"Adrian, kamu jangan macam-macam, ya! Aku bisa laporin kamu ke pol—"
Cup!
Belum sempat Radell menyelesaikan ucapannya, Adrian tiba-tiba mendaratkan ciuman di bibirnya. Matanya terbelalak karena deru nafas Adrian memenuhi wajahnya.
...
...
What the hell are you doing, Adrian? Are you out of your mind?
"Argh... le... pas... sin!" Radell memberontak. Namun, Adrian tak mengindahkannya.
Shit!Shit! Shit! Radell terus mengumpat dalam hati. Ia coba mendorong tubuh Adrian menjauh. Sayangnya, tak berhasil. Tubuh pria itu terlalu besar, sedangkan tenaganya terlalu kecil. Alhasil, ia pun menginjak kaki Adrian dan membuatnya terperanjat.
Adrian segera menarik diri dan memandangi wajah Radell yang tampak berantakan dan memerah. "Ra—"
Plak!
Seketika satu tamparan melayang ke pipinya. Radell menamparnya dan tak membiarkannya berbicara.
...
...
Adrian sama sekali tak terkejut atas tindakan Radell tersebut. Ia menyadari kalau sudah melakukan kesalahan—mencium Radell tanpa izin dan persetujuan sebelumnya.
"Ra, aku—"
"Keluar, sekarang!" perintah Radell cepat.
"Ra—"
"Adrian, leave!" ulang Radell, "jangan sampai aku panggil security dan bikin laporan kalau kamu sudah menerobos masuk kondo aku dan melakukan perbuatan tidak menyenangkan!"
Ia menghela nafas panjang, lalu memundurkan tubuhnya.
"Sor...ry," kata itu tiba-tiba meluncur dari mulutnya. Suaranya tercekat, ia tak tahu apa yang harus dikatakan. Adrian hanya bisa menelan salivanya dalam-dalam dan merutuki kebodohannya sendiri. Kenapa gue harus melakukan hal seperti itu, sih?! Bodoh!
"Adrian, please leave! Jangan bikin aku lebih marah dari ini—" pinta Radell sekali lagi. Ia coba menahan amarahnya dengan mengalihkan pandangan pada bupet cokelat yang berada di depannya. Terdapat vas bunga berisi mawar putih segar di atasnya. Pikiran jahatnya pun berbisik agar ia melemparkan vas tersebut ke arah Adrian. Namun, hati kecilnya menentang karena tak ingin Adrian terluka.
Damn! Lo lemah banget, Radellia!
Sementara itu Adrian yang sudah jengah dengan dirinya memutuskan untuk keluar karena tak ingin Radell mengamuk.
Radell nggak seperti biasanya. Adrian membatin. Dia nggak seperti Radell yang gue kenal saat di KL. What's going on, Ra? Why suddenly change?
Seingatnya, Radell sangat mencintainya. Perempuan itu mudah ditebak. Ia tak pintar menyembunyikan tatapan dan perasaannya. Adrian hafal akan hal itu. Ia tahu.
Gue salah apa?!
Adrian tak bisa menjawab suara-suara intrusif di kepalanya. Ia memilih berjalan menuju mobilnya dan segera keluar dari kawasan kondominum Radell.
*
Setelah kepergian Adrian, Radell hanya bisa termenung. Ia duduk di sofa dengan bathrobe yang melilit tubuhnya. Ia masih berusaha mencerna kejadian beberapa menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prefix-Suffix
RomanceFaradellia Puti Sasongko, seorang model, publik figur dan internet personality harus menerima pil pahit hubungannya kandas di tengah jalan. Radell, nama panggilan perempuan itu benar-benar tidak menyangka kalau pria yang sangat ia cintai, Adrian Jus...