Part 4 : Kesal banget!

257 56 1
                                    

Huffh
Gina menghela nafas, berusaha menetralkan emosinya melihat Fajar yang pagi ini sudah tertawa bersama Keny sang gebetan.
Gina mati-matian menahan rasa cemburunya dan berusaha untuk tetap tegar.

Dan, yah satu sekolah sedang mengolok-olok Gina, menertawakannya, dan mengosipinya karna kabar bahwa Fajar memiliki gebetan sudah menyebar. Biasalah namanya juga orang populer.

"Kasihan, deh udah gak diperduliin!"

"Lagian mana mau Fajar yang masih muda sama yang udah tua!"

"Cantik sih tapi sayang kek nanas, manis tapi gatel!"

Baru memasuki area sekolah tapi gosip-gosip tidak enak mulai terdengar. Bukan adik kelas, seangkatan atau apa, tapi kakak kelas lah yang ucapannya sangat pedas. Untung saja mereka kakak kelas jika saja mereka adik kelas atau seangkatan sudah dipastikan tangan Gina akan mendarat di pipi mulus mereka.

Bukanya tidak berani dengan kakak kelas tapi, Gina juga tau sopan santun, apalagi jika sudah berurusan dengan kakak kelas sudah pasti masalah tidak akan kelar begitu saja.

"Awas aja kalian, gue bakal buktiin kalo gue bisa dapetin Fajar," geram Gina dalam hati.

"Ginol lo kenapa, kok mukanya ditekuk lagi sih?" tanya Via yang tiba-tiba nongol dari belakang.

"Tuh, gara-gara kakak kelas yang mulutnya kayak bon cabe! Kalo ngomong asal jiplak aja! Gak mikir perasaan orang! Najis gue!" jawab Gina dengan emosi yang meluap-luap. Bayangkan siapa yang tidak marah jika digosipin yang tidak-tidak oleh orang.

"Kakel yang mana?" sahut Dewi ikut nimbrung.

"Itu tuh si Monic sama antek-anteknya!" jawab Gina masih kesal.

"Dih, manggilnya Monic aja gitu, gak ada kak-nya?"

"Najis manggil dia kak! Gue kalo katanya udah benci gak bisa kalem! Tdi juga mau gue tabok tuh mulutnya tapi masih bisa gue tahan, taulah satu sekolah ini pada gosipin gue."

"Kalem bos... Kalem," sahut Via mengelus-ngelus pundak Gina karna dilihat dari wajahnya ia begitu emosi.

"Emang mereka ngomongin apa soal lo?" tanya Dewi kepo apa ucapan apa yang dilontarkan Monic dan antek-anteknya.

"Banyak! Yang ngomongin gue nanas lah, gue murahanlah, gue ketuaan sama Fajar lah, dan banyak lagi tapi gue gak terlalu denger karna gue pake headset."

"Yaudah buktiin kalo lo mampu dapetin Fajar!" jawab Via bersemangat saat mengucapkanya.

"Pasti! Gue harus berjuang!"

"Ingat, tidak ada perjuangan yang menghianati hasil!" semangat Dewi seperti Via.

"Semangat!" jawab Gina lagi.

***

"Lo, gimana sama kakel itu?" tanya
Keny pada Fajar yang ada disampingnya.

"Kak Gina?"

"Iya iyalah, jadi siapa lagi? Toh kakel yang deketin lo cuman dia."

"Eemm, ya gitu dia masih ngejar-ngejar gue," jawab Fajar cuek. malas jika sudah membahas Gina.

"Kok dia gak malu yah? Kan kabar bahwa kita deket udah nyebar, tapi dia masih deketin lo."

"Tau," jawab Fajar menaikan lu pundaknya acuh.

"Ck, jawaban lo gak memuaskan."

"Ya jadi...?"

"FAJARRR!" teriak Gina yang baru saja datang dan sudah menyerobot tempat duduk yang berada di tengah-tengah Fajar dan Keny.

SMP (Sebatas Menghargai Perasaan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang