Mobil Rey terhenti di basecamp Victor. Lalu gadis itu segera memasuki basecamp tersebut.
Rey melemparkan sebuah pisau lipat ke meja ruang tengah dimana disana banyak anggota yang sedang berkumpul.
Pisau itu menancap di meja itu hingga berdiri tegak. Semua yang disana lantas terlonjak kaget.
"Anjing!!" Pekik Delta kaget.
Di tambah lagi aura gadis itu yang seperti ingin memakan orang hidup hidup. Lantas mereka meneguk salivanya.
"Rey? Why?" Tanya Nauval hati hati.
Rey hanya diam lalu dirinya melangkah pelan menuju kursi sofa yang di duduki Delta. Lalu gadis itu mendudukkan dirinya di samping Delta.
Hal itu mampu membuat Delta menggeser pelan posisi duduknya saat merasakan bulu kuduknya meremang. Berdekatan dengan gadis itu bagaikan berdekatan dengan makhluk astral.
"Kalian inget gak?"
"Apa?" Tanya Delta dan Nauval kompak.
"Kalo punya sahabat namanya Sean Bintang Adijaya?"
"Yo kelingan lah, ora mungkin klalen karo bocah kuwi" jawab Delta dengan logat daerahnya.
Nauval mengernyitkan dahinya lalu menatao Delta dengan tatapan bertanya.
"Hah? Lo ngomong apa?" Heran Nauval.
Lalu Delta mengisyaratkan untuk tetap diam melihat pandangan Rey yang semakin menajam.
"Kapan terakhir kesana?" Tanya Rey lagi.
Delta dan Nauval terlihat gelagapan. Mau menjawab takut salah jawab dan berujung pisau yang menancap di meja akan berpindah ke mereka.
"Jawab!" Perintah Rey sembari mencabut pisau yang menancap di meja.
Sontak semua anggota Victor yang menyaksikan kejadian itu bergidik ngeri sembari meneguk ludah mereka. Bahkan ada beberapa dari mereka yang merangkak meninggalkan ruang tengah.
"It-itu.. a-anu.. bulan lalu. Waktu nyokapnya Alfin meninggal. Ki-kita berdua mampir. Iya kan Del?" Ucap Nauval gelagapan.
Delta mendelik tajam mendengar panggilan Nauval kepadanya. Namun ia sadar kondisinya tak memungkinkan untuk dirinya berdebat dengan Nauval.
"I-iya bener" jawab Delta.
Gadis itu mengernyitkan dahinya.
"Alfin?" Beo Rey."Saya kak" ucap lelaki yang bernama Alfin sembari mengangkat tangannya membuat ketiganya menoleh.
"Nah iya dia orangnya. Kalo gak percaya tanya aja sama bang haji" kata Delta sembari menirukan bicara Ucup di film kartun Adit Sopo Jarwo.
Namanya Ucup kan? Si bocil tengil itu.
"Iya kak, bulan lalu ma-"
"Lo anak Artesa kan?" Potong Rey.
Lelaki itu mengangguk.
"Kok kakak tau?"Gadis itu merasa tak asing dengan lelaki itu dan ternyata tebakannya benar bahwa dia satu sekolah dengannya.
"Kelas berapa?"
"Sepuluh kak"
Rey menarik sudut kanan bibirnya. Lalu dia melemparkan ponselnya ke arah Alfin yang langsung di tangkap oleh lelaki itu.
"Lumayan refleks lo"
"Gak kayak Delta" lanjutnya sembari melirik Delta sekilas.
Sementara Delta hanya mencebikkan bibirnya. Selalu saja dia, dia, dan dia. Emang yang namanya Delta selalu salah. Eh, kok curhat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rey's Story [END]
Ficção Adolescente[End/Proses Revisi] FOLLOW JAN LUPA GES🙏🙏 CERITA INI ONLY DI WP #Start 15 Juli 2021 #Finish 2 Febuari 2022 Bagaimana rasanya jika kamu kehilangan dua orang yang kamu sayang di waktu yang bersamaan? Reyna Sylvania Atmadja. Gadis cantik sejuta miste...