______
Radell duduk di depan meja rias yang berada di sudut kamar mereka. Ia mulai melakukan rutinitas malamnya—perawatan tubuh sambil mendengarkan lagu Same Old Love milik Selena Gomez dengan earphone yang terpasang di telinganya.
Dua puluh menit berlalu, Radell selesai dengan aktivitasnya. Ia membalikkan badan. Ia melihat Adrian sudah tidur menghadap ke kiri dengan buku di tangannya.
Radell secara impulsif berpindah dari tempat duduknya. Ia mengambil buku yang ada di tangan Adrian dan meletakkannya di atas nakas. "Kamu kalau mau tidur harus banget baca buku ya," ungkapnya sambil tersenyum. Secara sadar tangannya perlahan menyentuh pipi Adrian karena ia tidak ingin pria itu bangun dan tahu apa yang sedang ia lakukan. Sebab kalau sampai Adrian tahu, pria itu pasti marah. Kemungkinannya adalah ia tidak akan diajak mengobrol hingga tiga hari ke depan karena sudah bersikap lancang. Radell paham jika ia tidak punya akses apapun untuk menyentuh setiap bagian tubuh Adrian. Apalagi ketika mereka sedang berdua. Adrian hanya mengizinkan Radell menyentuhnya saat mereka berada di depan kedua orang tua mereka dan tempat umum. Ia melakukan itu agar orang-orang tidak curiga ada masalah dalam rumah tangganya. Ia berusaha profesional menjalankan perannya sebagai kekasih Radell, juga sebagai suami dan menantu dari Gideon Sasongko.
"Don't touch me, Radellia," Adrian memecah fokus Radell saat wanita itu berusaha merapikan rambutnya yang jatuh ke dahi.
Dengan cepat Radell menarik tangannya dan meminta maaf. "Sorry Dri, aku cuma—"
Adrian menegakkan tubuhnya—bersandar di kepala ranjang. "Sudah berapa kali aku bilang sama kamu untuk jangan sentuh aku," katanya dengan sedikit penekanan.
"Sorry—"
"Kamu bukan Kinan dan nggak akan pernah jadi dia. Kamu nggak punya hak untuk menyentuhku. Paham? Kamu harusnya khatam dengan diperjanjian—"
"Sampai kapan—" Radell memotong ucapan Adrian, "sampai kapan kita pura-pura, Adrian?"
"Ya sampai semuanya normal," jawab Adrian asal.
"Normal?" Radell menaikkan alisnya, "Ini pernikahan, bukan permainan, Dri."
"Ya aku juga tahu ini pernikahan. You don't need to mention lah," timpal Adrian dengan sinis.
......
...
"Ini bukan pernikahan yang aku inginkan—"
"Kamu pikir aku juga menginginkan pernikahan ini?" sahut Adrian, "Nggak. Sama. Sekali!"
Radell bangkit dari posisinya dan mendebat, "Lalu kenapa bertahan kalau kamu nggak menginginkannya? Kenapa bertahan kalau di penghujung malam kita selalu bertengkar masalah yang hampir sama tiap harinya? Kenapa bertahan ketika kamu merasa nggak nyaman dan tertekan? Kenapa Adrian? Bukankah semua ini buang-buang waktu? Waktu kamu, waktu aku, semuanya terbuang percuma. Kita nggak bahagia."
...
...
...
"Listen, Adrian. I'm your wife. Aku istri sah kamu—secara agama. Kamu nggak bisa memperlakukan aku seperti ini—semau kamu. You don't even allow me to touch you. Are you kidding me? Kita menikah selama hampir enam bulan," mengembuskan nafas, "aku diam bukan berarti aku bisa menerima semua peraturan yang kamu buat secara mentah-mentah. Aku diam bukan berarti aku nggak bisa melawan jika semua ini sudah melampaui batas kewajaran. I'm not stupid. I have brain, not only body, Adrian Jusuf Hamzari."
...
...
...
"Ya aku juga nggak pernah nyentuh kamu. Terus masalahnya apa?" timpal Adrian.
"Masalahnya apa kata kamu? Coba pikir, suami-istri mana yang nggak bersentuhan? Answer me?!"
"Kita—" jawab Adrian dengan santai, "kita adalah suami-istri yang nggak bersentuhan. And it's fine, right?"
"Fine?" Radell menggelengkan kepala dan tertawa hambar.
"Memang baik-baik saja, bukan? Aku sudah menjalankan peranku sebagai suami yang bertanggung jawab buat kamu. Aku kerja siang-malam buat kamu. Aku suplai bulanan kamu. Kamu punya akses terhadap semua bank account aku. Aku bebaskan kamu berbelanja sesuka hati kamu. Aku bahkan bebaskan kamu bergaul dengan siapapun asal kamu nggak tidur sama mereka—bermain di belakangku. Tapi apa? You don't do that. Jadi, dimana masalahnya? Apa yang nggak baik menurut kamu? I do my best—as spouse of Radellia Sasongko," Adrian melakukan pembelaan diri.
I don't do that cause I can finance my self. Okay, let's make it clear hubby, I need your love, attention, and time instead of your money cause I can pay my own bills. Let's discuss later—about the money, balas Radell dalam hati.
Radell menghela nafas panjang dan menimpali, "Kamu pikir hidup semata-mata uang?"
"That's the fact—" balas Adrian cepat. "Orang menghargai kamu ketika kamu punya uang. Jangan menanyakan pertanyaan bodoh, Radellia. Come on!"
"Alright," Radell mendekatkan diri pada Adrian. "That was stupid question. Let me change the question then—" And I will win this game.
"Apa?"
"Have you ever imagined to touch me?" Radell tiba-tiba mengganti pertanyaannya. "Have you?" tanyanya serius.
Adrian mengerutkan dahinya. "What—" menjawab Radell dengan canggung.
"I did ask you. Have you, Adrian? Pernah kamu berpikir untuk menyentuh aku? Kamu normal, kan? Are you sure that you don't want me? Kita tidur berdua di ranjang yang sama hampir setiap hari dari awal pernikahan kita, apa kamu nggak punya keinginan untuk melakukan hal lain selain membaca buku dan tidur saat berada di tempat tidur? Bagaimana mungkin pria dewasa seperti kamu bisa tetap berpikiran positif sepanjang kita tidur bersama? Are you that naive?" cecar Radell.
"Wait... what are we talking about?" Adrian bertanya karena ia benar-benar dibuat bingung dengan perkataan Radell. "Topik kita terlalu jauh—"
"No," potong Radell, "bukan topik kita yang jauh, tapi kamu yang berusaha menghindar dari pertanyaan aku. Kamu yang bertahan dalam ego kamu. You pretend that you know nothing."
"Aku nggak paham dengan apa yang kamu bicarakan, Ra. We're not going to debate. Aku capek, ya, seharian kerja."
Radell bangkit dari duduknya dan mendesah, "Okay. Enough," mengangkat satu tangan tanda menyerah, "Aku nggak akan mendebat kamu dan membicarakan hal ini lagi. Toh sekeras apapun aku berusaha, kamu nggak akan pernah mengerti. Entahlah. Aku nggak tahu sejauh mana kesabaran aku sebagai istri kamu. Yang jelas, pernikahan kita nggak akan bertahan lama kalau sikap kamu seperti ini terus. This's not my dream wedding, Adrian. Aku bodoh banget karena sudah menukar kebahagiaan aku dengan pernikahan ini. Terima kasih untuk semuanya. Lebih baik aku tidur sekarang," jelasnya.
Radellia, what the hell is this?

KAMU SEDANG MEMBACA
Prefix-Suffix
RomanceFaradellia Puti Sasongko, seorang model, publik figur dan internet personality harus menerima pil pahit hubungannya kandas di tengah jalan. Radell, nama panggilan perempuan itu benar-benar tidak menyangka kalau pria yang sangat ia cintai, Adrian Jus...