Part 26

879 88 5
                                    

Pagi ini adalah pagi yang suram menurut gadis bernama Rey. Why not? Jordan semalam menginap di apart Rey. Meski lelaki itu tidur di sofa ruang tamu.

Rey sudah memaksanya untuk pulang bersama Delta dan Nauval. Tapi Jordan ya Jordan. Si lelaki keras kepala yang seenaknya.

Dan sekarang, Jordan sedang kelimpungan karena hari ini dia lupa jika ada meeting penting di perusahaannya.

Yap, sama seperti Rey. Lelaki itu juga merupakan seorang CEO perusahaan di bidang perhotelan.

"Halo? Kamu atur meeting pagi ini, tunda sekitar satu jam"

"Saya gak mau tau"

Jordan lalu menutup telponnya dengan sang sekertaris. Sementara Rey yang duduk anteng di meja makan memandang malas lelaki yang ia anggap abangnya itu.

Kini dirinya sudah mengenakan seragam sekolahnya lengkap. Gadis itu membuang nafas kasar.

"Udah sih, lo tinggal ke kantor aja apa susahnya sih?" Geram gadis itu.

"Gak, gue harus nganter lo ke sekolah" jawab Jordan tegas.

"Denger ya, gue bukan anak tk yang dianter sampe depan sekolah. Sekalian aja lo nungguin gue sekolah sampai pulang"

"Boleh juga"

"Jordan!"

"Jawaban gue tetep sama, gue bakal nganter lo ke sekolah dan gue bakal pastiin lo aman" tegasnya.

"Terserah" jawab Rey pasrah.

Lalu gadis itu berdiri dan beranjak pergi. Jordan pun hanya mengikuti Rey.

Setelah sampai di lantai bawah, Rey menunggu Jordan yang sedang mengambil mobilnya.

Sebenarnya Jordan membawa motor. Namun ia memilih membawa mobil Rey untuk mengantar gadis itu.

Setelah Rey masuk ke mobil, Jordan menancapkan gasnya dengan kecepatan rata rata.

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan. Tak ada satu pun yang membuka suara.

Rey memasukkan tangannya ke saku hodie yang ia pakai untuk menutupi perban di kedua tangannya.

Sedari tadi pandangannya terus mengarah ke luar jendela. Tanpa di sadari, ternyata mobil Jordan sudah sampai di depan gerbang SMA Artesa.

"Rey" panggil Jordan yang membuyarkan lamunan gadis itu.

"Gak mau turun?"

"Hm"

Ketika Rey hendak membuka pintu mobil, Jordan mencekal tangannya.

Gadis itu menoleh dengan alis terangkat satu. Jordan mengambil obat yang diberikan dokter Zoa kemarin.

"Gue lupa ngasih lo" ujar Jordan.

"Obat?"

"Itu dari dokter Zoa. Katanya obat anti depresi. Minum setiap lo ngerasa tertekan" jelas Jordan.

"Dokter Zoa? Zoanna mantan tunangan lo?" Tanya Rey dengan menekan kata mantan. Satu sudut bibirnya terangkat.

Memang hanya Rey yang mengetahui jika Zoa adalah mantan tunangan Jordan.

Rey's Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang