Part 31

821 93 1
                                        

Miss you, Nana
~Rafasya

Cinta kau dimana - Brisia Jodie🎶

《~_~》

"Vania, Nia bangun"

"Eungh" seorang gadis tengah melenguh.

Perlahan matanya mengerjap menyesuaikan cahaya. Lalu matanya menatap seorang wanita cantik yang tengah tersenyum manis padanya.

"Bangun sayang, udah siang loh. Ada Sean juga di bawah"

"Bunda?"

Vania langsung bangun dan memeluk sang bunda yang duduk di tepi kasur.

"Hm? Kenapa sayang?" Tanya Elena sembari mengusap lenbut surai hitam panjang milik gadis itu.

"Nia mimpi buruk, bunda"

"Mimpi apa emang?"

Vania hanya menggeleng pelan. Elena pun tersenyum tipis.

"Udah jangan diinget, sekarang turun. Ada Sean di bawah"

"Sean?"

"Iya, dia nyari kamu. Katanya mau jemput kamu. Emang Sean gak bilang sama kamu?" Tanya Elena yang di gelengi oleh Vania.

"Emm, mungkin surprise. Buat tuan puterinya??"

"Ihh, apaan sih bunda" rengek Vania.

Elena terkekeh pelan. Menggoda sang putri menurutnya sangat menyenangkan. Melihat raut kesal sang putri yang baginya sangat lucu.

"Yaudah ayo turun"

Elena dan Vania keluar kamar. Lalu menuruni satu persatu anak tangga.

Disana sudah terdapat Sean yang duduk di sofa ruang keluarga dan Wira yang sedang membaca koran di ruangan itu juga.

"Ayah?" Gumam gadis itu.

Langkah kakinya terhenti tepat di anak tangga terakhir. Raut wajahnya kembali datar.

"Kenapa?" Tanya Elena dengan dahi yang berkerut.

"Vania" panggil Sean.

Lelaki itu menghampiri Vania diikuti Wira di belakangnya.

Tunggu, mengapa semuanya memakai pakaian berwarna putih. Dan, dirinya juga?

Perasaan lebaran masih lama.

"Kamu kenapa?" Tanya Sean.

"Ayah?"

"Kenapa sayang? Ada apa sih? Kok liatin Ayah gitu banget" Tanya Wira lembut.

"Ini pasti karena kamu mimpi buruk itu kan?" Tebak sang bunda.

"Kamu mimpi buruk? Mimpi apa?" Tanya Wira lagi.

"Makanya kalau mau tidur berdoa dulu terus bayangin wajah aku. Jadi kamu mimpi indah terus" ucap Sean dengan senyuman manisnya.

"Apaansih" ucap Vania sembari mencubit pelan perut Sean yang mampu membuat lelaki itu meringis.

Wira dan Elena hanya tertawa pelan melihat kedua sejoli yang tengah dimabuk asmara itu.

"Udah udah, sekarang kita sarapan bareng. Sean, kamu ikut juga yah" lerai Elena.

"Iya bun"

"Bun?" Beo Vania.

"Kenapa? Manggil calon mertua sendiri 'bun' gak boleh?" Tanya Sean dengan kedua alis tebalnya yang naik turun.

Rey's Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang