Part 3 : Ayok semangat!!

317 58 9
                                    

Hari ini, di sekolah BB Gina duduk melamun menatap lurus pemandangan di depanya. Ia tampak tidak mood, tubuhnya juga lemas, selama melamun Ia begitu tidak bersemangat hari ini padahal masih pagi bahkan belum ada satupun siswa-siswi yang datang.

Jari telunjuknya diketuk-ketuk ke bangku besi yang ia duduki. Tapi pandangannya masih kosong kedepan, wajahnya pucat bak mayat hidup, jika biasanya ia meluapkan kesedihannya dengan menangis meronta-rontak tapi tidak dengan hari ini. Rasanya ia sangat malas menangis menjerit-jerit, ia baru menyadari bahwa sedih yang sesungguhnya adalah kesedihan yang tidak bisa diungkapkan.

Kabar bahwa Fajar yang sudah memiliki gebetan membuat Gina terdiam larut dalam kesedihan. Jujur saja Gina tidak mudah percaya begitu saja saat mendengar gosip tersebut, tapi matanya telah membuktikan sendiri bahwa gosip tersebut benar adanya.

Dalam sebuah taman yang indah Gina melihat sosok pelajar SMP, sedang duduk berdua sambil memakan es krim dengan nikmat, sesekali mereka saling tertawa, tak lupa mereka berdua juga perang es krim dengan mencolek ke pipi. Tampaknya bahagia bukan? Tapi apa mereka berdua tau ada sosok yang tersakiti di balik senyuman mereka.

Sial! Kejadian tersebut selalu terngiang-ngiang dikepala Gina, tidak bisakah sekali saja pikiranya tidak mengarah ke kejadian tersebut?

"Heyo! Kakak kenapa galau ya?" tanya Andi yang datang tiba-tiba bersama Rifki.

Gina masih diam, dan masih nyaman dengan posisinya yang tadi tanpa memperdulikan kehadiran Andi dan Rifki. Melihat kedua antek-anteknya Fajar justru membuat memori kejadian tadi terngiang-ngiang begitu cepat, bahkan pikiran Gina penuh dengan Fajar yang bersama gebetannya.

"Eegghem! Kita dicuekin ya kan, An? kode Rifki mencairkan suasana yang sedikit canggung plus sepi, karna hanya ada mereka  bertiga disana.

"Kak, Gina, kakak kenapa?" tanya  Andi ragu-ragu.

"Bukan urusan kalian!" tegas Gina, ingin beranjak pergi dari bangku putih tersebut, sedikit jijik melihat Andi dan Rifki yang tidak tau kenapa bisa sok care dengannya.

"Gina kenapa ya kok dari tadi diem aja? Malah mukanya jutek lagi," gosip Rere pada teman ghibah nya.

"Lah, lo gak tau? Serius gak tau, Nih?" tanya Ratih yang jiwa gosipnya mulai keluar.

"Gak, elo sih gak ngajak gue ghibah lagi!" kesal Rere mendorong tubuh Ratih pelan.

"Ya, maaf elonya yang jarang ke kelas, jadi gue ghibah sama Lili."

"Yaudh, kasih tau tuh kenapa si Ginol jadi kayak gitu," tanya Rere antusias.

"Jelaslah dia sedih, bocil kesayangannya punya gebetan baru, awok-awok," bukan Ratih yang menjawab tapi Lili yang tiba-tiba datang dan menjawab pertanyaan Rere sambil tertawa tepatnya menertawakan Gina yang menurutnya bodoh.

"Lah, bener tuh?" tanya Rere seperti ada keraguan dan langsung melirik Ratih mencari Penjelasan lebih lanjut.

"Hu'um, si bocil punya gebetan dan membuat hati Gina tertawa, wkwkw," tawa Ratih langsung tos dengan Lili karna sependapat.

"Karma deh kayaknya, gara-gara maunya yang muda giliran kakak kelas sama seangkatan yang deketin dia kagak ada yang mau, malah milih bocil yang benci sama dia, kan oon namanya!" ucap Rere ikut sependapat dengan kedua temannya.

"Wajar lah, Fajar kan kaya,  gans, good boy, cool boy, inceran ciwi-ciwi SMP, siapa sih yang gak mau sama Fajar?" sahut Ratih.

"Yaelah, ketos kita si Agung juga gans, kaya juga, good boy juga iya, tapi kok ditolak sama Gina?" jawab Lili. Dan kini mereka mulai bergosip tentang Gina.

"Gina milih Fajar karna Fajar tuh tajir melintir kekayaan Agung mah cuman seperempat kekayaan Fajar!" desks Rere tidak setuju dengan ucapan Lili.

"Hahah, iya bisa jadi tuh."

Dibalik pintu kelas, Gina mengepalkan tangannya geram, ingin menampar mulut mereka satu persatu, agar bisa menjaga mulutnya dan tidak menilai orang dari pikiran. Untung saja Gina sedang tidak mood dan malas bicara, jadi kali ini mereka bertiga selamat. Lagi pula Gina juga tidak suka dengan keributan.

"Gin, lo gak papa? Udah omongan mereka jangan dimasukin ke hati," ucap Dewi yang sedari tadi juga mendengarkan ketiga iblis itu bergosip tentang sahabatnya.

Gina hanya diam mendengar penuturan Dewi.

"Iya Gina, bener tuh apa kata Dewi, kami percaya kok sama lo, lo orangnya gak gitu," sambung Via menepuk pundak Gina menyalurkan kekuatan.

"Lo harus buktiin kalo lo bisa dapetin Fajar, dan buat Fajar yang ngejar-ngejar lo," sahut Dewi antusias dengan semangat.

"Lo harus pepet terus si Fajar, toh mereka berdua juga belum resmi pacaran, tau kan kalo Fajar bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta?" ucap Via lagi.

"Gitu, ya?" tanya Gina mulia membuka suara dan membuat kedua sahabatnya itu sedikit tenang mendengar suara Gina yang sejak tadi diam.

"Iya emang gitu. Katanya cinta harus diperjuangkan dong."

"Tapi kata orang-orang, gue masih cinta-cinta monyet, suka sama anak SMP gimana dong?" tanya Gina yang mulai resah mengingat pertanyaannya yang memang banyak sekali  yang mengatainya cinta monyet.

"Astaga! Siap bilang itu cinta monyet? Setau gue nih ya cinta monyet itu buat bocil-bocil SD yang belum tau apa arti perjuangan cinta. Cinta monyet cuman cinta-cinta biasa yang gak ada faedahnya, sedangkan lo..." gereget Via mengeluarkan unek-unek nya.

"Sedangkan gue kenapa?" tanya Gina lagi kepo dengan kelanjutan omongan Via.

"Sedangkan lo, kisah cinta lo penuh perjuangan, kalian berdua juga udah dewasa udah Pubrestas dan Fajar tahun depan juga udah masuk SMA."

"Dah lah, intinya lo harus berjuang dapetin Fajar, jangan mau kalah sama Keny, bagi gue Keny sama lo masih cantikan lo," ucap Dewi ikut menyemangati Gina.

"Beneran nih gue harus berjuang?" tanya Gina ragu.

"Iya bener!" jawab Dewi dan Via barengan.

"Jadi gue harus bersaing sama Keny?"

"Napa lo takut?"

"Alah, Keny doank gak usah takut sama adik kelas, dia cuman menang deket sama Fajar, kalo gak ada Fajar bisa apa dia?"

"Sikat Gin!" teriak Via.

"Tapi, gue peringatin jangan pake cara kasar, labrak-labrak segala. Cukup pake cara manis aja, Diam-diam menghanyutkan gitu," pendapat Dewi sekali gus peringatan.

"Oke, gue harus semangat, harus berjuang, harus kuat liat mereka uwu-uwuan, harus, harus dan harus!" semangat Gina, dan melupakan gosipan yang sempat membuatmu down.

"SEMANGAT!" teriak mereka bertiga kompak.

"Eeh, tapi kok tumben kalian dukung gue sama Fajar biasanya, mending lo cari cowo lain aja. Fajar mulu kayak gak ada cowo lain aja," ucap Gian menirukan gaya bicara Dewi dan Via.

"Kami baru sadar kalo separuh nafas lo ada di Fajar. Dan liat gara-gara Fajar. lo diemin kita, itu juga menunjukkan berapa berartinya Fajar buat lo."

TBC

Hola...
Good morning Eperbadeh:)

Absen dulu siapa pacar Haluu kalian?
Me : Mingrui (boystory) 😆

Telat update, karna gak ada kuota:(
lama-lama gk update gpp, toh gak ada yang nungguin juga😶😗

SMP (Sebatas Menghargai Perasaan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang