "tidak sama sekali."
Akhirnya gadis itu pun setuju, Jaehyun memayunginya dan membawa gadis itu masuk ke dalam rumah. Jaaehyun mempersilakan gadis itu duduk di ruang tamu sementara ia mengambil handuk dan membuatkan minuman hangat untuknya.
Sembari menunggu tuan rumah kembali, gadis itu mengamati lekat-lekat rumah itu. Tak begitu besar namun terasa hangat dan nyaman. Gadis itu bisa melihat beberapa foto terpasang di dinding, ada satu foto yang berhasil menarik perhatiannya yaitu sebuah foto dimana didalamnya terdapat potret paman tadi bersama dengan seorang anak laki-laki. Melihatnya membuat gadis itu menyunggingkan senyum.
Kemudian di ujung ruangan terdapat etalase berukurngan sedang, beberapa piagam penghargaan terpasang disana lengkap dengan deretan medali. Gadis itu tak bisa melihat dengan jelas medali apa saja yang ada disana, namun ia yakin jika itu adalah medali milik anak laki-laki paman tersebut.
"Pakailah ini untuk mengerinkan rambutmu." Jaehyun datang dengan membawa sebuah handuk dan segelas cokelat panas.
"Terimakasih paman."
Jaehyun beralih kemudian menyodorkan celana training dan kaos pendek. "Pakailah ini, agar kau tak sakit. Ini pakaian anakku, semoga tak kebesaran di tubuhmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dad, I'm Dying | JENO ✓
Fanfiction[ANGST] [SICK] [JENO] [JAEHYUN] Ini bukanlah sesuatu hal yang istimewa, ini hanyalah sebuah catatan seorang remaja bernama Jung Jeno yang di pilih oleh sebuah penyakit aneh. *** #1 sadending 06072022 #7 jeno 20092022 bahasa | semi baku Pict. Cr. Pin...