"Kamu nggak perlu antar aku pulang," kata Radell dengan ketus.
Adrian menimpali, "Kamu habis sakit dan aku nggak tega biarin kamu pulang sendirian."
Radell mendengus. "Aku semalem bawa mobil—"
"Mobil kamu diurus Pak Haryo. Jadi, biarkan aku yang antar kamu pulang," potong Adrian.
Radell bertanya dengan sinis. "Kamu selalu saja mengambil keputusan sepihak. Biar kenapa sih, Dri?"
Adrian menjawab Radell dengan tegas, "Aku nggak perlu mengulang alasanku. Aku sudah jawab di awal tadi. Nggak usah ngotot deh, Ra. Aku yang antar kamu pulang."
Radell mengembuskan nafas kasar. "Whatsoever!"
"Kamu masih marah sama aku?" tanya Adrian.
Maksud lo? Lo campakin gue, gue nggak marah gitu? Lo memang pinter tapi bodoh.
"Menurut kamu?" Radell bertanya balik pada Adrian yang sedang serius memperbaiki dasinya.
Adrian mendekat pada Radell, tidak menjawab wanita itu, melainkan meminta tolong Radell untuk membenarkan letak dasi yang ia kenakan. "Ra, can you help me?" pintanya.
Adrian mensejajarkan tubuhnya pada Radell yang sedang duduk di pinggir ranjangnya. Wanita itu pun hanya diam mengamati tingkah pria-yang-tidak-bisa-lagi-disebut-suaminya-itu. Dan entah kenapa ia hanya bisa menurut apa yang diminta Adrian. Padahal Radell sudah cukup kesal harus berdebat dengan pria itu. Bahkan ia merasa canggung harus berada dalam jarak yang dekat denganya.
Please, Del fokus. Jangan tatap matanya. Akan merusak move on lo. No! Don't do that!
"Sudah," kata Radell setelah ia selesai membantu Adrian merapikan dasinya.
"Thank you!" Adrian berterima kasih atas bantuan yang diberikan Radell. Sementara wanita itu hanya tersenyum kecil sembari menaikkan kedua bahunya.
Adrian berkata, "Ayo aku antar pulang!" Mengulurkan tangan kanannya yang hanya ditatap bingung oleh Radell.
"Kamu nggak mau pulang? Mau tinggal disini?" Adrian bertanya.
Gue bingung sama lo, Dri.
Adrian melanjutkan kata-katanya, "Kalau kamu mau istirahat di sini ya nggak apa-apa. Hari ini jadwal Ratih beres-beres. Nanti Ratih bisa siapkan keperluan—"
"Nggak perlu," potong Radell, "aku mau pulang. Aku ada penerbangan ke KL sore ini."
Adrian tersenyum. "Ya sudah. Sekarang kamu siap-siap. Aku antar kamu pulang. Ke rumah utama¹, kan?"
"Ke apartemen aku. Aku berangkat dari apartemen."
"Okay..." Adrian menegakkan tubuhnya dan mengambil jas Kingsman yang ia sampirkan di kursi. "Anyway, aku juga ada penerbangan ke Kuala Lumpur sore ini. Besok pagi aku ada meeting dengan Datuk Aadam Nor Fuaad."
"Executive Director Dome Hundreds?" sahut Radell.
"Yap!" jawab Adrian dengan semangat. Pria itu kemudian mengerutkan dahinya dan bertanya, "Do you know him?"
"Anak Datuk Fuaad, Khadra Alesya Fuaad adalah tunangan temanku," Radell menjelaskan.
"Wow coincidentally," kata Adrian sambil memakai jasnya. "Beberapa kolegaku mengatakan bahwa Khadra itu sangat cantik. Unfortunately, she's taken."

KAMU SEDANG MEMBACA
Prefix-Suffix
רומנטיקהFaradellia Puti Sasongko, seorang model, publik figur dan internet personality harus menerima pil pahit hubungannya kandas di tengah jalan. Radell, nama panggilan perempuan itu benar-benar tidak menyangka kalau pria yang sangat ia cintai, Adrian Jus...