...
Selesai menghadiri inaugurasi, Radell diantar pulang oleh Alaf. Di sepanjang perjalanan, ia hanya termenung dan berkutat dengan pikirannya sendiri. Ia bahkan tidak berminat mengobrol dengan teman baiknya itu.
"Senyap je. Apa yang tak kena dengan kau ni?(1)" Alaf bertanya untuk memecah keheningan di antara mereka berdua.
(Diam aja, kamu kenapa?)
...
...
Namun, tak ada jawaban dari Radell. Perempuan itu masih saja terdiam. Alaf pun tak kehabisan akal, ia terus saja berbicara agar direspon Radell. "Fara, hello? Kau tak sihat kah? Senyap macam phone je. Pening aku nampak kau macam ni? Faham, tak? Apa yang berlaku?(2)" ujarnya sambil menghentikan mobil yang mereka tumpangi secara mendadak di tepi jalan yang sepi.
(Fara, halo? Kamu lagi nggak sehat? Diam aja seperti handphone. Aku pusing lihat kamu seperti ini. Paham, nggak sih? Ada apa?)
Mobil yang berhenti secara mendadak membuat Radell tersentak. Ia langsung berteriak tanpa memedulikan keberadaan Alaf. Apalagi kepalanya hampir terbentur dashboard. Ia tak menyangka akan dikejutkan Alaf dengan cara seperti itu. "Apa yang kau buat ni!?(3)" geramnya.
(Kamu ngapain apa sih!?)
Tanpa rasa bersalah, Alaf menimpali, "Faradellia, kau kenapa?" memiringkan tubuh, "Lihat diri kau, senyap sunyi macam tu. Kau boleh bagi tahu problem kau atau aku tak hantar kau balik. Aku tak boleh tengok kau macam ni(4)."
(Faradellia, kamu kenapa? Lihat diri kamu, diam seperti itu. Kamu bisa ceritain masalah kamu atau aku nggak anterin kamu pulang. Aku nggak bisa lihak kamu seperti ini)
Radell membalas, namun dengan malas, "Alaf, jomlah. Aku tak berminat. Penat. Bolehkah kau meneruskan perjalanan je?(5)"
(Alaf, ayolah. Aku nggak pengen. Capek. Bisa nggak kamu terusin perjalanan aja?)
"You senyap sebab kau penat? Iye? Kau tak tipu aku kan ni? (6)"
(Kamu diam aja karena kamu capek? Iya? Kamu nggak bohong sama aku, kan?)
Radell mengembuskam nafas kasar. Ia pun menjawab, "Yes, if you wanna know the answer, the answer is... I'm tired. I want to sleep. And please, faster."
Alaf mendengus. Ia kemudian menjawab, "Okay. Use your seat-belt, then..." lalu menekan persneling.
"I did... since I got in. FYI, I'm glad that tomorrow is weekend. I can sleep all day long."
"Huums..." gumam Alaf malas.
...
...
Perjalanan mereka terasa sangat panjang karena lokasi acara cukup jauh dari kediaman Radell. Alaf pun harus mengambil jalan lain agar cepat sampai apartemen Radell.
Sembari memerhatikan jalan, Alaf berkata dalam keheningan mereka, "You know, Fara, aku fikir Encik Adrian likes you. Aku dapat tengok tu..."
Dalam kondisi mata terpenjam, Radell coba menanggapi ucapan Alaf, namun dalam hati. Nggak mungkin lah Adrian suka gue. Dia cuma obses ke gue. Itu aja kok.
"Encik Adrian tu handsome sangat. Aku sebagai lelaki pun boleh rasakan tu. His wife must be so lucky. He is a man with billion dollar in his pocket(7)"
(Tuan Adrian itu ganteng banget sih. Sebagai laki-laki, aku bisa merasakan itu. Istrinya pasti beruntung. Dia adalah seorang pria dengan miliar dolar di saku celananya)
![](https://img.wattpad.com/cover/185498823-288-k861212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prefix-Suffix
RomanceFaradellia Puti Sasongko, seorang model, publik figur dan internet personality harus menerima pil pahit hubungannya kandas di tengah jalan. Radell, nama panggilan perempuan itu benar-benar tidak menyangka kalau pria yang sangat ia cintai, Adrian Jus...