Awal Dari Kelahiran |3|

3.3K 212 2
                                    

Setelah perdebatan yang  unpaéda itu. Kedua orang itu memilih untuk diam, seraya menatap pria cebol. Si tuan dari maid kêparat yang gadis itu katakan yang terlihat asyik dengan permennya.

Benar-benar seperti bocah.

Pira cebol itu terlihat terduduk anteng di atas sofa yang entah sejak kapan berada di situ. So, seingat nya tak ada benda satupun di tempat dia berada.

Hanya ruang hampa yang entah dimana jalan keluarnya.

Namu kenapa sekarang terdapat sofa dan meja serta cemilan yang tertata rapih di atas meja? dengan beberapa kertas dan buku yang entah berjudul apa.

Apa itu karena sihir? Atau sejenis ilmu hitam yang digunakan para dukun atau pengabdian setan/ iblis? Ah, entahlah.

'Apa pria cebol itu penyihir? atau jin?'pikir sang gadis dalam hati saat melihat tingkah si pria cebol yang kaga ada paédah nya, benar-benar menyebalkan pikirnya.

Seakan tahu apa yang gadis dihadapannya itu pikirkan, pira cobol itupun ber-seru dengan datar.

"Saya bukan penyihir ataupun Jin nona. Saya seorang dewa. Dewa pengantar dan penghukum segala mahluk yang telah berpisah dari raganya."seru pira cebol itu tampa melihat lawan bicaranya dan tetap fokus dengan catatan yang entah apa isinya.

"Apa anda seorang cenayang? Mengapa anda mengetahui apa yang saya pikirkan saat ini? Mungkin kah~~ "

"Bukan. Kan sudah saya katakan kalau saya dewa. Dewa, tolong anda ingat, nona."

"Pembohong!! Omong kosong."

"Saya bukan pembohong nona. Dan tolong mulut manis itu dijaga. Jangan sampai anda menyesal dengan mulut yang blak-blakaan itu. Tolong mengerti lah."

"Apa itu ancaman? atau printah D.E.W.A yang terhormat?"ujarnya dengan menekan kata dewa seakan akan tengah menyindir pira dihadapannya itu.

Sang pria menatap datar, kemudian berkata malas.

"Anggap keduanya benar, Nona."jawab nya acuh.

"jadi, Anda pasti ingin tahu mengapa anda bisa berada di tempat ini? hmm.."lanjutnya.

Sang gadis menatap malas, jengah kemudian berkata ogah-ogah'an dan sedikit songgon.

"Kalau iya kenapa? kalau tidak kenapa? Ada masalah? hmm..."

Sang pira memutar bola matanya malas, saat mendengar ucapan Songgon gadis dihadapannya itu, sungguh gadis yang angkuh pikirnya.

Lalu berkata sabar.

"Itu sih bukan urusan saya? Namun, akan menjadi urusan saya jika hal itu menyangkut tentang roh manusia yang berada di wilayah serta alam saya."

"Dapat dikatakan tugas saya." Lanjutnya.

"Ohh~~ saya mengerti. Jadi, apa mau anda dari saya Dewa yang terhormat?"

"Hm~tak ada..hanya saja apa mau anda?"

Gadis itu berdecak kesal saat pria yang mengaku Dewa itu menjawab tak sesuai keyakinan nya dan malah memberinya pertanyaan yang sama seperti yang dia ajukan.

Menyebalkan!

"Kenapa Anda menjawab dengan sebuah pertanyaan dewa yang terhormat? Saya tak menginginkan hal itu, CK~~merepotkan."

"Sungguh itu sangat menjengkelkan." Lanjutnya

"Karena itu tugas saya sebagai Dewa. Jadi, apa keinginan anda sekarang nona tak sopan?"

Gadis itu hanya menanggapi dengan  angguk kemudian berfikir dalam hati.  Bertanya, apa yang ingin dia lakukan sekarang?

Apa?

Apa?

Sungguh dia tak tahu apa yang saat ini dia inginkan.

Jika pun dia menginginkan sesuatu hal, mungkin hal itu tak akan ada artinya buat dirinya yang telah mati ini.

Omong kosong.

Namun, tak ada salahnya kan untuk mencoba selagi di beri secercah harapan?

Ayolah, mungkin ini akan menjadi sia-sia, iya mungkin. Hanya mungkin.

CK, sialan. Entah mengapa gadis itu benar-benar jengkel dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Namun, ahgrk...menyebalkan.

Oke sudah di pastikan, mungkin ini akan menjadi yang terbaik! makan akan dia ajukan pada pira dewa cebol di hadapannya itu.

Oke, mari kita sampaikan

Namun sebelum itu mari kita tarik nafas perlahan kemudian hembuskan  secukupnya. Merasa cukup, mari kita berkata.

"Kebebasan dan hidup mungkin?"

"Kebebasan dan hidup kah?"

"Hm~"

"Baiklah, tapi apa anda sanggup menghadapi kehidupan yang akan anda jalan nih nanti? dan apa anda sanggup menanggung beban yang mungkin amat berat tidak, lebih berat dari kehidupan anda yang lama? Apa anda sanggup? heh~"

Dengan segala kepercayaan diri yang tinggi dan keyakinan, gadis itupun membalas.

"Apapun itu akan saya pastikan bawah saya sanggup. Bahkan jika itu lebih menyakitkan dari kehidupan saya sebelumnya. Saya, saya akan sanggup membuat siapa saja yang menghalangi jalan saya akan saya habiskan heh~"

"Bahkan saya lera membuat kedua tangan ini berwarna merah. Saya sanggup. Sungguh sangat sanggup." Lanjutnya sadis.

" Ahh~~benar-benar gadis yang sadis."

"Dan akan saya nantikan seperti apa kelanjutan dari kisah anda, nona."lanjutnya penuh arti.

Arti yang entah apa maknanya.

"Nantikan saja Dewa yang terhormat. Dan nikmati selagi anda mampu untuk melihat dan mengikuti tiap lembar demi lembar hidup yang akan saya ciptakan di dedaunan kisah hidup saya."

" Yang mungkin akan tercetak di tiap kisah-kisah yang akan menjadi sejarah. Sejarah yang akan di tulis dengan tinta emas. Atau mungkin darah."lanjutnya angkuh dan penuh makna yang tersirat.

"Hm~"

"Dan akan saya nantikan diman pun anda akan memulai kembali. Kehidupan yang mungkin menderita dan sengsara nona."sambungnya dalam hati seraya mempersiapkan hal hal yang di perlukan untuk kelahiran kembali para arwa yang memiliki keinginan yang tinggi untuk terus membukakan lembaran demi lembaran baru dalam hidupnya. Seperti roh gadis gila itu tentunya.


TBC

#5-Oktober-2020


Komen and vote gan:)

Time Travel Hyo HwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang