Happy Reading
《~_~》
"Udah ayo" ucap Rafa sembari menarik tangan Rey untuk berjalan keluar kelas.
Lantas itu semua menjadi gosip baru di kelas IPA 3 dan sepertinya juga akan satu sekolahan. Rafa yang di kenal tidak pernah dekat dengan perempuan manapun kini nampak tertarik dengan gadis misterius.
Sepanjang koridor, dalam hati Rey terus mengutuk lelaki yang tengah menyeretnya itu.
Sesampainya di gerbang depan, kini bukan hanya anggota Inti The Lion saja tapi hampir keseluruhan anak The Lion berkumpul.
Begitu pula dengan Ragza. Kini pintu gerbang sudah terbuka lebar. Sementara pak satpam sedang bersembunyi di posnya.
Rafa datang bersama Rey. Namun penampilan Rey menjadi titik perhatian mereka. Dimana rambut gadis itu yang tidak diikat seperti biasanya kini digerai berantakan.
"Apa?" Tanya Rey santai.
"Lo masih nanya 'apa'?!" Kesal Dion.
Rey hanya mengangkat sebelah alisnya lalu mengedikkan bahunya acuh.
"Lo udah bunuh anggota gue bangsat!!"
Kemarin seluruh anak Ragza di kejutkan oleh tubuh yang terbujur kaku di depan pintu markas mereka. Disana terdapat tanda V yang di ukir di leher lelaki itu. Dion sudah menebak jika itu ulah Victor.
"Biar gue simpulin" ujar Rey santai.
"Lo gak terima kalo yang lo bilang temen lo itu mati karena gue, otomatis Victor punya hubungannya"
"And my question, kenapa lo gak sekalian ngepung basecamp Victor? Atau sekalian lo dateng ke SMA HARAPAN"
"Gue kesini karena gue pengen Victor dan The Lion tunduk sama gue!" ujar Dion dengan penuh penekanan.
"Heh!! Gak bosen apa lo nyuruh kita tunduk mulu?!" Kesal Bian.
"Tau noh, kalo kita nunduk mulu ntar kalo jalan nabrak tiang listrik gimana? Bisa auto benjol kepala" ucap Farel yang mendapat pelototan tajam dari Bian, Galang, dan Zidan.
"Apa? Kenapa?" Tanya Farel dengan watadosnya.
Kagak cowoknya, kagak ceweknya, sama sama kekurangan otak
"Yaa.. gak salah sih" gumam Galang pelan.
Lalu Rey tiba tiba menundukkan badannya membuat semua anak The Lion melebarkan matanya. Sementara Dion sudah tersenyum puas.
"Rey? Lo gila?" Kata Rafa sembari mencekal tangan Rey. Namun gadis itu menghempaskan tangan Rafa.
"Diem!"
Rey kembali menegakkan badannya dengan sebuah uang koin logam di tangan kanannya membuat mereka semakin dibuat bingung oleh tingkah Rey.
Gadis itu melempar uang koin itu tepat di wajah Dion. Refleks, Dion menangkap uang koin itu.
"Buat beli permen, mayan serebu dapet enam" ucap Rey dengan santainya.
Farel, Galang, dan Bian yang tak dapat menahan tawanya pun meledakkan tawanya begitu saja. Sementar kini wajah Dion memerah padam.
"Gue sebenernya males ngeladenin lo. Tapi karena lo udah ganggu tidur gue.."
"Mari kita coba" lanjut Rey di sertai senyum devilnya.
"Oo.. ternyata dia habis bangun tidur. Pantes rambutnya kek badai pasir di gurun Sahara" bisik Farel pada Bian.
"Makanya ada yang namanya pepatah jangan bangunkan singa yang tertidur" balas Bian dengan nada pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rey's Story [END]
Novela Juvenil[End/Proses Revisi] FOLLOW JAN LUPA GES🙏🙏 CERITA INI ONLY DI WP #Start 15 Juli 2021 #Finish 2 Febuari 2022 Bagaimana rasanya jika kamu kehilangan dua orang yang kamu sayang di waktu yang bersamaan? Reyna Sylvania Atmadja. Gadis cantik sejuta miste...