Part 5

1.4K 114 3
                                        

Bugh

Rey meringis, sikunya sedikit terluka karena ia terjatuh. Rafa yang panik mencoba mengecek keadaan Rey.

"Lo gakpapa?" Tanya Rafa.

"Gak"

Rafa mengulurkan tangannya untuk membantu Rey berdiri.
"Biar gue bantu"

"Gak usah, gue bisa sendiri" kata Rey sambil menepis tangan Rafa.

Rey berdiri dan hendak melangkah. Baru kaki kanannya melangkah, namun ia terjatuh. Beruntung Rafa menahan pinggang Rey yang membuat posisi mereka sangat dekat.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memotret keduanya. Dia tersenyum senang melihat hasil karyanya.

"Apaan sih lo"

"Udah gue bilang jangan ngeyel. Sini gue bantu ke UKS" kata Rafa sambil hendak membopong Rey.

"Mau ngapain lo?"

"Bawa lo ke UKS lah"

"Gue bisa jalan sendiri"

"Gak usah banyak bacot! Mau gue bopong atau gendong di belakang. Pilih!" tawar Rafa.

"Itu bukan pilihan"

"Oke" kata Rafa sambil menggendong Rey ala bridalstyle.

Rey terkejut dengan perlakuan Rafa menggeplak keras lengan Rafa.

"Turunin gue bego!!"

"Diem atau gue lempar lo ke rawa rawa"

Rey hanya diam tak membalas ucapan Rafa. Memberontak pun percuma itu akan membuat kakinya malah lebih sakit.

Semua itu tak lepas dari pandangan dan sorakan para siswa siswi terutama para inti The Lion yang sedari tadi melongo.

Rafa membawa Rey ke UKS dan meletakkan Rey di atas tempat tidur UKS. Rafa mengambil minyak urut untuk mengobati kaki Rey dan obat merah untuk luka siku Rey.

Dirinya membuka sepatu Rey dan mengoleskan minyak ke pergelangan kaki Rey. Rafa mengurut pergelangan kaki Rey dengan sangat telaten.

"Bentar lagi juga sembuh kaki lo. Cuma keseleo biasa"

Rafa merogoh kantong celananya meraih sesuatu. Sebuah plester berwarna merah muda bergambar babi itu yang sempat ia ambil dan ia letakkan di kantong celananya.

"Tangan lo siniin" kata Rafa sambil meraih tangan Rey.

"Gue gak papa, cuma luka kecil"

"Jangan pernah ngeremehin sesuatu, hal yang lo anggap kecil bisa aja berdampak besar buat lo"

Rafa bener, gue gak bisa remehin ini semua. Gue gak tau bahaya apa yang bakal ngintai gue setelah ini. Bahkan nyawa gue bisa aja terancam,, batinnya.

Rafa menempelkan plester itu ke siku Rey yang terluka. Setelah selesai Rafa memberikan dua buah plester itu kepada Rey. Rey yang tak mengerti maksud Rafa mengangkat alisnya.

"Hah?"

"Simpen, kali aja lo nanti luka"

Rey hanya mengangguk malas.

"Babi" kata Rey sambil melihat gambar binatang yang ada di plester itu.

"Lo ngatain gue babi?" Tanya Rafa sambil mendelik ke arah Rey.

"Siapa yang ngatain lo?"

"Tadi lo bilang"

"Gue cuma lihat gambar di plester" ucap Rey. Rafa hanya mengangguk dan beroh ria. Lalu dirinya meletakkan kembali minyak urut ke kotak P3K.

Rey's Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang