.....|38|

374 31 0
                                    

..

Dan!!

Tatapan manik berbeda warna itu menatap satu dengan yang lain. Tak ada kata lagi, hanya terapan. Tatapan yang mengandung makna yang banyak.

Ketiga makhluk itu entah mengapa sangat suka bersetatap. Entah apa yang ketiganya pikiran. Hanya mereka saja yang tahu.

Hembusan angin yang terasa pelan namun menyejukkan menyapu tiap inci tubuh ketiganya dan di ikuti gugurnya bunga serta dedaunan yang berasal dari pohon-pohon yang berbunga dan berdaun kekuningan. Bunyi buah yang jatuh terdengar samar di telinga serta burung-burung kenari dan sejenisnya terdengar merdu memasuki telinga ketiganya.

Perasaan tenang nan akrab ketiganya tiba-tiba rasakan, namun entah apa itu. Akrab namun tak tahu apa artinya. Samar itulah jawabnya mungkin.

Masih seperti tadi, ketiganya masih sama namun kali ini mereka berguna entah apa, hanya suara samar yang terdengar tersapu angin. Samar namun bermakna, makna bagi mereka yang terlibat.

Lama dalam ke-terdiaman, salah satu dari ketiganya angkat bicara namun dengan intonasi acuh tak acuh tapi bermakna.

"Masih terdengar sama. Sebenarnya siapa anda? Entah mengapa anda berkesan tak asing untuk saya? Hm~ apa kita pernah berjumpa? Ataukah...ah~"seru dan tanya gadis naga.

Roh pohon atau Chi-Ran menatap tak terbaca kearah gadis naga namun tetap membalas pelan.

"An~ sepertinya iya."

Gadis naga atau Mei-lin seperti yang disebutkan Chi-Ran sebelumnya, nama dari si gadis naga.

Mei-lin menatap acuh kemudian berkata lagi. "Sungguh? Tetapi dimana? "

Chi-Ran terdiam sesaat kemudian berkata."Di sini dan waktu ini."

"Hu? Tentu saja anda dan saya bertemu di sini dan waktu ini, tetapi saya menanyakan kita bertemu di suatu tempat, bukan saat ini mungkin?"

Chi-Ran tersenyum simpul lalu membalas. "Mungkin."

"Hu? Entah mengapa saya merasa anda terlihat sedang bercanda dengan saya?"

"Saya tidak melakukan nya."

"Hu? Anda melakukan nya. Saya percaya itu."

"Tidak, saya tidak."

"Anda iya."

"Ha~ jika saya bercanda dengan anda? Saya tanya apa untungnya saya melakukan hal itu kepada anda?"

"..."

"An~ mengapa anda diam? Tak tahu harus menjawab apa, nona?"

"..."

"Hu? Diam anda adalah jawab anda. Saya mengerti."

"Pria aneh."

"Saya mungkin."

.

Kedua makhluk itu saling berkata dan melupakan sosok gadis malas yang terlihat terduduk bersandar di pohon sambil menguap dan menonton kedua nya dalam diam. Gadis itu, Hyo Hwa hanya diam tanpa ingin ikut campur dengan keduanya. Namun, entah mengapa ada rasa akrab saat menatap keduanya dalam pertengkaran. Seperti Dejavu.

"Hoem~ ngantuk nya!!"

"Kapan ini berakhir dan kapan saya bisa keluar dari tempat indah ini? Entah mengapa rasanya bosan. Sangat membosankan. Huh~ sepertinya saya merasa rindu dengan pelayanan kecilku itu. Entah apa yang saat ini dia lakukan? Hun~ siapa yang tahu?"

"Hoem~ sepertinya saya benar-benar melupakan sesuatu hal penting tapi apa? Entah mengapa sedari tadi saya merasa hal penting ini sedikit menganggu. Hu? Ack!! Kenapa saya begitu bodoh?"

Time Travel Hyo HwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang