Gelap,,, itulah hal yang tengah dirasakan gadis itu, setelah perpindahan nya dari alam Dewa kehidupan a.k.a Yami ketempat entah dimana itu.
Entah dimana gadis itu saat ini, mata serta tubuhnya seakan-akaan tak dapat di buka dan di gerakan hanya untuk melihat dimana dia saat ini.
Huh, menyebalkan.
Dalam ketidak mampu-an nya itu,
Hanya dapat mendengar suara-suara entah dari mana asalnya, yang terus menggema masuk di Indra pendengar nya yang sensitif akan suara-suara."Tuan puteri mohon bangun lah! Nubi ini memohon atas nama dewa. Nubi mohon...hiks,,"
"Bagun!!"
"Bangun!!"
"Tolong bangunlah."
Suara-suara samar milik seseorang terdengar nyaring memasuki telinga gadis itu.
Suaranya terdengar lirih, prustasi, takut, lemah dan penuh harapan menjadi satu kesatuan perasaan yang berbeda.
Hyo Hwa saja yang mendengar nya merasa ngilu hingga mengobati hati. Apalagi yang lain. Sakit, namun entah di bagian mana.
Rasanya asing, namun juga berhubungan.
Argh,,,suara itu benar-benar mengganggu.
Suara keprustasian itu kembali menggema masuk ke Indra pendengar gadis itu. Sungguh menganggu namun juga terasa hangat.
"Tuan puteri, sadarlah. Jangan tinggalkan Nubi ini, hanya tuan puteri yang Nubi miliki. Hanya kepada anda Nubi ini berbakti. Tidak yang lain, hanya anda, anda Puteri Nubi."
"Puteri,,,, Siapa?"
"Yah dewa,,, selamatkan lah nona hamba ini. hiksss.....hambamu ini meminta,,, hamba ini meminta,, selamatkan nona hamba mu ini. Saya mohon, hanya dia yang saya punya didunia ini dan hanya kepadanya saya berbakti."
"Dewa? nona? hamba? Apa-apaan ini, hey~~dimana anda? tunjukkan diri anda. Berhentilah berteriak!! apa anda tak tahu jika suara anda itu membuat telinga saya sakit, huh? "
"Tuan puteri bangun lah..bangun lah....jangan tinggalkan Nubi (pelayan) ini sendiri di dunia tak berperasaan ini. Bagun,,, bangunlah,, nona."
"Siapa anda?"
"Tuan puteri hiksss..."
"Dimana? Anda dimana? Anda dimana?"
"Tuan puteri"
"Siapa?"
"Nona, nona ku,, nona Hyo Hwa!! tolong jangan tinggalkan Nubi ini, jika anda pergi Nubi ini akan ikut dengan anda. Nubi ini akan ikut, akan ikut. "
"Hyo Hwa? Anda dimana? jawab saya,,, jawab saya bodoh?"
"Hey~~ apa anda tuli, cepat jawablah agar saya dapat mengetahui dimana posisi anda. Dan berhentilah berteriak."lanjutnya.
Suara itu, suara itu makin meraung dan terus memanggil nama Puteri, nona dan nama nya. Entah perasaan apa yang saat ini terasa mengganjal hati, saat suara-suara itu meneriaki namnya serta nona berulangkali.
Rasanya senang, sedih dan argh...entahlah.
Entah mengapa gadis itu mencoba untuk mencari tahu dimana datangnya suara itu. Padahal dia bukanlah orang yang suka ikut campur atau penasaran dengan sesuatu hal, apalagi yang tak berkaitan dengan dirinya.
Namun entah mengapa suara-suara itu terasa memiliki daya tarik antara dirinya dengan sang pemilik suara, hingga membuatnya, membuatnya ingin mencari sosok itu, sosok yang entah siapa itu.
Gadis itu, gadis itu berlari dan terus berlari mencari sosok yang terus meraung meneriaki beribu rasa yang sosok itu rasakan.
Dia berlari,,
Berlari,,
Berlari,,
Dan,,
Terus berlari,,
Hingga,,
Sebuah,, sercercah cahaya yang bersinar redup namun lama-kelamaan bersinar terang tepatnya berada di ujung ruangan tak kasat mata. Terlihat bersinar, makin bersinar saat dia berlari mendekati sang cahaya.
Berlari!!
Berlari,,
Gadis itu berlari mengejar sang cahaya, dia terus berlari dan berlari tampa memperdulikan apa yang akan menyambutnya nanti.
Dia berlari, berlari mengejar cahaya. Cahaya yang akan menjadi awal dari segala apa yang akan terjadi di kehidupan barunya nanti.
Tak terasa, genangan air mata di kedua mata indah itu, entah sudah sejak kapan telah membasahi kedua pipi yang nampak berisi namun terlihat tirus milik sang gadis. Air mata sang gadis makian berjatuhan Laksana seperti aliran air hujan yang tak terbatas.
Mengalir sampai jauh dan jatuh tepat di tempat yang di inginkan.
Sebenarnya gadis itu sangat membenci air mata, entah mengapa dia sangat membenci benda cair yang keluar dari sela-sela mata itu. Sungguh gadis itu sangat membencinya apa lagi jika air mata itu terjatuh dari kedua maniknya yang sudah tak tahu bagaimana cara menangis.
Tapi lihatlah sekarang, dia menangis seperti orang bodoh.
Bodoh, bodoh dan bodoh.
Namun gadis itu mencoba tak mempermasalahkan hal itu, untuk saat ini, iya saat ini tidak tahu nanti seperti apa.
Walaupun gadis itu selalu berkata "air mata adalah tanda kelemahan dan tak cocok buat aku yang brandalan ( dibaca: berdosa) ini." intinya si saat ini, gadis itu harus mencapai sang cahaya. Cahaya yang membimbing sosoknya.
Sosoknya yang memiliki beribu makna, yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan orang-orang tertentu saja.
Dan sang cahaya yang mungkin akan membawanya ke tempat yang asing dan tak terbaca. Namun hal itu tak masalah bagi gadis itu,, intinya sih tempat itu memiliki hal-hal yang sangat gadis itu butuhkan. Walau gadis itu harus mendapatkan hal itu dengan tenaga serta kekuatannya sendiri.
Dan,,
Hingga,,
Dentuman keras terasa menghantam dan menyakitkan di kepala cantik sang gadis. Seakan-akaan dentuman itu ingin memecahkan serta mengeluarkan isi kepala sang gadis hingga hancur lebur seperti bubur.
TBC
#7-Oktober-2020
Koment and vote gan:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel Hyo Hwa
ПриключенияVote dulu baru baca, boleh 🤔😉 Cerita ini berkisah tentang seorang gadis cantik nan imut. Gadis yang memiliki keberanian serta kenakalan yang tak tanggung tanggung, ampe-ampe bonyok nya angkat tangan dengan kenakalan sang anak. Gadis yang tak mer...