PS - ENAM

15K 1.7K 20
                                    


______

"Naka... sorry telat," kata Radell pada Arnaka Gatra Adiguna setibanya di Hjh Maemunah Restaurant, salah satu restauran dengan michelin bib gourmand yang ada di Singapore.

Naka mengangkat wajahnya ketika Radell menyebutkan namanya. "Hey, Radell. Iya, nggak apa-apa. Aku baru sampai juga kok," menarik kursi untuk Radell, "silakan duduk," silanya.

"Thank you..." balas Radell sambil tersenyum. "Lama nggak ke sini, Ka."

Naka mengerutkan keningnya, "Masa sih?" Radell mengangguk. "Aku kira kamu masih sering PP KL-Singapore."

"Sudah nggak. Aku stay di KL sekarang."

"Nice. Anyway, how are you doing? Kita sudah tiga tahun nggak ketemu. Terakhir ketemu di Paris, kan? Coincidence banget ya, aku lagi ada urusan di Singapore dan kamu lagi ada di sini, though cuma transit. Pada akhirnya kita bisa ketemu."

Radell tersenyum dengan lensung pipi yang khas di wajahnya. "Iya nih. Unexpectedly bertemu di Singapore. Aku kira kita bakal ketemu di Indonesia, Surabaya mungkin."

Naka tertawa, "I wish we could meet in Surabaya. Aku pengen ajak kamu kulineran. Dan semoga itu hari cheating kamu. Jadi, kamu bisa bebas makan apa saja."

Radell tertawa lalu menimpali Naka, "Yes, you could. Anyway, aku nggak terlalu aktif di catwalk lagi sekarang, cuma terima tawaran ambassador aja. Jadi, dietnya nggak ketat banget."

"Really?" Naka menaikkan sebelah alisnya. "Aku kira kamu lagi target jadi Angels nya VS. Bukannya itu impian kamu?"

"Pas awal karir, iya. Sudah sepuluh tahun berlalu, kayaknya aku lebih pengen jadi istri dan Ibu," jawab Radell dengan serius.

"Shocked!" kata Naka spontan. "Aku nggak pernah berpikir seorang Faradellia Puti Sasongko akan berkata seperti ini. It's not you, right? You change much!"

"Mungkin. Lagipula, lihat keponakanku yang semakin lama semakin besar jadi pengen punya anak, Ka. Lucu ya lihatin perkembangan anak gitu."

Naka menggelengkan kepala. "Sepertinya kamu sudah kemakan omongan tetangga nih."

"Nggak lah," seringai Radell, "tetangga aku mah mana ada yang nyinyir."

"Lalu?"

"I already told you, Ka. Please deh jangan mengulang pertanyaan yang sama," kata Radell sambil malu-malu.

"Okay! Nggak akan nanya lagi. Mending makan, ya."

"Exactly! mau makan apa?" tanya Naka. "Aku pesenin."

"Rendang, ayam sama perkedel," jawab Radell spontan. "Jangan pakai kuah, Ka."

Naka beranjak dari kursinya. "Siap!"

***

Saat memesan makanan, Naka sempat terkejut karena ia tidak sengaja bertemu dengan Adrian. "Adrian?"

Adrian menoleh, "Arnaka! Hey bro?!" sapanya sambil menjabat tangan Naka. "Been a long time. Lagi business trip?"

"Yes. Dan gue beneran nggak nyangka kalau kita bakal ketemu di sini. Project resort di Lombok gimana?" tanya Naka basa-basi. "Gue denger banyak yang mau join sama project lo, ya. Menjelang GP Lombok, orang-orang pada mau invest."

Adrian mengerutkan dahinya. "Ya begitulah, orang-orang pada nggak lihat peluang sih."

"Anyway, lo ke sini sama siapa?" Naka kembali bertanya.

Prefix-SuffixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang