Pagi ini Rey sedang duduk di sebuah pinggiran kolam ikan yang terletak di taman mini belakang sekolah.
Gadis itu tersenyum tipis sembari sesekali menyentuh beberapa ikan emas.
"KAK REY!!" Teriak seorang lelaki dari arah belakangnya.
Rey menghentikan kegiatannya dan berdiri menghadap Alfin yang sedang ngos ngosan.
"Lama"
"Sorry kak, tadi saya boker dulu" ucapnya Alfin sembari mengatur deru nafasnya. Gadis itu hanya menghembuskan nafasnya pelan.
"Kakak mau ngomong apa?" Tanya Alfin.
"Misi pertama buat lo" jawab Rey.
"Misi? Misi apa?"
Gadis itu tersenyum miring. Lalu mulai memberitahukan apa yang harus lelaki itu kerjakan.
"..."
"Tapi kan kak, saya gak punya pacar" ucap Alfin dengan watados. Gadis itu mengusap pelan dahinya.
'Keknya gue nemu spesies kek Sean' batin Rey.
.
.
.Rafa kini sedang termenung di kelasnya. Jam pelajaran sudah di mulai dari tadi. Namun lelaki itu masih bergelut dengan pikirannya.
"Rafa?! Kamu ngelamun?!" Tanya Bu Dewi yang membuat lamunan lelaki itu buyar.
"Hah? E-enggak bu" jawabnya sembari menampilkan deretan giginya.
"Tapi saya boleh nanya gak?" Lanjutnya.
"Apa?"
"Kalo saya salah saya harus gimana bu?" Tanya Rafa. Sementara teman sekelasnya memandangnya aneh.
"Ya kalo kamu ngerasa salah kamu harus minta maaf"
"Jadi laki laki kalo salah harus berani minta maaf, jangan jadi pengecut" lanjut bu Dewi.
"Etdah, emak angkat gue lagi curhat" bisik Bian pada Farel. Farel pun meresponnya dengan kikikan pelan.
"Terus kalo permintaan maaf saya gak di terima gimana bu?"
"Memaafkan itu lebih baik dari pada meminta maaf" jawab Bu Dewi.
"Ini si Rafa lagi wawancara apa gimane?" Tanya Farel pelan pada Bian.
"Kalo gitu saya minta maaf udah ngelamun di kelas dan gak ngedengerin penjelasan ibu" ucap Rafa.
"APA?! KELUAR KAMU DARI KELAS!!"
"Kata ibu tadi memaafkan lebih baik dari meminta maaf. Ya udah ibu maafin saya aja"
"RAFASYA DEAN DIRGANTARA!!"
"Jadi ibu mau saya keluar nih?"
"IYA!"
"Yaudah kalo gitu saya permisi" pamit Rafa lalu beranjak keluar kelas.
Lantas seisi kelas memasang wajah cengonya, memandang Rafa yang menghilang di balik pintu.
Rafa berjalan di koridor yang sepi. Arah tujuan lelaki itu adalah kelas IPA 3.
Lelaki itu mendekat ke jendela kelas lalu menyenderkan dirinya di dinding.
Dia memandangi gadis yang tengah menulis sesuatu dengan earphone yang terpasang di telinga kanan gadis itu.
Rambutnya yang di kuncir kuda namun menyisakan beberapa helai rambut itu membuat wajahnya bertambah menawan.
Aura yang selalu gadis itu pancarkan berbeda dengan sekarang. Sekarang gadis itu menulis dengan tenang walau mukanya emang tetap datar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rey's Story [END]
Genç Kurgu[End/Proses Revisi] FOLLOW JAN LUPA GES🙏🙏 CERITA INI ONLY DI WP #Start 15 Juli 2021 #Finish 2 Febuari 2022 Bagaimana rasanya jika kamu kehilangan dua orang yang kamu sayang di waktu yang bersamaan? Reyna Sylvania Atmadja. Gadis cantik sejuta miste...