Perasaan Sang Pelayan |7|

1.9K 118 2
                                    

Mata si pelayan muda itu terlihat memerah serta sembab, karena sedaritadi dia terus menangis, menangis sang tuan yang tak mengingat tentang dirinya ini.

Dia kecewa serta marah atas dirinya yang lalai saat menjaga serta melindungi sang tuan (nona) dari  putri serta Nubi yang lain.

Dia sungguh kecewa, hingga dia ingin melakukan sesuatu yang tak pernah terbayangkan olehnya saat ini dan bahkan dulu pun tak pernah dia pikirkan.

Dia merasa berdosa serta bersalah. Hingga dia ingin bunuh diri atau mengundurkan diri menjadi pelayan pribadi sang nona muda.

Tapi jika dia melakukan dua hal itu, mungkin kah? Mungkin kah dia dapat  terbebas dari rasa bersalah ini? Dapatkan? Jika iya,, baiklah dia akan melakukan nya.

Dia tak takut untuk hal itu, jika hal itu merupakan suatu pilihan. Sungguh dia tak takut.

Saat Nubi yang mengaku pelayanan Pribadi inang yang di tempati, gadis itu, mem-bantin! sang nona muda atau dapat dipanggil dengan bad girls  Lee Hyo Hwa - dulu Putri tertua Kim Hyo Hwa - sekarang, terlihat menatap sang Nubi atau pelayanan sang pemilik tubuh asli ini dengan tatapan sulit diartikan.

Entah mengapa gadis itu, Hyo Hwa terlihat rada sedih serta kesal dengan apa yang dipikirkan oleh sang Nubi (pelayan). Dia kesal hingga mengeram marah dengan isi kepala bodoh sang Nubi yang berkesan menyebalkan.

Pelayan bodoh!!

Sungguh sangat bodoh. Hanya karena hal seperti itu dia ingin melakukan hal-hal yang bodoh dan mungkin akan sangat dia, tidak putri...ahgk, arwah sang inang yang dia tempati merasa sangat bersalah hingga bukan hingga tetapi mungkin akan menghantuinya karena tak becus menjaga pelayan bodohnya itu.

CK, menyusahkan, sungguh sangat menyusahkan.

Mengapa dia harus berinteraksi di tempat se-menyeblakan ini,, apa tak ada tempat yang lain selain tempat bodoh ini?

Sungguh, sungguh dia sudah tak betah berlama-lama di tempat macam ini. Walau dia baru saja berinteraksi, tetapi ahh~~ sudahlah.

Ehh, tunggu. Sepertinya ada sesuatu hal yang dia lupakan? Entah apa itu, ehh~~ hah,, ternyata kelebihannya masih dapat di gunakan di tempat ini, wah~~ dia kira jika dia telah mati kemampuan  akan lenyap, ternyata tidak, dan ini masih saja mendiami tubuhnya.

Sungguh, dia bangga akan dirinya yang masih bisa membaca pikiran orang lain. Ternyata kekuatannya tak sepenuhnya menghilang, xixixixi-pikir Hyo Hwa sinis.

Saat gadis itu, Hyo Hwa tengah sibuk mengagumi dirinya sendir. Tiba-tiba suara tak berdaya gadis di hadapannya itu terdengar masuk hingga sedikit menyakiti telinganya.

Sungguh, sungguh suaranya itu dapat menyakiti Indra pendengar namun apa daya, dia masih dalam mode bungkam untuk saat ini, iya saat ini. Hanya untuk saat ini, entah nanti akan seperti apa.

"Nona!! Nona!! mohon ampun, apakah nona benar-benar tak ingat tentang Nubi dan diri nona sendiri? Sungguh nona tak ingat? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa, bagimana bisa, nona?!"tanya sang Nubi penuh harap dengan nada lirih.

Gadis itu, Hyo Hwa hanya menatap dingin kemudian membalas dengan nada ogah-ogah'an.

"Tidak,"jawab Hyo Hwa jujur, so memang dia tak ingat. Jadi jangan memaksa dirinya untuk menjawab ataupun mengingat.

Salahkan saja tubuh ini, tidak!! pemilik tubuh ini yang tidak memberikan ingatan ataupun padanya. Ahk~~ salahkan juga si Yami dewa bocil yang mengirimnya tanpa ada bekal. Hingga dirinya seperti orang bodoh, linglung.

CK, menyusahkan.

Tetapi, mau bagaimana lagi, ini dunia milik orang lain dan tubuh ini pun bukan miliknya. Walau sekarang sudah jadi miliknya sih. mueheheh

"Nona, tolong di ingat-ingat kembali. Mungkin nona ingat? Siapa nona dan siapa Nubi ini."paksa nya  namun dengan nada tak berdaya.

"Jangan memaksa saya pelayan. jika saya katakan tak ingat...jadi, kau harus mengerti."jawab Hyo Hwa datar nan sinis

"Apa aku sungguh tak mengerti bahasa yang saya katakan? Jika tidak pergilah kau benar-benar menggangu saya. CK, menyusahkan." Lanjutnya datar.

'aduh, gue jadi kaga tega lihat tuh pelayan itu..'batin Hyo Hwa kasihan.

"Ta.pi.no.na!!"ucapnya dengan nada terbatas sebab sang nona menatap kearahnya dengan datar seperti  harimau yang ingin memakan mangsanya.

Benar-benar menakutkan. Sungguh sangat menakutkan, hingga membuatnya bergidik ngeri serta tubuhnya bergetaran karena rasa takut yang di timbulkan oleh sang nona.

"Diam!! jangan membantahku !!"printah Hyo Hwa mutlak tanpa ingin sekalipun dibantah.

"Ha'ii, nona!"jawabnya pelan dengan kepala tertunduk karena aura intimidasi milik sang nona terasa ingin menyayat kulitnya.

"Perihal dari sini dan biarkan saya istirahat sejenak." Kata Hyo Hwa mutlak.

Sang Nubi menatap kemudian menjawab terbata.

"Ba-ik, no-na. " Jawabnya seraya berjalan pergi meninggalkan sang nona yang hanya menatap kepergiannya dengan datar, tanpa ekspresi. Hanya ekspresi kosong namun ekspresi itu terasa sangat mengerikan. Dan sungguh lagi dan lagi-lagi nona nya seakan...tidak seperti ingin membunuhnya.

Cklek,,

Bruk!!

Setelah sang Nubi telah pergi, Hyo Hwa kembali berbaring dengan nyaman seraya menatap langit-langit kamarnya dengan penuh arti. Arti yang mendalam.

'CK, merepotkan!! dasar dewa keparat!! ngapain dia ngirim bad girls ini ke tempat tak jelas. Dan kenapa dia kaga ngasih ingatan ke aku  tentang pemilik asli tubuh yang ku pakai ini. Kan aku jadi repot sendiri!! awas saja jika aku akan, tidak lain waktu bertemu dengan nya lagi, pasti akan ku tendang nganunya 'batin Hyo Hwa kesal hingga membuatnya ingin sekali memukul sesuatu hal hanya untuk menyalurkan asrat yang tengah dia pendam.

.....

Di lain tempat pula di alam kedewa-an terlihat seorang pira cebol namu Sialnya sangat tampan, terlihat berkuta dengan buku-buku entah buku apa itu, hanya pira itu yang tahu menahu.

Saat pira itu benar-benar sibuk dengan buku yang dia baca, tiba-tiba tak ada hujan ataupun angin dia, dia tiba-tiba saja terlihat terbersin-bersin tak jelas entah apa sebabnya, dia tak tahu.

Apa mungkin dia sakit? Tentu saja tidak, mana mungkin dia sakit. Dia seorang dewa. Dewa tak akan sakit walaupun dia tak makan ataupun tak melakukan hal-hal yang akan mengakibatkan dirinya jatuh sakit.

Itu sangat mustahil.

Sungguh sangat mustahil bagi para dewa.

Hacomm...

Hacuhh..

"Anda tak apa tuan?"tanya pelayan dewa kehidupan Yami. Yang tepat berada di sebelah kirinya yang juga ikut mengawasi, tidak~~ melayani sang tuan.

"Iyah, dewa ini tak apa. Anda tak perlu khawatir."jawabnya pelan seraya mengelap ingus yang sedikit keluar dari hidung Bangir nya.

"Benarkan tuan, anda tak apa? Sungguh tak apakan?"

"Hah~~sepertinya ada yang tengah menjelekkan-jelek kan Dewa ini? Entah siapa itu, dewa ini mungkin tak tahu."ucapnya lirih dan dibalas anggukan mengerti dari sang pelayan.

TBC

#8-Oktober-2020

Koment and vote gan:)

Time Travel Hyo HwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang