Prolog|0|

7.9K 450 2
                                    


Saat itu, malam begitu gelap.
Tak ada pencerahan sedikitpun.
Bahkan bulan bintang yang selalu bersinar di malam hari pun tak ada. Tak ada sama sekali, seakan hanya ada kegelapan di tempat se-sunyi itu.

Hewan malam berbunyi layaknya tengah menangis sih kepergian seseorang. Gagak berkicau serta serigala yang melolong seakan-akan tengah menyanyikan sebuah lagu kematian untuk Seseorang. Seseorang yang malang. Seorang yang baru saja berpergian ke tempat yang jauh, sangat jauh bahkan tidak ada satu pun orang yang dapat ke tempat tersebut kecuali orang-orang yang telah pergi.

Pergi. Pergi sangat jauh,, meninggalkan orang-orang terkasih menuju ke alam sang kuasa. Penguasa segala umat. Umat yang dihidupkan bahkan dimatikan akan berpergian ke tempatnya. Suka maupun tak suka, rela maupun tak rela akan tetap pergi ketempat itu.

Di tempat itu, ditempat yang gelap dengan pepohonan yang rimbun serta menjulang tinggi! sebuah kejadian tragis di timpa oleh seorang gadis berparas cantik nan imut! yang terlihat berbaring tak berdaya di tanah lembab nan kasar dengan darah yang mengalir di tiap bagian tubuh yang tertusuk serta terluka oleh benda-benda tajam dan tumpul.

Tubuh kurus namun agak berisik itu, terlihat terkapar di atas tanah yang terasa kasar nan dingin. Hingga terasa menusuk ke kulit yang putih nan membiru dengan darah yang terus mengalir tanpa henti.

Darahnya mengalir bagikan air mata yang tak berhenti. Hembusan nafasnya terdengar memburu serta lirih dan tersedak-sedak seakan-akan sosok itu kekurangan oksigen.

Tak ada kata yang terucap dari belah bibir kecil yang terlihat makin memucat dan sedikit membiru itu, yang sekarang terlihat seperti mayat dan tak bernyawa.

Yang ada hanyalah tatapan sayu namun berkesan tegas dengan kilatan benci serta marah yang tercetak jelas di manik indah sang gadis. Tatapan Sanga gadis seperti menggambar beribu luka, benci, dendam yang bercampur dengan rasa sakit serta harapan, entah harapan apa, hanya sang gadis yang tahu.

Hingga lama-kelamaan, mata yang berkilat penuh benci itu mulai memberat dan terlihat tertutup rapat dengan dikuti hembusan napas yang terlihat tak terdengar lagi. Tak terdengar lagi.

Namun sebelum sang gadis akan menutup manik indahnya, dia sempat mengucapakan beberapa kata untuk seseorang yang berarti yang mungkin tengah menantikan kepulangan nya, di balik pintu rumah yang mewah dengan perasaan campur aduk karena tak melihat sosoknya, sosoknya yang belum saja berpulang di jam yang sudah di sepakati.

"Maaf, bunda...Ayah.....dan Tunggu pembalasanku di kehidupan berikutnya, brengsek. " kata terakhir yang terucap dibibir pucat sang gadis. Yang terlihat menatap sebuah benda persegi berupa ponsel yang menyalah menampilkan layar ponsel, layar yang terlihat menampilkan panggil dari seseorang, seseorang yang berarti.

Ibunya,,

Seulas senyum tercetak di bibir pucat itu sebelum gelap menjemput sang gadis. Hingga kematian abadi menjemputnya! tanpa ada penyesalan serta ketakutan tentang adanya siksaan di akhirat.

Gadi itu seakan-akan terlihat tenang dan damai, saat sang dewa kematian menjemputnya. Menjemputnya di kehidupan abadi, bagi arwah yang telah lepas dari raganya.

Entah seperti apa gadis itu saat dia telah berada di alam yang berbeda, hanya sang pencipta yang tahu seperti apa yang akan gadis itu alami atas semua tindakan yang pernah dia lakukan semasa hidup yang baru saja berakhir ini.

Semoga dan semoga saja amal baik sang gadis lebih berat dari amal buruknya hingga dia akan mendapatkan tempat yang indah di dunia berbeda itu. Semoga, semoga saja.

Kita cukup doakan saja, dan nantikan seperti apa kelanjutan dari kisah sang gadis. Gadis yang malang.

TBC

#5-Oktober-2020

Komet and vote gan:)

Time Travel Hyo HwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang