Chapter 19 : Yu Zeyu & Mr. Zhong

1K 207 15
                                    

Kembali pada beberapa menit yang lalu, saat Doyoung di tinggal sendirian di pemakaman karena Mark harus mengejar Jeno dan Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali pada beberapa menit yang lalu, saat Doyoung di tinggal sendirian di pemakaman karena Mark harus mengejar Jeno dan Haechan.

Doyoung berjalan mendekati tugu jam matahari.

Dirinya berdiri tepat di samping kanan tugu itu. Ia mengedarkan pandangannya ke kanan, ke arah bayangan dari batang logam jam matahari itu menunjuk, tetapi tidak ada sesuatu yang mencurigakaan baginya.

Hingga dua menit berlalu, tiba-tiba terdengar samar-samar suara alarm.

Doyoung segera mencari sumber dari suara itu berasal dan ternyata suara itu berasal dari salah satu batu nisan yang tertutup tumpukan salju tebal.

Doyoung melihat ada gundukan salju aneh yang ada di tengah-tengah batu nisan itu. Gundukan salju itu terlihat aneh bagi Doyoung karena hanya di batu nisan itu saja yang terdapat gundukan seperti itu. Apalagi dari gundukan itu terdengar suara alarm yang sebelumnya Doyoung dengar.

Doyoung berjongkok di depan batu nisan lalu menyingkirkan tumpukan salju yang menutupi gundukan itu. Setelah tumpukan salju disingkirkan, Doyoung melihat sebuah jam digital yang masih menyala walau sudah basah karena efek salju yang mencair.

Jam digital itu berbentuk kubus berwarna coklat krim dan memiliki corak seperti kayu.

Doyoung memeriksa jam digital itu dengan teliti untuk mencari sesuatu yang mungkin saja merupakan sebuah petunjuk baru. Namun, Doyoung tidak menemukan petunjuk apapun pada jam digital itu. Itu hanyalah jam alarm digital biasa tanpa ada sesuatu yang spesial. Tetapi Doyoung tetap curiga dan merasa aneh terhadap jam digital itu karena diletakkan di atas batu nisan dan dibiarkan begitu saja.

Kini pandangan Doyoung beralih menatap batu nisan yang ada di depannya.

"Yu Zeyu." Gumam Doyoung.

Dari kejauhan, terlihat si penjaga pemakaman datang menghampiri Doyoung dengan membawa senter di tangan kirinya.

"Detektif Kim, ada yang bisa saya bantu?" Ucap si penjaga pemakaman saat sudah berada di hadapan Doyoung.

Doyoung yang tadinya sedang berjongkok lantas berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan si penjaga.

"Saya Yonghwa. Salah satu penjaga yang menjaga pemakaman ini." Ucap si penjaga pemakaman memperkenalkan diri.

"Saya Kim Doyoung. Penyidik kepolisian." Ucap Doyoung memperkenalkan diri.

Walau pun ia tahu bahwa Yonghwa sepertinya sudah mengenalnya. Karena tadi Yonghwa memanggilnya dengan sebutan Detektif Kim.

"Saya ingin bertanya sesuatu. Kenapa jam alarm digital ini ada di pemakaman dan di letakan di batu nisan ini?" Tanya Doyoung. Ia mulai menginterogasi Yonghwa.

"Jam itu di letakkan oleh sang kakak dari pemilik batu nisan ini. Alasannya dia meletakkan jam itu saya kurang tahu. Tapi jika alasan alarm jam itu berbunyi di setiap pukul 10 malam, itu karena adiknya meninggal tepat di waktu tersebut." Jelas Yonghwa.

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang