Part 34 : Tio??

99 25 2
                                    

Tio mulai mengajari Fajar, tahap demi tahap. Semakin kesini Tio semakin percaya, bahwa Fajar memiliki kemampuan bermain bola yang luar biasa. Disitu juga Tio banyak menemukan banyak persamaan antara dia dan Fajar. Tio juga benar-benar tertarik dengan Fajar, iya sangat yakin, bahwa suatu hari nanti Fajar bisa menjadi pemain sepak bola pertama yang terkenal di mancanegara.

Di tengah-tengah latihan Tio, sedikit demi sedikit bertanya tentang kehidupan Fajar, mulai dari Fajar yang bisa sampai sini hanya untuk bermain bola, sampai ke hal-hal pribadi Fajar.

"Kenapa orang tua kamu gak ngebolehin kamu main bola? Apa karna main bola nilai kamu jadi turun?" tanya Tio sedikit berbasa-basi.

"Nilai Fajar bagus-bagus aja, Pak, emang Mama yang dari dulu gak suka bola," jelas Fajar yang duduk di samping Tio sambil memegang bola.

"Gak suka bola tanpa alasan?" tanya Tio penuh selidik.

"Gak tau, tapi kata nenek dulu Mama suka banget nonton bola pas sore-sore, bahkan sampe lupa mandi, tapi gak tau kenapa tiba-tiba gak suka banget," jelas Fajar panjang lebar, sepertinya Fajar memang butuh tempat cerita.

"Mungkin Mamamu punya trauma," jawab Tio singkat.

Fajar hanya menunduk sedih, seandainya saja orang tuanya mendukung hobinya, pasti Fajar akan semakin semangat mengejar impianya menjadi atlet.

"Kamu udah dilarang kenapa masih main?"

"Saya gak bisa, jauh-jauh dari bola, Pak," balas Fajar memandangi bola yang ada di genggamannya.

Sudut bibir Tio mengangkat naik, membentuk senyuman, saat mendengar kata-kata yang di lontarkan Fajar. Lantas Tio langsung mengusap pucuk kepala Fajar. Layaknya Ayah ke anaknya.

Deg!
Jatung Fajar tiba-tiba berdetak, saat tangan kokoh milik Tio mengusab kepalanya lembut. Ini adalah kali pertamanya untuk Fajar, lima belas tahun hidup di bumi baru kali ini Fajar merasakan kasih seorang ayah apa Tio. Meskipun ia tau Tio bukanlah siapa-siapa, tapi Fajar bisa merasakannya.

"Kamu sama seperti saya," tawa kecil Tio, mulai fokus ke satu objek, dan membayangkan mas lalunya, yang benar-benar mirip dengan Fajar.

"Dulu bapak juga kayak kamu, udah di larang main bola, tapi tetap aja main," Tio kembali memutar flashback dirinya beberapa tahun yang lalu.

"Kenapa Bapak masih main, padahal kan udah di larang?" tanya Fajar mempertanyaan, sesuatu yang ditanyakan oleh Tio tadi.

"Sama kayak kamu, bapak gak bisa jauh-jauh dari bola, satu lagi, perempuan yang bapak suka, dia suka banget sama bola, gara-gara kebanyakan nonton RonaldoWati," jelas Tio tersenyum saat bayangan masa lalu berputar begitu saja di pikirannya.

"Suka nonton Ronaldowati?" tanya Fajar penuh tanda tanya.

"Itu film jaman dulu, tentang anak perempuan yang suka main bola, plus suka banget sama Ronaldo, tau kan?" tanya Tio saat bercerita.

"Tau-tau, soalnya dia Idola Fajar juga, Pak," jawab Fajar semakin serius mendengarkan cerita Tio.

"Jadi, namanya dia itu Wati, sangking ngefansnya sama Ronaldo, dia rela botakin rambutnya, dan cuman di sisain dikit di pucuk rambutnya, percis kayak gaya rambut Ronaldo waktu itu ...."

"Oh, pantes judulnya Ronaldowati," potong Fajar di tengah-tengah cerita.

"Pokoknya kayak gitu deh ceritanya, entar nonton sendiri deh."

"Emang masih ada? Nonton di mana, Pak?" kepo Fajar sepertinya ia tertarik.

"Di hp, cari aja, masih ada kok, filmnya udah lama banget, dari jaman saya SMA sampai setua ini," terang Tio.

SMP (Sebatas Menghargai Perasaan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang