Seorang gadis tengah berjalan di luar gedung sebuah hotel bintang lima. Semilir angin malam menerpa wajah cantiknya. Dirinya memejamkan matanya.
Bruk!
Gadis itu mendengar seperti seseorang yang terjatuh. Suara itu berasal dari bagian samping hotel yang merupakan sebuah taman mini.
Rey melangkahkan kakinya menuju sumber suara. Saat sampai, dia melihat seorang gadis kecil yang memakai gaun berwarna biru langit dengan pita di kepalanya dengan warna yang senada itu tengah terduduk di tanah. Mata anak itu berkaca kaca.
"Kamu gakpapa?" Tanya Rey pada anak kecil itu. Sementara Gadis kecil itu hanya menggeleng pelan.
"Ada yang sakit?"
Gadis kecil itu terus memegangi lututnya yang tertutup gaun indahnya.
"Kakak boleh liat luka kamu gak?" Tanya nya lagi dengan nada lembut.
Anak itu menatap mata Rey. Matanya di penuhi air mata. Mulutnya terisak dan hidungnya memerah. Anak itu lalu mengangguk lucu.
Ini aneh menurut Rey. Biasanya dia yang jarang bicara kepada orang orang. Tapi kenapa ini malah dia yang banyak bertanya sementara anak itu hanya mengangguk dan menggeleng. Rey menunjukkan senyum yang tak pernah ia perlihatkan kepada siapapun.
"Kita kesitu yuk" ucapnya sambil menunjuk bangku taman.
Rey menggendong anak kecil itu dan mendudukkannya di bangku taman itu. Gadis itu berjongkok agar memudahkannya mengobati lukanya.
Dirinya membuka sedikit gaun anak itu untuk memudahkannya mengobati luka di lututnya. Rey membuka tasnya dan meraih tisu kering serta beberapa tisu basah untuk membersihkan lukanya.
Anak itu tampak sesekali meringis kesakitan. Rey dengan telaten membersihkan luka itu. Lalu dia mengeluarkan plester bergambar babi yang berwarna pink yang Rafa berikan tempo hari.
"Itu mirip punya Fara" ucap gadis itu.
"Hm?"
"Plester itu mirip punya Fara"
Rey tersenyum hangat kepada gadis itu. "Kamu namanya Fara?" Tanya Rey yang diangguki gadis yang bernama Fara itu. Lalu dia melanjutkan menempelkan plester itu ke luka Fara.
"Nanti sampe rumah plesternya di ganti terus tetesin obat merah. Kakak gak bawa obat merah soalnya" ucap Rey yang diangguki Fara.
"Kamu adeknya Rafa?"
"Iya. Kakak kenal kak Rafa?" Tanya Fara.
"Emm.. bisa dibilang kek gitu"
"Kalo gitu, pasti yang kasih plester ini kak Rafa" ucap Fara yang diangguki oleh Rey.
"Nama kakak siapa?" Tanya Fara.
"Rey.. na"
"Reyna?" Tanya Fara yang diangguki Rey.
"Fara ngapain disini sendirian?" Tanya Rey.
"Fara mau lihat bintang dulu sebelum acara ulang tahun Oma dimulai" jawab Fara sambil mendongakkan wajahnya menatap langit malam yang di penuhi bintang.
"Bintang" gumam Rey.
"FARA!!" Panggil Rafa yang mendekat kearah Fara dan Rey berada.
"Ya ampun Fara kamu jangan suka ngilang! Udah kek gebetan aja!"
"Loh Rey?" Ucap Rafa ketika melihat Rey yang duduk di samping Fara.
"Lo darimana aja sih?! Gue cari dari tadi juga! Emang ya, kalian itu sebelas dua belas" ucap Rafa dengan tempo bicara yang cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rey's Story [END]
Teen Fiction[End/Proses Revisi] FOLLOW JAN LUPA GES🙏🙏 CERITA INI ONLY DI WP #Start 15 Juli 2021 #Finish 2 Febuari 2022 Bagaimana rasanya jika kamu kehilangan dua orang yang kamu sayang di waktu yang bersamaan? Reyna Sylvania Atmadja. Gadis cantik sejuta miste...