Fajar dan Gina memasuki cafe, baru beberapa langkah mereka masuk, mata para pengunjung langsung melihat ke arah mereka, yah mereka terlihat mencolok karna masih menggunakan baju sekolah.
Pas! Mereka terlihat seperti adik kakak, karna terlihat jelas dari baju sekolah mereka yang berbeda. Gina menggunakan seragam putih~abu-abu sedangkan Fajar putih-biru. Pengunjung cafe sangat kagum dengan Fajar dan Gina karna terlihat sangat akur, karna jarang sekali adik kakak akur.
Fajar segera memanggil pelayan cafe dan memesan makanan kesukaannya. Tak perlu mikir panjang, Fajar selalu memesan makanan yang sama.
"Kak, Fajar pesen kayak biasa yah," ucap Fajar pada seorang wanita yang memegang secarik kertas kecil untuk mencatat pesanan.
"Iya Den, ini temennya mau pesen apa Den?"
"Kak Gina mau pesen apa?" tanya Fajar pada Gina.
"Gina pengen burger, tapi gak pake daging, maunya pake sosis," seru Gina.
Fajar terlihat sedikit kaget dengan pesanan Gina, apa benar Gina sangat menyukai sosis sepertinya?
"Minumannya apa?" tanya pelayana lagi.
"Es Coklat," jawab Fajar dan Gina berbarengan.
"Es coklatnya dua yah?"
"Iya."
Setelah pelayan pergi keadaan menjadi sedikit canggung, tak ada yang mau membuka suara duluan, mereka terlihat sangat malu. Finish! Fajar mengalah ia harus mengatakan sesuatu agar keadaan tidak se canggung ini. Sungguh rasanya sangat-sangat tidak nyaman.
"Kak Gina juga suka sosis sama coklat?" tanya Fajar mengapa kesukaannya juga menjadi kesukaan Gina.
"Dukung sih engga, tapi karna tau Fajar suka Sosis sama Coklat Gina jadi ikutan suka, hehe." jawab Hina cengegesan.
Memang benar saat mengetahui Fajar sangat bucin dengan Coklat dan Sosis Gina langsung ikut menyukai kedua makanan tersebut. Sebisa mungkin Gina akan menyukai apa yang di sukai oleh Fajar.
"Tadi Fajar pesen apaan?"
"Pizza sosis," jawab Fajar singkat.
"Btw, Mbaknya kok manggil Fajar, Den sih?"
"Kepo deh!" jawab Fajar cuek. Sepertinya ia tidak ingin mengatakan sesuatu kepada Gina.
Sesungguhnya, cafe yang didatangi oleh kedua makhluk tersebut adalah milik Tolik ayah Fajar. Dan semua pelayan cafe sudah mengetahui jika Fajar adalah anak pemilik cafe. Jadi Fajar maupun Fajri bisa luluasa makan dengan gratis.
Hening, yah keheningan terjadi lagi diantara mereka. Mereka terlalu canggung sekarang untuk bertanya-tanya. Gina merogoh saku rok sekolahnya, mengambil benda pipih yang bernama handphone, ia membuka item camera di hpnya dan mengarahkannya ke arah Fajar.
"Kak, mau ngapain?" tanya Fajar bingung.
"Buat boomerang yuk," ajak Gina. Ia mulai meninggikan tangannya agar handphone bisa mencakup wajahnya dan wajah Fajar.
"Satu, dua, tiga!" ucap Gina mulai menekan tombol.
Gina pun melihat hasilnya, ia tersenyum akhirnya berhasil mengambil gambar dengan crush-nya itu. Dividio Fajar sedikit menaikan ujung bibirnya ingin tersenyum. Sanggar jarang seorang Fajar foto tersenyum, ia juga terkenal anti kamera, sehingga bayak siswa-siswi yang memfotonya diam-diam.
"Bagus gak?" tanya Fajar.
"Bagus, bagus kok ini," jawab Gina sangat senang.
"Coba sini liat!" ucap Fajar menarik paksa HP Gina.
Sungguh Gina menjadi was-was, ia takut Fajar akan menghapus vidio boomerang tersebut, padahal Gina sangat ingin menyimpannya. Dan yah, pikiran Gina teryata salah besar, Fajar sama sekali tidak menghapus vidio tersebut melainkan membuka whatsapp dan memasukan vidio mereka ke status.
Jangan sampai Gina tau hal ini, ia bisa terkena serangan jantung. Gina sungguh tidak bisa berfikir jernih, ia juga tidak ada niatan sedikitpun untuk memasukkan boomerang tersebut ke story karna takut Fajar marah
Tapi apa? Fajar sendirilah yang memasukan ke story whatsapp milik Gina. Tidak disangka bukan?"Fajar ngapain?" tanya Gina, ia masih takut Fajar menghapus boomerangnya.
"Gapapa, cuman liat doang."
Ucap Fajar mengembalikan HP milik Gina. Disini Gina langsung melihat vidionya, dan teryata masih ada, ia pun jadi bernafas lega. Tapi sungguh ia tidak tau jika Fajar memasukan vidio tersebut sebagai story.
***
Makan siang selesai, Fajar mengantarkan pulang Gina dengan pak supir lagi. Hari yang membahagiakan bagi Gina, sungguh ia tidak menyangka ini akan terjadi. Tapi kanapa Fajar begitu? Sungguh ini bukan sifat dia. Tapi sudahlah Gina merasa sangat bahagia saat ini.
Ia berjalan naik ke atas kamarnya, membanting tubuhnya ke kasur yang empuk, lalu tersenyum mengingat hal tadi. Rasa cintanya ke Fajar menjadi lebih besar. Gina jadi senyum-senyum sendiri sendiri orang yang sedang keasmaran.
'Ting!'
'Ting!'
'Ting!'
Hp Gina terus berbunyi, bayak sekali DM-DM yang masuk entah dari mana, Gina jadi bingung sendiri.
"Gangguin orang halu aja!" kesal Gina membuka hpnya.
Viot! (Kang makan)
Aseeekkk PDKT!!!Wiiyong!
Akhirnya deket juga, awas lu jangan gila lagi!!Gabus kuning!
PHO! Kasihan cuman pelampiasan!
Bekas gue jangan sok keras!Rifki Babi!
Astaga Fajar kena pelet!Andi playboy
Cees gue kena apa tuh!____
Dan yah, masih banyak lagi pesan-pesan yang dikirim ke Gina, jujur Gina bingung sendiri apa yang terjadi, kenapa mereka mengirim pesan tersebut. Apakah mereka tau apa yang ia lakukan tadi dengan Fajar. Gina sungguh-sungguh bingung, dan mulai membuka satu persatu pesan dan yah akhirnya ia tau, teryata pesan tersebut dikirim untuk membalas statusnya.
Dan berapa kagetnya ia, melihat statusnya sendiri, kenapa bisa boomerang ia dan Fajar ada disana, Gina ingat betul ia sama sekali tidak ada memasukannya. Akhirnya ia menemukan jawabannya, teryata Fajar lah yang memasukannya tadi.
Ooh, sungguh Gina jingkrak-jikrak, tidak jelas, ia sangat senang, sangat-sangat senang, sangking senangnya, ia sampai joget-jeget bak orang stress.
"Huaaaa!! Meleyot ya Allah!"
"Fajar! Tanggung jawab lo gue baper!"
"Sumpah gak ngotak!"
"Seneng bat anjir!"
"Aaaaa!! Baper! Baper! Baper!"
"Gue pelet juga lu Fajar!!"
"Skskaks! Allahuakbar baper banget ya Allah! Aahh Meningggoyy!" lebay Gina berdrama dengan dirinya sendiri.
"Aaahhh! Gak sabar pengen sekolah besok, sksksk!"
___
Kak Gina lebay banget gak sih? 🤣
Gina : Diem lu Thor! Jangan sampe gue santet!
Author : Yaelah, baperan lu!
KAMU SEDANG MEMBACA
SMP (Sebatas Menghargai Perasaan)
Teen FictionWhen, gadis SMA menyukai siswa, yang masih duduk di bangku SMP. "Ngerayain hari valentine itu bukan budaya kita, budaya kita itu suka sama orang yang gak bisa di gapai!"