Pembunuhan yang diakibatkan karena masalah dendam mungkin sudah sering terjadi. Namun, apa jadinya jika suatu kasus pembunuhan dilakukan hanya karena ingin menjadikannya sebuah ajang permainan oleh si pelaku?!
Target peserta dalam ajang permainan in...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
01 Januari 20xx
Berita kekacauan yang terjadi di pesta malam tahun baru milik Tuan Ham sudah tersebar di seluruh penjuru kota Jeonju. Mulai dari berita yang memuat adanya baku tembak yang terjadi di dalam gedung pesta, sniper yang mencoba mencelakai anak pewaris keluarga Zhong, hingga pemberitaan penangkapan Ham Minhyuk, CEO Perusahaan Elektronik terbesar di Jeonju.
Sniper serta dua orang yang menyamar jadi pelayan di pesta milik Tuan Ham telah ditangkap. Identitas mereka juga di ungkap, yaitu Kim Yugyeom sebagai sniper, sedangkan Wang Jackson dan Park Jinyoung sebagai pelayan.
Park Jinyoung yang di kenal sebagai pemilik toko buku besar di Kota Jeonju menjadi perbincangan hangat di kalangan warga. Bahkan Ryujin yang hingga saat ini masih berkerja di sana kedapatan di wawancarai oleh beberapa media. Namun, Ryujin yang nyatanya hanya mengetahui sifat dan sikap baik Park Jinyoung hanya bisa sedikit menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh para wartawan.
Xinlong yang diketahui sebagai adik tiri dari Park Jinyoung juga tak luput dari buruan para wartawan yang ingin mewawancarainya. Namun, para penjaga panti asuhan terutama Changbin berusaha sekuat tenaga menghalangi para wartawan agar tidak bisa bertemu dengan Xinlong.
02 Januari 20xx
Satu hari dua malam Jaemin terbaring di ranjang rumah sakit. Pukul 10 pagi hari ini Jaemin baru saja terbangun dan siang harinya Jaemin sudah di perbolehkan pulang ke rumah bersama keluarganya.
Sesampainya di rumah, Jaemin langsung memberi kabar pada ketiga temannya. Jeno, Haechan, dan Renjun yang mendapat kabar tersebut pun seketika merasa senang dan hendak berkunjung ke rumah Jaemin untuk menjenguk teman baik mereka itu. Tetapi Jaemin melarang mereka untuk datang dengan alasan karena teman-temannya itu pasti akan menceramahinya panjang lebar atas kejadian yang menimpanya kemarin malam. Namun, bukan Haechan namanya jika tidak jahil. Ia tetap ingin menjenguk Jaemin walaupun sudah dilarang.
"On the way!" Ucap Haechan melalui sambungan telepon lalu memutuskan sambungan begitu saja.
"Aku dan Renjun juga akan ke sana." Ucap Jeno.
"Tunggu kami." Ucap Renjun. Ia dan Jeno pun juga langsung mematikan sambungan telepon setelah berucap demikian.
Jaemin hanya bisa menghela nafas sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur. Namun, beberapa detik kemudian ia bangkit kembali lalu berjalan ke arah meja komputernya. Ia menyalakan komputer tersebut dan mulai mengerjakan sesuatu.
Cukup lama ia berkutat di depan komputernya hingga akhirnya Haechan datang dan di susul oleh Jeno dan Renjun.
Masing-masing dari mereka membawa sesuatu untuk Jaemin. Jeno membawa kue buatan khusus dari ibunya, sedangkan Haechan membawa minuman rempah-rempah yang dibuat khusus oleh ibunya untuk Jaemin, dan Renjun sendiri membawa beberapa minuman suplemen dan makanan sehat yang dibuat oleh kakaknya, Kun.