Part 32

809 84 1
                                    

Sekarang adalah hari yang di benci oleh Rafa, ah lebih tepatnya seluruh inti The Lion. Gimana nggak coba?

Paginya upacara, habis panas panasan otak di suruh ngebul sama rumus Fisika. Jam terakhir itu Matematika. What the...

Kenikmatan yang haqiqi sekali kawand.

Di depan guru sedang menerangkan pelajaran. Namun nampaknya Bian, Galang dan Farel tak minat mendengar penjelasan guru tersebut.

Termasuk Rafa yang kini sedang meletakkan tangannya di pipi kemudian memainkan bolpoin di atas bukunya. Ia gerakkan bolpoin tersebut dengan gerakan memutar mutar.

Hari ini, adalah hari ke lima setelah Rey dipindahkan ke luar negri.

Apa gadis itu sudah siuman?

Apa gadis itu baik baik saja?

Bagaimana keadaannya sekarang?

Lelaki itu menarik nafasnya dalam dalam. Lalu membuangnya kasar.

"Males banget gue kudu ngapalin rumus fisika. Baru liat aja udah bikin gue mual njir" gerutu Galang pelan.

"Gue heran deh. Kok bisa ya, kita masuk IPA satu padahal bawa buku satu aja berasa bawa beban hidup" balas Bian dengan nada pelannya.

"Modal good looking sama bokap tajir aja udah bisa bikin lo bebas ngelakuin apa pun" timpal Farel.

"Emang bokap lo tajir, Lang?" Tanya Bian pada Galang.

"Wesss, jangan salah bro. Tujuh turunan delapan tanjakan, sembilan belokan mah"

"Gak akan habis?"

"Rute jalan ke puncak" jawab Galang dengan watadosnya yang membuat Bian menatap tajam lelaki itu.

Dengan sengaja Bian melempar buku yang berada di mejanya tepat mengenai wajah Galang.

"Ada apa ribut ribut?" Tanya guru fisika tersebut.

"H-hah? Enggak kok bu" jawab Bian sembari menampilkan deretan giginya.

Rafa mengangkat tangan kanannnya yang membuat sebagian perhatian kelas tertuju padanya.

"Ngapa lo? Nyerah sama pelajaran fisika? Sama gue juga, eh tapi sayangnya gak ada kamera" cerocos Galang.

"Diam kamu, Galang. Ada apa Rafa?"

"Ijin ke UKS bu"

"Kamu sakit?" Tanya guru itu yang diangguki Rafa sebagai jawaban.

"Kamu emang keliatan lemes, silahkan. Mau dianter atau sendiri?"

"Dia bukan lemes karna sakit, tapi ngederin penjelasan elo yang belibet. Bukannya ngejelasin biar muridnya paham malah ngejelasin buat dirinya sendiri" gumam Bian sangatt pelan.

"Biar saya yang-"

"Sendiri"

Ucapan Farel terpotong oleh Rafa. Padahal tadi Farel sangat bersemangat.

Farel tau jika Rafa hanya berpura pura dan akan bolos nantinya. Ini kesempatannya untuk ikut bolos.

Namun jawaban Rafa membuatnya mengerucutkan bibirnya karena tak dapat membolos.

"Rapa mah gitu, bolos gak ngajak ngajak. Nggak like ah gue"

《~_~》

Tujuan Rafa kali ini memang di ruang UKS. Namun bukan untuk istirahat karena sakit.

Tapi entahlah. Intinya ia ingin disini dan menenangkan pikirannya.

Lelaki itu membuka knop pintu dan memasuki ruangan tersebut. Dia mendudukkan dirinya di salah satu ranjang UKS.

Rey's Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang