Chapter 15 : Sundial & Polonium

1.1K 215 14
                                    

Jaemin dan Jeno kembali melakukan pencarian benda berupa jam rusak yang mereka yakini berada di area pemakaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin dan Jeno kembali melakukan pencarian benda berupa jam rusak yang mereka yakini berada di area pemakaman.

Selama hampir satu jam lebih mereka mencari sekeliling area pemakaman, tetapi mereka belum juga menemukan benda yang mereka cari.

Karena tidak menemukan hasil, mereka pun memutuskan untuk pergi ke lokasi pemakaman berikutnya. Tetapi saat mereka baru berjalan beberapa langkah menuju gerbang pemakaman, langkah Jaemin tiba-tiba terhenti.

Jeno yang berjalan di depan Jaemin menyadari langkah kaki Jaemin yang terhenti lantas langsung menengok ke belakang dan mendapati Jaemin yang sedang memperhatikan sesuatu.

"Kau lihat sesuatu?" Tanya Jeno.

"Aku menemukannya." Jawab Jaemin sambil menunjuk sesuatu.

Jeno melihat arah yang ditunjuk oleh Jaemin.

"Tugu?" Tanya Jeno bingung.

Jaemin tidak menjawab. Ia justru berjalan mendekati sebuah tugu yang terletak di area pemakaman paling belakang. Jeno pun berjalan mengikuti Jaemin dari belakang.

"Jam matahari?!" Ucap Jeno saat mereka sudah berada di dekat tugu itu.

Jaemin menatap Jeno, Jeno pun membalas tatapan Jaemin. Beberapa detik kemudian mata Jeno membulat.

"Aaa~ aku mengerti sekarang. Alat petunjuk waktu yang sudah tidak berfungsi lagi bukan mengarah pada sebuah jam pada umumnya. Melainkan mengarah pada jam matahari yang sudah rusak ini." Ucap Jeno sambil menjentikkan jarinya.

"Benar sekali. Sejak tadi kita hanya terfokus mencari benda yang kita kira bentuknya sama seperti jam pada umumnya. Padahal dalam teka-teki kedua sudah sangat jelas memberitahukan benda seperti apa yang harus kita cari." Ucap Jaemin.

"Aku baru sadar kalau teka-teki kedua hanya menuliskan satu kalimat dan satu soal sigma. Tapi aku malah mengartikan satu kalimat itu dalam tiga bagian." Timpalnya.

"Lalu sekarang bagaimana?" Tanya Jeno.

"Ingat bagian terakhir teka-teki yang aku artikan?" Tanya Jaemin balik.

"'Bayang akan menunjuk arah'" ucap Jeno.

"Kita sekarang hanya harus melihat bayangan dari jam matahari ini yang menunjuk angka sepuluh. Hasil dari soal sigma yang sudah aku kerjakan. Tapi kita mendapat dua kendala di sini." Ucap Jaemin.

"Pertama, batang logam yang menghasilkan bayangan sudah patah dan yang kedua tidak akan ada sinar matahari untuk saat ini." Timpalnya sambil melihat langit di atas.

Jeno mengambil batang logam yang patah lalu mengarahkannya pada angka sepuluh pada jam matahari itu. Lalu ia dan Jaemin melihat ke arah dari batang logam itu menunjuk.

"Tidak terlihat sesuatu yang janggal selain hamparan salju dan batu nisan." Ucap Jeno.

"Karena ini tempat pemakaman." Ucap Jaemin.

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang