Part 27

813 83 1
                                        

Happy Reading All;)

《~_~》

Rey mengerjapkan matanya perlahan. Dia melihat sekitar. Gelap. Tak ada penerang apa pun di ruangan yang kosong ini.

Kini dirinya diikat dengan sebuah kursi. Ikatan pada kursi sangat kuat sehingga ia sama sekali tak bisa bergerak.

Di tambah lagi luka yang di perban di tangannya masih terasa sakit apalagi dengan ikatan kuat di tangannya yang membuatnya bertambah sakit.

Ia menoleh ke samping kanan dengan penglihatan samar samar, gadis itu mendapati jendela yang menampilkan sebuah balkon namun dengan pintu balkon tertutup.

Dapat ia tebak, bahwa ia sedang berada di lantai atas. Tapi dimana?

(Ibaratnya tuh gaes, kaya kamar di lantai atas yang ada balkonnya)

Lalu seperti ada seseorang di belakangnya namun gadis itu tak dapat melihat.

"Rafa? Itu lo?" Tanya Rey dengan nada pelan.

Karena seingatnya sebelum di sekap disini, dia masih bersama Rafa.

"Raf!" Panggilnya lagi.

Ketika hendak membuka suara lagi, tiba tiba suara pintu dari belakang membuatnya kembali memejamkan matanya.

Dua orang lelaki memasuki ruangan tersebut ketika melihat kedua orang yang terikat masih memejamkan matanya.

Dahi salah satu dari mereka berkerut ketika melihat seorang laki laki yang di ikat di belakang kursi Rey.

"Rafa?! Lo ngapa bawa dia juga bangsat!!" Ujar lelaki itu.

"Tenang bro, kesepakatan kita kan kita bakal sama sama untung. Lo dapet Rey, gue juga dapet Rafa" ujar lelaki satunya.

Yeah! Rey tau siapa mereka. Tentunya Dion dan lelaki itu. Benar benar gila, pikir gadis itu.

"Bangsat! Kalo gitu balikin duit lima ratus juta gue!!"

"Nggak bisa gitu dong, perusahaan bokap gue lagi ancur. Tentunya gue butuh duit"

"Shit!!"

Dion melangkah keluar dengan senyuman miringnya. Sementara lelaki itu hanya mengepalkan tangannya kuat.

"Crazy"

Sontak kata yang terlontar dari mulut Rey mampu membuat orang itu menoleh dan mendekati gadis itu.

"hi girl, are you awake? did you sleep well?"

"You are really crazy!" Ucap Rey sembari menatap tajam lelaki yang sudah berdiri di hadapannya.

"oh girl, what makes you think that i'm crazy?"

"Cukup Sean, enggak dengan gue, ataupun sahabat lo"

"Dendam cuma bikin lo gila, sekarang kita lihat siapa yang bakal jadi korban selanjutnya" lanjut gadis itu.

Lelaki itu menekuk lututnya guna menyamakan pandangannya dengan Rey yang duduk terikat di kursi.

"Lo gak ngerti"

"Apa yang gak gue ngerti? Apa semua berubah dengan lo bunuh Sean? Enggak kan?" Tanya Rey dengan senyum devilnya.

"Semuanya sama" lanjut gadis itu dengan menekankan setiap kata.

Plak

Lelaki itu menampar keras pipi sebelah kanan Rey yang membuat pipi gadis itu berdarah.

Rey's Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang