Part 16 : Wow!!

133 30 2
                                    

"Maksudnya gimana, Nur?" tanya Gina tidak sabaran.

"Gini Kak, jadi sebenarnya Bang Fajar itu sering ngobrol sama Kak Aisyah," jawab Nur masih santai, dan tidak tau Gina dalam ambang kepantikan.

"Aisyah?"

"Itu loh Kak, dia orang paling cantik di kampung sama sekolah, Bang Fauzan juga suka sama dia," jelas Nur.

Deg!
Ada yang aneh dengan tubuh Gina, ia merasakan kekhawatiran dalam hatinya, takut Fajar menyukai seseorang perempuan yang bernama Aisyah itu. Sungguh Gina jadi ingin melihat gimana paras Dina.

"Hmm, Kak Aisyah itu kelas berapa?" tanya Gina.

"Kalo gak salah Kak Aisyah masih kelas dua SMP, Kak."

"Biasanya mereka ngobrol di mana, Nur?"

"Biasanya sih, di jembatan itu Kak, yang ada air terjunnya, nah disitu biasanya kan Bang Fajar kalo pulang lewat situ, abis itu jumpa deh sama Kak Aisyah, terus mereka ngobrol sambil ketawa-ketawa gitu, sampe Bang Fauzan kesel sama Bang Fajar, dia bilang Bang Fajar nikung gitu," jelas Nur yang sedikit agak Njelimet, ia masih terlalu kecil untuk berbicara cepat dan jelas.

Terbakar, sepertinya ada yang terbakar mendengarkan gadis kecil tersebut bercerita. Gina sungguh terbakar dengan cerita Nur. Ini salahnya karna ia tidak mengikuti Fajar sampai rumah. Gina menyalahkan dirinya sendiri karna memilih jalan pulang yang berlawanan dengan Fajar.

"Kak, menurut Nur, kayaknya Bang Fajar suka deh sama Kak Aisyah," ucap Nur yang mengeluarkan pendapatnya.

"Kayaknya gak mungkin deh Nur, soalnya kalo ngobrol sambil ketawa gitu, Bang Fajar juga sering," ucap Gina mencoba melawan rasa cemburunya.

"Loh, bukannya tadi kakak bilang Bang Fajar itu kalo di sekolah kebanyakan diem? Kok tiba-tiba jadi ceria?" tanya Nur dengan wajah herannya.

Gina diam memikirkan balasan apa yang cocok untuk menjawab pertanyaan Nur. Gadis kelas tiga SD tersebut teryata cukup pintar, Gina sungguh tercengang dibuatnya. Mengertilah Gina berbohong hanya untuk menutupi rasa cemburu yang sangat besar ini.

"Yah, gimana yah maksudnya kakak, Fajar juga pernah kayak gitu di sekolah, memang jarang sih, tapi pernah gitu, lagian temen cewe Fajar banyak kok cantik-cantik lagi, putih, bersih, kaya, rumahnya besar, uangnya banyak, suka travelling," ucap Gina, sepertinya ia sedang meremehkan gadis kampung seperti Aisyah.

"Oh, gitu yah Kak, Nur lupa Kak Gina sama Bang Fajar kan dari kota, pasti pasti banyak yang lebih cantik dari Kak Aisyah."

"Nah iya, itu maksud Kakak."

Gina kembali melirik Fajar, entah kenapa ia menjadi marah kepada Fajar karna telah ngobrol dengan gadis yang bernama Aisyah tersebut. Entahlah Gina seperti marah kepada pacarnya yang ketawan selingkuh, padahal Fajar bukanlah siapa-siapanya.

"Awas lu Fajar, entar pulang dari sini gue ikutin!" ucap Gina dalam hatinya.

***

Latihan bola sudah selesai, seperti biasa Gina dapat pemandangan yang tidak semua perempuan bisa dapatkan. Yaitu melihat Fajar dengan baju basahnya yang membuat bentuk tubuhnya terlihat.

Bajunya basah kuyup, karna banjiran kringat, hingga terjiplak bentuk tubuh Fajar yang sangat disukai Gina. Ketahuilah walaupun Fajar masih SMP tapi ia sudah memiliki postur tubuh yang sangat indah. Otot? Roti sobek? Jangan tanyakan, diusianya yang tergolong muda Fajar sudah memilikinya, dan Gina berhasil melihat itu saat selesai latihan.

"Huaaa! Astaga akhirnya gue cuci mata!" teriak Gina heboh sendiri.

Sejak dulu Fajar memang mengidamkan postur tubuh yang indah, oleh sebab itu Fajar selalu olahraga dengan teratur dan makan, makanan bergizi. Mulai dari lari pagi, push-up, angkat beban, Shit-up, dan olahraga lainnya. Dan kini Fajar berhasil meraih tubuh yang diinginkannya.

Bukan mudah meraih itu semua diusianya yang masih belia, namun Fajar sudah betekad, sambil melatih kekebalan tubuhnya agar tidak gampang capek saat bermain bola.

"Tuhan! Jadikanlah dia jodohku, Astaga!" Gina kembali berteriak heboh sendiri.

"Andai kisah gue sama Fajar kaya di film-film dijodohin gitu, di comblangin kek! Lah gue gak ada dukung! Kesel bat deh!"

"AAAAA!! Gue pengen nikah mah Fajar! Ck! Dah lah! Gue masih kecil anjir!" ucap Gina mengoceh tidak jelas.

Setelah ngoceh, Gina masih memantau gerak-gerik Fajar. Sepertinya Fajar akan segera meninggalkan tanah lapang dan segera pulang. Biasnya Gina juga pulang dengan jalur yang berbeda, tapi setelah mendengar cerita Nur, Gina akan mengikuti jalan Fajar, dan memastikan apa benar mereka sering bertemu.

Mengikuti Fajar, bukanlah hal mudah, sekali saja Fajar melihat kebelakang Gina pasti sudah ketawan, oleh sebab itu untuk mencari aman, Gina menggunakan Topi serta masker.

Jalan awal Fajar masih berjalan menuju jalan raja besar dan mencari taxi, kini ia masih melewati gang kecil dan hanya muat satu motor saja. Jalan kedua melewati jembatan, yah disinilah tempat yang dimaksud Nur tadi.
Gina masih memantau Fajar dalam jarak yang jauh, ia tidak ingin Fajar sampai tau jika ia dari tadi mengikutinya.

"Ck! Fajar ngapain sih di situ aja, bukannya jalan!" omel Gina yang tentunya tidak akan di dengar oleh Fajar.

Yah, tepat di tengah jembatan Fajar berhenti melirik ke air sungai lama, bahkan sampai melamun. Jembatan tersebut berada di atas sungai dengan jarak yang cukup jauh, jembatan gantung tersebut hanya bisa di lewati oleh satu motor saja, jika ada motor dari arah lain, salah satu dari mereka harus mundur dulu dan bergantian untuk melewatinya.

Jembatan gantung, sudah pasti tergantung, dan sangat mudah bergoyang-goyong, tapi semua terbuat dari besi yang sangat kuat hingga tidak perlu takut untuk jatuh.

"Duh! Fajar nungguin siapa sih!" omel Gina lagi tidak sabaran.

"Haduh! Janga-jangan yang dibilang Nur bener lagi! Aduh gak mungkin gak mungkin!"

"Masa Fajar mau sih sama anak kampung! Gue yang cantik speck bidadari gini aja di tolak!" gerutu Gina memuji dirinya sendiri.

"Awas aja ya kalo sampe bener Fajar nungguin cewe! Gue lab ...."

Ucap Gina yang kata-katanya berhenti setelah melihat siap yang datang menghampiri Fajar. Matanya seketika melebar, tidak percaya, Fajar benar-benar menunggu seorang gadis. Gadis kecil seusianya mungkin hanya tua Fajar setahun.

Siapa yah kira-kira🙆
Cantikan Gina atau Aisyah-nya🙊

SMP (Sebatas Menghargai Perasaan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang