______
Jakarta (sepulang dari Jogja)
"Ranti, kenapa media bisa ramai di depan apartemen gue?" tanya Radell kepada Ranti, manajernya.
Ranti menjawab, "Mau konfirmasi foto lo sama Adrian."
"Foto? Kok bisa mereka dapet foto gue?"
"Ya gue nggak tau, Radell. Lo sendiri kenapa bisa kecolongan..."
"Ya kan—" Radell bingung melanjutkan kata-katanya, "terus gue harus gimana sekarang?"
"Lo temuilah mereka," Ranti memberikan saran.
Radell membalas, "Nggak deh. Lagi males ketemu sama mereka..."
"Lah... memangnya kenapa?"
"Media ini sinting kali ya? Apa-apa dibahas. Cari duit segitunya—"
Ranti menyahuti, "Resiko jadi publik figur. Lagian kalau nggak ada pemberitaan, karir lo juga nggak kayak sekarang. Lo bersikap baik ajalah sama mereka biar berita lo cepet turun. Lo telpon si Adrian kek, apa kek..."
"Adrian ya..." menjentikkan jari ke, "oke, gue telpon Adrian," kata Radell dan segera meraih ponselnya dari atas meja. Namun, ketika ponsel sudah di tangannya, ia kembali bingung. Ia diam sejenak lalu berkata, "Tapi, Ran..."
Ranti mendesah, "Tapi apa lagi, Radellua?"
"Gue nggak mau bawa Adrian ke masalah ini. It was my fault and—"
"Bawa Adrian gimana maksud lo?"
"Ya libatin dia, Ran. Kan kasihan..."
"Hadeh... terserah lo lah. Gue cuma bisa kasih saran. Lo ikutin, silakan. Nggak juga, urusannya sama lo—nama baik lo," jawab Ranti.
"Kira-kira lo bisa temuin mereka dulu nggak, Ran?" tawar Radell.
"Lo minta gue temuin mereka sementara lo di sini? Gue bakal ketemu wartawan segitu banyak sendirian?" Ranti bertanya dan Radell membalasnya dengan anggukan, "Gue bakal ngomong apa sama mereka, Radell? Gue kan nggak tau apa-apa mengenai hubungan lo sama Adrian."
"Ya lo bikin alasan apa gitu. Bantu gue ngide lah, Ran. Gue beneran bingung nih. Mana gue ada janji lagi. Kalau media di luar, gue nggak bisa jalan dong... "
"Lo mau keluar sama siapa?"
"Devan—"
"Sepupunya Nadja? cowok yang lo temuin di Jogja?"
"Iya, gue mau keluar sama dia. Janji mau makan es krim bareng."
Ranti menepuk dahi, "Astaga! Makan es krim di umur yang bentar lagi menginjak kepala tiga? Kayak bocah banget sih kalian. Ngapain sih pakai acara ice cream date segala?"
"Lo nggak bisa lihat gue happy ya, Ran?"
Violisa yang baru keluar kamar mandi menyela ucapan Radell, "Lagian ya, sudah tau lagi urgen dan banyak media nunggu lo, masih aja kepikiran ice cream date. Cancel dulu lah acara dating lo sama Devan. He's not going anywhere, Radell..."
"Sudah terlanjur bikin janji, Violisa..."
"Inget nama baik lo, Nyai! Utamain itu dulu!" tegas Vio sambil mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
Radell mencebikkan bibirnya dan segera masuk kamar. Ia duduk di pinggir tempat tidur sambil menimbang-nimbang apakah ia harus menghubungi Adrian atau tidak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prefix-Suffix
RomanceFaradellia Puti Sasongko, seorang model, publik figur dan internet personality harus menerima pil pahit hubungannya kandas di tengah jalan. Radell, nama panggilan perempuan itu benar-benar tidak menyangka kalau pria yang sangat ia cintai, Adrian Jus...