"Edan"
"Eh, sembarangan lo main ngelempar wajah ganteng gue pake sendok" cibir Bian.
Zidan lalu membawa Ayumi untuk duduk di samping Farel.
"Ganteng apanya?! dugong aja lebih cakep dari lo!!" Balas Mela.
"Yee.. pake nyama nyamain gue sama dugong lagi. Udah sih ayang Mela, akui saja ketampanan pangeran mu ini" pede Bian.
"Iuhh, pede banget lo!" Ujar Mela dengan tampang jijiknya.
"Ada yang punya kantong kresek gak? Gue pengen muntah" ucap Farel dengan memperagakan gaya ingin muntahnya.
"Gak elit banget lo muntah masih pake kantong kresek" sindir Bian.
"Ekhem.. disini ada orang lagi makan loh, ngapa bahas sesuatu yang buat gue pengen tonjok kalian" suara dari Rafa mampu menginstrupsi perdebatan mereka.
Lalu sesaat kemudian tenang saja. Tanpa di sadari Ayumi sedari tadi menatap Rey diam diam. Gadis itu sepertinya tidak terganggu dengan kehadirannya. Lalu Ayumi mengalihkan pandangannya. Ada rasa marah dan kecewa yang terpancar di mata Ayumi ketika menatap Rey.
"Nay, lo mau makan gue apa gimana sih?" Celetuk Rafa ketika melihat Nayla memakan nasi gorengnya dengan emosi. Mulutnya di penuhi dengan nasi goreng. Apalagi gadis itu sedari tadi menatap Rafa seolah olah ingin memakan Rafa hidup hidup.
Sontak semua yang ada di meja mengalihkan perhatiannya pada Nayla kecuali Rey yang asyik dengan dunia ponselnya.
"H-hah? Eng-nggak kok" jawab Nayla diakhiri kekehan garingnya.
"Terus kenapa natap gue udah kek jelmaan psikopat?"
"Nayla itu lagi berantem sama Farel. Dan dia terpaksa duduk disini karena emang gak ada tempat lagi di kantin" kata Mela.
Sontak perkataan jujur yang terlalu jujur yang keluar dari mulut Mela mampu membuat Nayla mengumpat gadis itu dalam hatinya.
Awas saja jika ia dan Farel putus gara gara mulut Mela yang selalu asal nyeplos.
"Kalo mau duduk disini aja biar gue yang pergi" ucap Farel datar.
"Gak perlu!!" Balas Nayla cuek.
Sementara yang lain hanya memutar bola matanya malas mendengar perdebatan dua sejoli itu.
Bian tiba tiba mengadahkan tangannya.
"YA ALLAH, SEMOGA AYANG MELA JODOHNYA BIAN. KALO GAK JODOH GAPAPA temennya juga boleh" celetuk Bian dengan suara yang semula keras namun melirih dikalimat akhir.
Walaupun lirih, namun mampu di dengar oleh Rafa dan Farel. Sontak keduanya menatap tajam Bian.
"TEMEN YANG MANA HAH?!" Ujar Rafa dan Farel kompak.
Suara Rafa dan Farel mampu mengejutkan Bian. Terlebih tatapan tajam dari keduanya yang membuat nyalinya menciut seketika.
Nayla pun sama terkejutnya, di tambah ia yang sedang minum membuatnya ingin memuncratkan minuman yang di mulutnya dan hendak mengenai Rafa.
Namun dengan segera, Rafa menarik rambut Rey yang terkuncir dan menjadikannya tameng agar tidak terkena air dari mulut Nayla.
Tubuh Rey condong ke samping dengan posisi kepala tepat di depan dada bidang Rafa.
"Bangsat! anjing!" Umpat Rey.
Namun dugaannya salah, Nayla tidak jadi memuncratkannya di depan wajah Rey melainkan langsung mengambil tisu lalu mengelap mulutnya sembari menahan air.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rey's Story [END]
Teen Fiction[End/Proses Revisi] FOLLOW JAN LUPA GES🙏🙏 CERITA INI ONLY DI WP #Start 15 Juli 2021 #Finish 2 Febuari 2022 Bagaimana rasanya jika kamu kehilangan dua orang yang kamu sayang di waktu yang bersamaan? Reyna Sylvania Atmadja. Gadis cantik sejuta miste...