Part 10 : sedikit care

294 39 2
                                    

"Ayo dong, Fajar jangan gini kasihan Gina," mohon Via tapi tidak menjelaskan apa maksudnya dan hanya berbicara tolong, tolong, tolong.

"Gak mau!" ketus Fajar cepat tanpa pikir panjang.

"Fajar, iih tolongin Gina! Kasihan dia lo ghosting!" ucap Dewi juga mengomeli Fajar.

"Dih, Sejak kapan Fajar ghosting Kak Gina? Fajar tuh gak pernah ngasih harapan ke Kak Gina, tapi Kak Gina yang terus berharap!" mantap Fajar dengan gaya coolnya.

Via dan Dewi terus mendesak Fajar agar menemui Gina sekali saja. Tapi tampaknya Fajar sangat-sangat tidak ingin dekat dengan Gina. Terlihat wajah Via sangat takut jika Gina bener-bener gila. Dengan segenap kemampuannya ia terus membujuk Fajar di bantu Dewi yang juga sama khawatirnya dengan Gina.

"Tolong dong Fajar, sekali aja ajak dia jalan, nonton kek, mabar kek, traktir kek, atau apalah yang penting temuin dia," mohon Via lagi.

"Iya Fajar, kali ini aja deh, bantu Gina, kasihan dia," serah Dewi yang tidak sabar menunggu jawaban Fajar.

"Fajar gak mau, Kak! Kok dipaksa, sih? Lagian cowok di sini bukan Fajar doang, suruh cowo lain lah."

"Masalahnya dia maunya sama lo Fajarrr!" geram Dewi yang lama-lama geram melihat Fajar.

"Ayolah Fajar, lo itu sangat berarti bagi Gina, pokoknya lo harus dateng! Wajib bangett! Pliss," mohon Via tidak putus asa membujuk Fajar.

"Emang kalo Fajar gak kesana, Kak Gina kenapa?"

"Gina bakal gila, Fajarrr!! Dan sekarang dia berada di antara pintu gila dan waras, dari tadi dia bengong melulu sambil senyum-senyum gimana gitu. Kakak takut dia gila beneran!" jelas Via panjang lebar agar Fajar ber-simpati menemui Gina.

"Urusanya sama Fajar apa?"
tanya Fajar yang tingkat kepekaan-nya kurang.

"Astoge!!" jerit Dewi yang tidak mengerti dengan jalan pikiran bocah SMP di sampingnya.

"Gini yah, Fajar ganteng, Kak Via kasih tau, jadi Gina itu hampir gila gara-gara lo sama Keny pacaran di depan dia dan itu menyakiti hati Gina. Jadi karna lo penyebab Gina stress jadi lo juga obatnya gitu, paham gak? Perlu kakak jelasin lagi?" jelas Via yang mencoba sabar dengan sifat Fajar yang masih ada keanak-anakanya.

"Heemm," respon Fajar singkat, bahkan sangat singkat membuat Via geram.

"Oke, karna lo udah tau keadaannya jadi Kakak mohon temuin Gina biar dia gak gila, tolong baget!" mohon Via dengan mata berbinar agar Fajar mengiyakan permohonannya.

Fajar tanpak berfikir sejenak. Mengetuk-ketuk dagunya ala-ala orang jenius yang sedang berfikir. Sedangkan Dewi dan Via kringat dingin menunggu jawaban Fajar.
Fajar masih berfikir, antara iya dan tidak sungguh Fajar tidak bisa melontarkan satu kata tersebut.

"Finish, Fajar ngalah, deh. Tapi sekali ini aja ya, Kak?"

"Eeh, tapi gimana sama Keny? Entar dia marah lagi kalo lo deket-deket sama Gina?" ucap Dewi mencegah satu langka mereka dan membuat bereka bertiga berhenti bersamaan.

"Ooh, Keny biarin aja lah, Fajar gak peduli! Kak next time jangan sebut nama dia," pinta Fajar seperti tidak suka dengan Keny.

"Eeehh, gue tau sesuatu nih, pasti kalian brantem 'kan? Btw udah putus belum?" tanya Via yang jiwa keponya sudah keluar.

"Udah," jawab Fajar singkat, padat, dan jelas. Lalu pergi melangkah ke tujuan awal mendatangi Gina agar cewe tersebut tidak gila.

Dewi dan Via melihat punggung Fajar yang semakin menjauh lalu mereka saling menatap dengan raut yang susah diartikan. Pastinya dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya atas perkataan Fajar. Bagaimana bisa ia bisa putus dengan Keny, padahal baru beberapa hari mereka pacaran dan itu terlihat baik-baik saja.

SMP (Sebatas Menghargai Perasaan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang