PS - 32

5.9K 583 89
                                    

"What do you think about Lombok, Ka? If I have to choose, I choose Lombok over Bali. Look at the view..." Radell tiba-tiba melontarkan pertanyaan pada Naka ketika keduanya sedang duduk santai di salah satu kafe yang ada di daerah Senggigi. Hanya ada beberapa orang di tempat tersebut sehingga membuat suasana terasa eksklusif.

Naka yang sedang menyesap air kelapa muda menoleh ke arah Radell yang tengah menikmati air laut yang sedang pasang di depannya.

"Hah? Gimana maksudnya?" Naka kembali bertanya karena ia tiba-tiba kehilangan fokus.

Ia terlalu fokus mengamati Radell yang hari itu sangat cantik. Radell mengenakan dress berwarna kuning cerah dengan motif bunga-bunga yang membuat penampilannya tampak ceria dan menyenangkan. Kacamata hitam berbingkai bulat bertengger di telinganya, sedangkan rambutnya dicepol asal membuar leher jenjangnya terlihat jelas.

Naka menelan salivanya dalam-dalam. Fokus, Arnaka, fokus.

"I said, I prefer Lombok to Bali," Radell mengulangi pernyataannya. "What do you think?" membalikkan—mengarahkan—wajahnya pada Naka.

Naka menatap wajah Radell dengan jengah, ia menyeringai, lalu menjawab "Ah... ya, I would say so. If you're looking for quiet place, I will suggest you to come here. I mean, Bali is overrated."

Gue ngomong apa sih? batin Naka.

"Yap. Aku adalah golongan orang yang nggak terlalu suka Bali dan hingar-bingarnya. Bukannya apa-apa. Bali is good. Everyone loves Bali, I guess. But if I have to choose, I prefer Borneo to Bali or Lombok to Bali. If you ask, 'Why?' I would answer, I love the ambiences, the people, and the food," jelasnya. "Anyway, have you visited Borneo before? Derawan, Kakaban, maybe?"

"Never. But I plan it, one day. I love diving, I wanna dive in Kakaban. And of course, I wanna see stingless jellyfish"

"I had!" Radell menanggapi ucapan Naka dengan semangat. "Aku pernah snorkling di danau Kakaban sama ubur-ubur itu, Naka! It was breathtaking!" terangnya dengan sumringah.

"Oh, ya? When?

Radell memperbaiki duduknya dan menjawab, "Setahun yang lalu. Kebetulan aku ada project di East Borneo. Aku pikir, kenapa nggak sekalian liburan aja ke Kepulauan Derawan. Ya udah, ke sana deh."

Naka tersenyum mendengar jawaban Radell. Ia lalu berkata, "Next time, kamu bisa jadi guide aku. Aku pengen banget ke Kakaban."

Radell menganggukkan kepala. Ia tersenyum bahagia dan menyanggupi permintaan Naka tanpa berpikir panjang. "I would love to, Naka. Aku juga kangen liburan—literally liburan. Makanya emang harus luangin waktu buat cuti."

"Yes, we should, Radell. Kayaknya abis opening kantor di Bangkok, wacana liburan bareng ini bisa dibicarain lagi deh," kata Naka dengan serius.

"Bisa banget! Aku bakal cari waktu kosong untuk itu. Aku juga mupeng ke Labuan Cermin. Belum sempet ke sana soalnya."

"Tenang, aku bakal bikinin itinerary buat kita, let's do some adventure together!" kata Naka dengan semangat.

Prefix-SuffixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang