Part 39 : 😗😗

141 24 1
                                    

Bagi tiba, sudah dari semalam Fajar menyiapkan koper, untuk dibawanya ke rumah Kakek neneknya. Karna Fajri tidak jadi ikut, otomatis, Tolik tidak akan membantu Fajar untuk sekedar menyiapkan kendaraan. Oleh sebab itu, semalam Fajar menelpon kakeknya untuk mengantarkan orang suruhan agar menemani perjalanan Fajar.

Karna sudah tidak sabar ingin segera berjumpa kakek neneknya, Fajar meminta untuk naik pesawat saja. Ini adalah momen pertama kali Fajar naik pesawat. Bukan karna tidak mampu, tapi Fajar yang takut untuk naik pesawat, dan kali ini ia beranikan diri, agar cepat sampai tujuan.

Ditemani dengan asistennya yang dikirim Kakeknya, Fajar tidak perlu takut, ia hanya tinggal duduk manis, tidur, bermain ponsel, dan lain-lain. Dua jam perjalanan, menaiki pesawat, kini pesawat akan segera mendarat di bandara Kualanamu, Sumatra Utara Medan. Setelah turun dari pesawat, Fajar di bawa oleh asistennya menaiki mobil yang sudah dipersiapkan untuk menjemputnya, ke rumah neneknya.

Setelah menaiki mobil beberapa menit, Fajar telah sampai di rumah sederhana milik kakek neneknya. Ups, jangan salah, walaupun rumahnya jauh lebih kecil dari rumah Fajar, tapi kenyamanan rumah tersebut lebih besar sepuluh kali lipatnya di banding rumah Fajar yang di jakarta.

"Nenek!!"

"Kakek!!"

Fajar berlari heboh, memeluk kedua orang tua yang, tengah menunggu kedatangannya di depan pintu.

"Cucu nenek, tampan besar yah sekarang, nenek kangen banget sama Fajar," ucap sang nenek di pelukan cucunya itu.

Fajar benar-benar di sambut baik, di rumah neneknya, dilayani bakal pangeran. Karna rumah neneknya penuh dengan pembantu dan padat akan sumber makanannya yang melimpah.

"Nek, tau gak?" ucap Fajar mukai bercerita.

"Kenapa, Jar?"

Fajar lun segera mengeluarkan kertas hasil DNA miliknya dengan Tio, serta milik Fajri dan Tolik juga Fajar bawa.

"Teryata, Fajar bukan anak Papah, Nek," terang Fajar denger raut wajah yang susah di artikan.

"Ah, kamu jangan mengada-ada Jar, kalo bukan anak Tolik, anak siapa?" kaget sang nenek.

"Dulu Mamah, sebelum nikah sama apalah sempat berhubungan sama pacarnya, terus selang beberapa minggu Mamah nikah sama Papah, alhasil Mamah punya anak kembar beda ayah, gitu kata dokter, Nek," jelas Fajar sedih karna keingat bahwa dia nak haram.

"Emang bisa gitu, Jar" tanya Nenek kurang percaya.

"Dokter bilang bisa, Nek."

"Berarti kamu anak Tio?" tanya nenek pada Fajar. Sedangkan Fajar membulatkan matanya, karna sang nenek tau siapa Tio itu.

"Nenek kenal sama Pak Tio?"

"Nenek tau, dulu, Nenek sama Kakek gak ngerestuin hubungan Mama kamu, karna Tio harus pergi keluar negri untuk main bola. karna kakek gak yakin Tio akan kembali, Mamamu di jodohkan sama Tolik, nenek gak tau, kalo Mamahmu sempat berhubungan sama Tio," jelas Nenek penuh dengan rasa syok.

"Berarti emang bener, dulu Mamah suka bola sepak?"

"Bener, dan semenjak nikah sama Tolik Mamah kamu jadi benci bola, karna kalo liat bola, Mama akan teringat masa lalunya. Dan itu yang buat dia trauma."

"Pantes, Mamah benci sama Fajar."

"Kamu tau dari mana semua cerita ini?" tanya Nenek penasaran.

"Fajar gak sengaja jumpa sama Pak Tio, Nek. Fajar belum bisa nerima dia sebagai ayah Fajar makanya Fajar kabur kesini."

"Ya, udah kamu disini aja."

SMP (Sebatas Menghargai Perasaan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang