BAB 9

813 176 32
                                    

BAB 9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 9

"Mohon untuk dikumpulkan setengah jam sebelum pelajaran sekarang berakhir. Bapak ada di ruangan untuk mempersiapkan rapat dengan wali kelas sore nanti," jelas Pak Kim sembari membagikan tiga lembar soal-soal kepada Taehyun dan Beomgyu. Pak Kim terlihat sedatar biasanya, namun hari ini, suaranya jadi lebih lembut daripada yang Taehyun ingat. Bagus, itu artinya tidak banyak pelajaran hari ini untuk mereka. Bagus, mungkin mereka akan dapat jatah break yang lebih lama.

Setelahnya, Pak Kim keluar dari ruangan. Taehyun mulai sibuk membuka kotak pensil, menggerakkan pena, sedangkan Beomgyu masih mengamati kertas-kertas soal tersebut.

"Kemarin.."

Taehyun agak melirik kecil. "Apa?"

"Apakah ada yang terjadi? Mengapa kau absen?" Beomgyu mulai membuka suara. Sejak kemunculan Beomgyu di kelas, bahkan di waktu Beomgyu belum menyisir rambut dan terlihat layak biasanya, Taehyun sadar atensi pria itu terus tertuju kepadanya. Tidak terang-terangan sih, tapi ada sejumlah pertanyaan yang ditahan Beomgyu.

"Hm, ada urusan saja. Bukan hal penting."

Beomgyu mengangguk. Dia mengerang seperkian detik. "Aku khawatir, kupikir kau sakit atau apa." Taehyun menggeleng. "Syukurlah." Beberapa saat kemudian, Taehyun tergelak karena kursi di sebelahnya bergesar. Benar saja, Beomgyu sudah duduk dengan tersenyum di sebelahnya. Taehyun hanya terpana sampai Beomgyu berdeham kecil.

"Apa?"

"Masih ada banyak kursi yang kosong," tunjuknya dengan ujung bibir.

Beomgyu masih tersenyum. "Tapi aku maunya dekat denganmu, Tae," godanya. Taehyun hendak memprotes, tapi tidak jadi. Akhirnya mereka duduk bersisian dengan bahu sempat bersentuhan. Di momen itu, Taehyun mati-matian agar tidak berdebar atau dia akan malu sendiri.

Ini Beomgyu.

Choi Beomgyu. Mengapa harus gugup, hah?!

Taehyun memandang lembar Beomgyu tanpa bisa dicegah. Bahkan separuh kalimat pun belum tertuang di sana, sedangkan miliknya hampir setengah penuh berisikan ulasan buku yang tengah dikerjakan. Taehyun hendak menggunjing Beomgyu, namun dia telan lagi.

Taehyun menggeleng, kembali dengan kertasnya. Meski baru berkenalan dengan Beomgyu sejauh ini (yang sejujurnya terasa amat lama), Taehyun tahu lebih baik tidak banyak omong atau Beomgyu akan kesenangan. Apalagi pagi ini, melihatnya Beomgyu seolah senang saja. Senang yang melegakan? Entah. Taehyun pikir mood Beomgyu tengah bagus dan segar.

Apakah dia habis berburu?

Dari cerita dan gosip sana sini, klan Beomgyu punya keinginan besar untuk berburu. Mereka bukan klan yang betah duduk lam jamuan makan malam, menampilkan sejumlah bakat atau menghamburkan uang dengan kemewahan. Semua petarung, gemar memamerkan otot, gemar menindih tubuh satu sama lain sambil bersorak bar-bar dan mereka senang membanggakan kekuatan mereka.

HESTIA CLASS | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang