Part 19

929 89 0
                                    

Bahasa cinta yang terindah atas kehilangan seseorang yang kita cintai adalah, merelakan

***

Brak!

Pintu ruangan tertutup dengan keras. Keempat orang yang berada di ruangan itu terdiam.

"Ta, Val. Lo susul Jordan gih. Tenangin dia" titah Kaylo.

Mereka berdua pun mengangguk walau rasanya menakutkan menjinakkan harimau yang sedang mengamuk. Lalu mereka berjalan keluar meninggalkan Kaylo dan Rey.

Kaylo berjalan keraha Rey. Dirinya masih dalam posisi berdiri.

"Rey, gue yakin. Jordan gak serius ngomong buat nyelesain lo" ujar Kaylo menatap dalam Rey yang tengah termenung menatap lantai dengan tatapan kosongnya.

"Dia nganggep lo kek adek kandungnya sendiri. Dia bahkan seneng banget waktu lo lulus tes masuk Victor. Bahkan dia selalu wanti wanti Sean buat gak lengah jagain lo"

"Dan sekarang, Sean udah gak ada. Siapa yang bakal jamin lo aman? Setiap detik lo itu penuh bahaya. Apalagi Ragza sempat ngeroyok lo kan? Mereka juga nyerang sekolah lo kan?"

Rey mendongak menatap Kaylo yang tengah menatapnya sendu. Gadis itu mengangkat kedua alisnya.

"Darimana lo tau?"

"Lo gak perlu tau. Mata mata gue banyak"

Gadis itu hanya menghembuskan nafasnya kasar. Lalu kedua tangannya ia gunakan untuk merapu wajahnya dengan kasar.

Kaylo yang melihat itu lantas membawa gadis itu ke dalam dekapannya. Lalu mengusap pelan bahu gadis itu.

"Gue bakal tetep jadi bang Ylo yang lo kenal. And i hope, lo juga tetep jadi Rey yang gue kenal" ucap Kaylo pelan.

"Rey, my little princes"

Kaylo begitu merindukannya, gadis cantik yang selalu tersenyum. Jordan, Kaylo, dan Duo Sabun. Bahkan jika Sean masih disini pasti dia juga akan merasa sangat kehilangan dengan sosok gadis cantik yang selalu menebarkan senyum manisnya. Hingga kini gadis itu bagaikan iblis pencabut nyawa.

"Kita bukan hanya kehilangan Sean, tapi juga lo. Senyum lo, tawa lo, semuanya"

"Lo tau? Jujur gue gak kenal siapa yang gue peluk ini"

《~_~》

Sinar matahari pagi masuk ke jendela kamar seorang gadis yang tengah tertidur pulas.

Gadis itu mengerjapkan matanya perlahan lalu bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan mengenakan seragamnya, gadis itu melangkah keluar apartemen.

Mobil Rey melesat menuju sekolahnya. Setelah itu mobilnya sampai di depan gerbang SMA ARTESA.

Ia memarkirkan mobilnya lalu keluar dari dalam mobilnya. Gadis itu tidak menuju kelasnya melainkan rooftop.

Hari ini hari Senin, ia sedang malas untuk mengikuti upacara. Sesampainya di rooftop, gadis itu menghirup udara dalam dalam lalu tanpa ia sadari satu tetes air mata meluncur bebas di pipinya.

Kejadian dimana perdebatannya dengan Jordan kembali terngiang ngiang di kepalanya. Gadis itu terduduk lemas.

《~_~》

Kini upacara akan segera di mulai. Seorang lelaki tengah celingukan mencari cari seseorang.

"Lo dari tadi celingukan mulu. Lama lama lo cosplay noh jadi kipas angin!!" Geram Bian yang melihat tingkah Rafa.

Rey's Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang