Pagi ini Rey berjalan melewati koridor yang lumayan sepi karena hari ini ia sengaja berangkat lebih awal.
Untuk keputusannya yang mundur sebagai Petinggi Victor, Rey pusing memikirkannya.
Jika ia mundur, akan sangat sulit baginya. Dia harus mendapat ijin dari seseorang yang berpangkat lebih tinggi darinya atau sepadan.
Sean tak ada dan Victor tak memilikki wakil. Jika ada, sudah sejak kematian Sean sang wakil menggantikan posisi Sean. Awalnya semuanya sepakat menjadikan Rey Leader baru. Tapi gadis itu menolak.
Tak ada yang berani menentang keputusan seorang Rey.
Delta?
Nauval?
Jordan?
Kaylo?
Jangan berharap pada mereka. Tentu Rey tahu mereka tak akan memberikan ijin padanya untuk mundur.
Lagi pula, Rey sangat khawatir jika Victor tanpanya akan tak terkendali. Ia juga tak akan melepaskan tanggung jawabnya.
Dug!
"Anjing" umpatnya ketika menabrak dada bidang seorang lelaki sembari mengusap pelan pelipisnya.
Meskipun kelihatannya sepele, tapi dada lelaki itu seperti tembok. Keras cuy.
"Kurangin ngumpatnya, sayang. Pagi pagi gak boleh ngumpat" ujar Rafa dengan wajah tengilnya.
Rey memandang malas lelaki di depannya. Dan tadi dia bilang apa? Sayang? Ieewwhh.
"Najis!!" Ketusnya lalu berniat pergi dari hadapan Rafa namun lelaki itu menahan pergelangan tangannya.
Dengan cepat Rey langsung menghempaskan tangan Rafa kasar lalu memandang kesal Rafa.
"Apa lagi?" Geramnya.
"Santai dong mbak, nan-"
"Bisa tho the point?" Potong Rey cepat.
Rafa hanya menampilkan deretan giginya. Entah kenapa sikap Rey bisa seketus ini. Pms kali, pikirnya.
"Fara kangen sama lo" jawab Rafa.
Fara atau Rafa nih:v
"Fara?"
"Ho'oh, dia pengen ketemu lo. Semalem ngerengek terus ke gue buat bawa lo ketemu dia" jelas Rafa.
"Terus?"
Tahan Rafa, tahan. Pagi pagi gak boleh nonjok orang. Cewek lagi, batin Rafa.
"Ck, lo pulang bareng gue. Kita mampir ke rumah gue dulu buat ketemu sama Fara. Katanya dia pengen main sama lo. Jelas nona?" Ucap Rafa dengan sabarnya.
"Hm" gumam Rey malas.
Lalu gadis itu berlalu begitu saja dari hadapan Rafa. Sementara lelaki itu kini tersenyum lebih tepatnya senyum paksa.
"Tuh anak lama lama minta di tonjok beneran deh"
《~_~》
Sementara itu Rey sudah memasuki ruang kelasnya. Dan dia sudah duduk anteng dengan kepala yang ia telungkupkan di meja.
Matanya terpejam. Namun ia tak tertidur. Hanya ingin merasakan ketenangan. Kondisi kelas yang hanya terisi tiga anak termasuk dirinya sangat mendukung.
Belum lagi Mela dan Nayla belum datang jadi sementara ini tak ada keributan yang di buat oleh mereka berdua.
Kini ia sedang meratapi nasibnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rey's Story [END]
Teen Fiction[End/Proses Revisi] FOLLOW JAN LUPA GES🙏🙏 CERITA INI ONLY DI WP #Start 15 Juli 2021 #Finish 2 Febuari 2022 Bagaimana rasanya jika kamu kehilangan dua orang yang kamu sayang di waktu yang bersamaan? Reyna Sylvania Atmadja. Gadis cantik sejuta miste...