Pelayan Sang Putri |6|

2.3K 133 2
                                    

Cahaya menyilaukan terlihat tengah memandu seorang gadis cantik dalam kegelapan abadi. Sang gadis terus  berlari mengejar sang cahaya.

Tak ada rasa lelah maupun letih, yang ada hanyalah keteguhan hati untuk mencapai sang cahaya yang membimbing nya menuju tempat antar beranta itu.

Saat sang gadis akan mencapai batas, dimana cahaya itu tepat berada dari jarak sangat dekat dengan posisinya.

Saat sang gadis mengulurkan tangannya kearah sang cahaya, tiba-tiba dentuman keras kembali terasa menyakitkan kepalanya serta sekujur tubuhnya. Hingga,,

Brak!!

Tumm!!

Bruk!!

Sang gadis merasa tubuhnya mengambang, samar-samar dia mendengar suara-suara yang membimbingnya ke ara sang cahaya.

Dan tak berselang lama, mata sang gadis terasa memberat, ingin sekali tertutup karena menahan rasa sakit tiada tara. Hingga,, kegelapan kembali menyambut sang gadis.

Namun,, kegelapan itu tak berselang lama karena ada sesuatu, sesuatu yang seakan menariknya dan memaksa dirinya untuk terbangun. Terbangun dari kegelapan yang terasa memuakkan.

Hingga,,, lama-kelamaan manik indah  milik sang gadis, akhirnya terbuka secara pelan-pelan, menampakan manik berwarna Berry yang sangat memikat tiap orang yang menatap manik cantik itu.

Tak sia-sia gadis itu terus berjuang dalam kegelapan. Namun entah mengapa semua Indra nya terasa tak berfungsi.

Sial!!

Mengapa seperti ini? Rasanya sangat aneh dan benar-benar mengganggu.

CK, berat sekali.

Namun, sedikit demi sedikit semua Indra perasaanya mulai kembali berfungsi.

Gadis itu perlahan demi perlahan menggunakan semua Indra nya untuk mendeteksi dimana dirinya saat ini. Saat dia mengungkapkan beberapa indra nya. Dapat dia rasakan saat ini dia tengah berbaring di ranjang yang terasa hangan nan sedikit empuk.

Gadis itu juga merasakan ada yang aneh dengan sekujur tubuh nya saat ini. Entah mengapa terasa kaku, sakit, lemah, seakan tubuh ini tak pernah digerakkan. Dalam artian mati rasa.

Dan,, apa-apaan dengan bau itu, baunya benar-benar menyengat. Seakan tengah menggelitik hidung mancung nya. Baunya seperti obat-obatan yang tak asing baginya.

Ketika kesadarannya telah sepenuhnya kembali namun tubuhnya tak mau menanggapi. Sial,, gadis itu benci dengan perasaan ini.

Lemah!!

Tak berdaya!!

Itu benar-benar memuakkan.

Setelah beberapa menit gadis itu berjuang, akhirnya tubuhnya dapat digerakkan namun masih tetap terasa kaku.

Awalnya penglihatannya berbayang, namun lama-kelamaan  mendapatkan fokusnya setelah di kedipkan beberapa kali.

Saat fokusnya telah jernih, langit-langit berwarna Berry menyambutnya.

"Ughh~~ dimana aku?"lenguhan gadis itu pelan seraya mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang terasa menerobos masuk kedalam netral nya.

"Ugh~-~ahgrkkk...ini menyakitkan!!"ringisnya seraya menatap sekeliling ruangan diman dia berada saat ini.

Asing, kata yang tepat menggambarkan dimana dirinya saat ini. Namun tempat ini dinominasi oleh warna Berry putih. Tapi entah mengapa tempat ini memberikan kesan hangat meskipun dia tak tahu tempat macam apa ini. Dekorasi nya terlihat simpel bercampur kuno.

Hanya ada beberapa furniture minimalis di dalam. Satu lemari dengan sedang scroll tersusun rapih didalamnya. Lalu meja meja rias dan meja dekat samping tempat tidur berisi beberapa hiasan rambut dan lainnya serta vas bunga lavender menguasai meja samping tempat tidur.  Sepertinya bunga itu baru saja diganti karena terlihat sangat segar dengan sedikit embun di tiap kelopak bunga. Hingga bau khas nya membuat dia bernostalgia dan merasa tenang.

Empat kata yang dapat menggambarkan tempat yang saat ini dia tempati. Yaitu Kuno namun berkesan agak mewah. Namun masih mewah kamarnya dulu saat dia masih hidup pikirnya sombong.

Saat iris berry itu menatap sekeliling ruangan, yang terlihat bernuansa mewah dipadukan dengan kesederhanaan. Satu baris Kalimat yang terselip di otak cantik sang gadis. Kamar putri-putri atau nona zaman Kono pikirnya

Saat sang gadis tengah sibuk sok mengagumi dekorasi ruangan yang dia tempati itu.

Tiba-tiba suara benda jatuh serta jeritan heboh, terdengar nyaring memasuki Indra pendengaran sang gadis hingga dia menengok mencari dimana suara itu berasal.

Manik Berry sang gadis, terlihat mencari dimana asal suara tersebut berada. Hingga iris nya menangkap sosok gadis muda berpakaian seperti seorang pelayan tengah menatap ke arahnya dengan tatapan tak percaya dan bersyukur hingga air mata di pelupuk mata sang gadis menetes deras membasahi pipi gadis muda itu.

Aneh?

"Nona!!Nona!! syukurlah... syukurlah.... terimakasih yah dewa!! Terimakasih telah membangunkan nona saya ini. Terimakasih."serunya heboh dengan air mata yang terus mengalir deras membasahi kedua pipinya.

"...."sang gadis terlihat hanya diam dan merenung.

Apa-apaan dengan gadis muda di hadapannya itu, mengapa dia berteriak bak orang gila? Sungguh suaranya benar-benar mengganggu.

Telinga nya sakit tahu.

"Nona!! nona!! apa ada yang terasa sakit? Apa ada yang tak enak? Tolong jawab Nubi."tanya pelayan muda itu capat dengan nada khawatir.

"Tidak!"jawab sang gadis dingin.

Gadis ini benar-benar merepotkan, lebih merepotkan dari pada ibunya. Huh~~ menyebalkan pikir sang gadis sambil menatap malas+ dingin gadis lain.

"Apa anda membutuhkan sesuatu?apa Nubi perlu memanggilkan seorang Tabit?"

"Tidak,"tolaknya datar

"Dan siapa kau?"lanjutnya dingin seraya menatap tajam sang pelayan muda itu yang terlihat terteguh dengan ucapan sang nona a.k.a Hyo Hwa.

"No-na!! apa anda tak mengenal Nubi ini? yah dewa~~ ada apa dengan nona saya?! "serunya panik dengan nada khawatir menatap sang nona.

"Tidak!!"jawab Hyo Hwa dingin tampa ada rasa hangat seperti nona yang pelayan muda itu rasakan dulu.

Sang pelayan muda itu terlihat terduduk. saat sang nona, tuannya yang selama ini dia jaga? ternyata telah melupakannya. Melupakan semua kegiatan ( dibaca: pengabdian nya) yang selama ini dia lakukan semasa dia kecil hingga sekarang ini.

Hatinya sakit dan terluka saat melihat dan mendengar ucapan dan tatapan tajam nan dingin dari sang nona. Apakah ini merupakan akibat dari benturan keras itu? atau karena hal lain? pikir sang pelayan dalam hati dengan lirih hingga air matanya kembali mengalir bagaikan aliran danau yang terlihat deras.

Nona!!

Nona!!

Nona ku!!

Jeritan batin sang Nubi lirih dengan raungan getir saat sang nona benar-benar telah melupakannya, melupakan semua ke baktinya. Apa ini hukum atas kelemahannya? ataukah,,, entahlah.


TBC


#7-Oktober-2020

Komen and vote gan:)

Time Travel Hyo HwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang