"Bang, gue dan bujuk Papah, buat tes DNA, tapi papah gak mau," keluh Fajri.
"Udah Abang duga," jawab Fajar singkat.
"Terus gimana dong?" tanya Fajri lagi.
"Bujuk lagi dong, lo kan anak kesayangan, bilang aja lo gak akan dapet nilai bagus kalo Papah gak mau tes DNA."
Akhirnya, Fajri putuskan untuk membujuk Papahnya. Agar mau melakukan tes DNA. Ia sangat-sangat ingin membuktikan bawa ia adalah anak Papahnya bukan Pak Tio.
"Buat apa sih, Jri?" tanya Tolik melihat anaknya yang dari semalam merengek, hanya untuk mengajaknya tes DNA.
"Ini tugas sekolah, Pah, papah mau Fajri dapet nilai jelek!?"
"Papah sibuk, Jri, mana bisa," lirih Tolik pada anak kesayangannya itu.
"Ayo, pah sebentar aja, bareng sama Fajri sebelum berangkat sekolah, cuman di suntik bentar udah kok, nanti Fajri yang nunggu hasilnya," bujuk Fajri dengan mata yang berbinar.
"Gak keburu, Jri, Papah harus ke kantor."
"Terserah Papah!" ketus Fajri, sudah benar-benar bingung ingin membujuk Papahnya dengan apa.
Sedangkan Tolik yang mendengar jawab Fajri yang terakhir, merasa bersalah. Dan akhirnya mengiyakan permintaan anaknya.
"Pah, bareng Bang, Fajar juga yah?" tanya Fajri, dan Tolik hanya mengiyakan saja.
Di tengah perjalanan, suara panggilan telepon berbunyi, itu adalah HP Tolik. Tadinya Tolik menyangka jika ia akan di marahi karna telat meeting, dan ternyata meetingnya ditunda yang membuat Tolik memiliki banyak waktu pagi ini.
Mereka bertiga mulai memasuki, rumah sakit untuk melakukan tes DNA, sebelumnya Fajri sudah membisikkan kepada Tolik agar tidak memberitahu Lina jika mereka akan melakukan tes DNA. Fajri takut Memanya akan marah.
Tapi tanpa mereka sadari Lina mengikuti mereka. Lina sedikit terkejut teryata anaknya pintar dalam melakukan suatu hal. Tapi sayang teryata Lina lebih pintar.Entah ilmu apa yang Lina miliki, hingga semua rahasia anaknya ia ketahui karna sebenarnya dari semalam Lina sudah menguping obrolan anaknya saat di kamar, yang membicarakan, ingin mengetahui siapa ayah mereka sebenarnya.
Lina tidak akan mencegah perbuatan anaknya ini. Biarkan saja Fajar dan Fajri melakukan tes DNA. Karna sebenarnya ia juga tidak tau anak kembarnya itu anak siapa. Aneh bukan?
Setelah menunggu beberapa menit untuk hasilnya, akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba juga.
"Untuk Pak Tolik, silahkan duduk sebentar, saya ingin mengatakan sesuatu mengenai hasil tes DNA ini. Jujur kami menemukan kejanggalan," terang sangat dokter membuat Tolik penasaran apa kejanggalanya?
Tidak hanya Tolik Fajar, dan Fajri serta Lina yang ikut menguping, juga penasaran. Ada apa dengan hasil tes DNA-nya.
"Ganjal gimana, Dok, mereka berdua kan emang anak saya, gak perlu di ragukan lagi, saya tes DNA juga cuman karna tugas sekolah anak-anak," jelas Tolik yang terlihat tidak sabaran.
"Maaf, Pak hasilnya NEGATIF/POSITIF," ucap dokter tersebut.
"Hah, maksudnya gimana dok?" tanya Tolik kebingungan.
"Setelah melakukan tes DNA, teryata anak kembar bapak memiliki DNA yang berbeda, yang artinya dari kedua anak kembar bapak salah satunya bukan anak bapak," jelas dokter.
"Hah?" ucap ketiganya sekompak, mereka sangat kaget dengan apa yang dikatakan dokter.
"Bagaimana bisa itu terjadi sedangkan jelas-jelas Fajar dan Fajri adalah anak kembar, dan otomatis mereka juga pasti satu ayah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SMP (Sebatas Menghargai Perasaan)
JugendliteraturWhen, gadis SMA menyukai siswa, yang masih duduk di bangku SMP. "Ngerayain hari valentine itu bukan budaya kita, budaya kita itu suka sama orang yang gak bisa di gapai!"