PART 35 - TEMAN MANDA

56 1 0
                                    

❗❗PLAGIAT???!!! JAUH JAUH❗❗

❗❗JANGAN LUPA VOTE & KOMEN❗❗
.
.
.
.
.
{AHLAN WA SAHLAN}


Kekacauan kembali terdengar, bukan hanya karena santri baru, melainkan juga melibatkan santri lama yang bernama Manda Amelia. Sebab teman nakal nya ikut dimasukkan ke dalam pesantren Al-Qamar oleh kedua orang tua gadis tersebut.

Entah apa hal yang melatarbelakangi orang tua nya agar memasukkan gadis itu ke pondok, tapi yang pasti mereka kini tengah mendapat perintah untuk membersihkan toilet perempuan dikarenakan mereka mencoba bolos saat jam pelajaran sedang berlangsung.

"Saya kira kamu memang betul betul sudah berubah Manda Amelia, ternyata masih sama saja seperti dulu" Ucap Aminah yang baru saja datang.

Mendengarnya, Manda hanya diam tak membalas dengan tangan yang menyikat lantai toilet. "Makanya jangan liat orang dari luarnya aja, siapa tau didalam dirinya masih ada jiwa-jiwa nacckal" Sahut teman Manda seraya menatap sinis Aminah, membuat Manda dengan segera menyikut nya karena ia takut hukuman mereka akan ditambah oleh Aminah.

Satu hukuman saja sudah pusing, apalagi kalau ditambah, itu bukan poligami soalnya.

"Maaf" Ujar teman Manda yang bernama Dewi tersebut.

Bagi santri-santri di pondok pesantren Al-Qamar, hukuman paling rendah adalah disuruh membersihkan toilet, dan hukuman yang paling tinggi adalah berjalan di depan kelas santriwan atau pun santriwati saat mereka sedang istirahat sambil membaca surah yang telah disebutkan ustadz dan ustadzah.

Pastinya bagi mereka yang tidak mempunyai rasa malu akan dengan senang hati mereka melewatinya, dan bagi yang masih mempunyai rasa malu, tentu akan menolak untuk melakukan hukuman itu lalu meminta untuk diganti saja.

Hukuman paling tinggi itu pastinya kalian tau siapa yang membuatnya, yaps tidak lain dan tidak bukan adalah Gus Hafidz. Awalnya hukuman tersebut sempat di tegah oleh beberapa guru yang ada di pesantren, namun Gus Hafidz menjamin akan banyak santriwati mau pun santriwan yang berubah karena hal itu.

Selang beberapa bulan setelahnya, benar saja akhirnya ide hukuman dari Gus Hafidz terbukti manjur untuk membuat santri-santri bandel berubah, termasuk Diana, salah satu sahabat Zahra.

"Kamu benar Dewi, jangan lihat orang dari luarnya saja, ya sudah lanjutkan membersihkan toilet" Aminah berbalik badan menghadap ke arah Dina dan Ria yang tersenyum manis padanya.

"Teruskan mengawasi Din, Ria, kalau ada apa-apa langsung kabari saya, saya permisi, Assalamu'alaikum" Ujar Aminah, lalu pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban salam dari keduanya.

Langkah Aminah terhenti di depan sebuah gudang penyimpanan padi yang pintunya terbuka setengah, membuat ia langsung mengerutkan kening bingung dan kemudian mendekat untuk mencari tahu.

"Siapa di dalam?" Nihil, pertanyaan Aminah sama sekali tidak ada yang menjawabnya, berarti gudang tersebut dalam keadaan kosong.

Saat dirinya akan menutup pintu gudang, ia melihat sebuah kardus minuman tergeletak di lantai dengan bercak merah pada beberapa sisi nya.

"Kardus apa itu?" Ujarnya bertanya-tanya sembari menoleh kebelakang, barangkali ada orang yang lewat.

Hening, tidak ada orang lewat di dekat gudang, ia pun akhirnya memberanikan diri untuk melihat apa yang ada di dalam kardus minuman tersebut.

Sedetik kemudian Aminah terkejut ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang, "A'udzubillahiminassyaitanirrajim" katanya sambil menoleh tepat ke belakang.

JALUR LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang