Chapter 17 : Interrogation

1K 203 5
                                    

Detektif Kim dan Mark serta Tuan Zhong, kini sudah berada di kediaman keluarga Park

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Detektif Kim dan Mark serta Tuan Zhong, kini sudah berada di kediaman keluarga Park. Detektif Kim berniat untuk mengintrogasi Chenle dan meminta semua orang yang ada di dalam kamar untuk keluar. Tetapi Chenle melarangnya. Karena Chenle bisa merasa tenang jika ada banyak orang yang berada di sekelilingnya. Detektif Kim pun mau tak mau harus menuruti permintaan Chenle agar sesi introgasinya bisa dengan mudah berjalan.

"Sekarang bisa kau ceritakan, kenapa kau pergi dari rumah?" Tanya Detektif Kim.

Chenle masih sesenggukan karena baru saja berhenti menangis. Ia mencoba menenangkan diri untuk menceritakan apa yang telah ia alami.

"Siang tadi saya mendapat pesan dari seseorang. Isi pesannya menyuruh saya untuk pergi ke Taman Deokjin. . ." Ucap Chenle.

"Jika aku tidak menurut, dia mengancam akan membunuh temanku. Lalu dia mengirim foto. . . Jisung." Timpalnya.

Semua orang yang ada di sana syok mendengar cerita dari Chenle. Terutama Jisung dan Serim.

Chenle menjadi seperti ini karena ingin melindungi Jisung, teman dekatnya sekaligus adik dari Serim.

Mata Jisung mulai berkaca-kaca karena terharu akan pengorbanan Chenle.

"Lalu apa yang terjadi di sana?" Tanya Detektif Kim lagi.

"Di sana ada seseorang yang menuntun saya masuk ke dalam mobil. . . Saat di dalam mobil, dia menyuntikkan sesuatu di leher saya. Setelah itu saya tidak ingat apapun. . ."

"Lalu saat terbangun, saya sudah berada di suatu ruangan besar, seperti gudang. . ." Jawab Chenle.

"Apa kau ingat ciri-ciri orang yang menuntunmu masuk ke dalam mobil?"

"Badannya besar dan tinggi. Dia memakai pakaian serba hitam serta memakai masker dan topi."

"Apa kau ingat mobil apa yang orang itu gunakan?"

"Saya tidak begitu ingat. Tapi sepertinya itu adalah mobil hummer besar berwana hitam."

"Apa kau mengingat sesuatu yang ada di dalam ruangan itu?" Chenle menggelengkan kepalanya

"Ruangan itu terlalu gelap. Aku tidak bisa melihat apa-apa."

"Apa ada kejadian lain saat kau berada di sana?"

Chenle mencoba menahan tangisnya saat ia mengingat kejadian yang ia alami saat ia berada di tempat asing itu.

"Dia mengikat saya di kursi dan meninggalkan saya sendirian di sana. . . Saat dia kembali. . . Dia langsung menyiram saya dengan air dan menyuruh saya untuk berganti pakaian. . . Setelah itu dia menyuruh saya untuk pulang. . ." Jelasnya.

Tuan Zhong mengepalkan tangannya dengan kuat. Ia sangat marah pada seseorang yang telah membuat putra kesayangannya menjadi seperti itu.

"Bagaimana suara orang itu? Kau bisa menjelaskannya?" Chenle kembali menggelengkan kepalanya.

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang