HESTIA CLASS SEASON 2

569 93 8
                                    

GUIDE

TO

HADES PROJECT

.

HESTIA CLASS

#SEASON 2

Beomgyu membuka matanya. Terasa seperti ratusan waktu berlalu secepat komet.

Beomgyu mengedarkan pandangan. Seluruhnya tertutupi salju tebal. Pepohonan pinus menjulang namun seperti manusia salju dengan mantel tebal. Sesuatu di lengannya sepertinya patah, membuat pria itu sulit bergerak. Ingatan tempo hari mengabur. Bahkan sepertinya dia sudah terkapar lebih dari satu hari. Atau mungkin dua tiga hari? Rasa haus mencekik, tapi sejauh ini, hanya es, es, es, salju, salju, dan lebih banyak warna putih yang menusuk mata.

.

.

The Underworld terdengar seperti "waw, kau mabuk, Bung" atau "waw, kau pasti sinting percaya pada mitos" bahkan "waw, sadar sekarang". Begitulah respons orang-orang begitu mengetahui Beomgyu lebih banyak minum dan lebih banyak mengoceh soal Underworld. Sebenarnya, bahasan mereka jadi bercabang gara-gara pertemuan aneh selepas bekerja dan berburu. Beomgyu makin-makin dijejali banyak pemahaman mistis serta tekad bulat bahwa yah, dia makin dekat dengan Taehyun. Beomgyu bukan pecinta yang sialan kesepian. Bahkan ada banyak yang tertarik untuk menjadi ayah baru untuk Goreum, putranya tapi Beomgyu tidak bisa merasakan apa-apa bersama mereka. Ciuman, sentuhan, tatapan, bahkan sesi bercinta yang panas tidak sampai membuatnya cukup sadar dan menyadari siapa sih yang tengah bersamanya. Atau berusaha memuaskannya.

"Sepertinya tidak ada yang cukup menghiburmu sekarang, jadi kau pulang," ujar Pelayan Joo sewaktu Beomgyu muncul lagi di depan rumah di Southdalle.

Beomgyu masuk berjalan gontai, menaruh tasnya. Pertemuan terakhir dengan Goreum berlangsung dua minggu lalu. Itupun karena Beomgyu tidak sengaja diberi jatah libur oleh komandannya di pusat. Oh ya, rencana tinggal di Heva gagal total karena rekan sesama lead mendadak sekarat, jadi Beomgyu harus menggantinya dan gagal dipromosikan.

Lagi pula, Goreum masih betah di sini, sepertinya. Goreum punya waktu bermain, tidur, dan bersosialisasi dengan sekitar. Untuk Pelayan Joo, itu perkembangan bagus karena bocah itu jadi tidak membahas Beomgyu lagi.

Yah, setidaknya untuk sementara waktu.

Pelayan Joo membawa masuk tas besar Beomgyu. Seperti berisikan bom atau bahkan manusia. "Ini sangat berah, ugh," katanya menyeret benda itu hingga bersandar di sofa.

"Aku akan pergi lagi malam ini."

"Papa!" Anak laki-laki tujuh tahun itu sudah melompat ke pangkuan Beomgyu. Beomgyu tersenyum, mengusap rambut tebal Goreum. "Papa, tidak mau bobo dengan Goreum? Kenapa pergi terus, sih?" Suara bocah itu nyaring.

"Papa kan harus cari uang. Beli mainan, beli makanan, dan beli pakaian untuk Goreum."

Goreum mencebik. "Tapi, Goreum tidak mau. Goreum ingin Papa di sini," katanya lalu mulai bermanja-manja di depan dada Beomgyu. Bahkan bergeser sedikit saja sudah memicu protesan lolos dari bibirnya yang terus mengoceh tanpa henti. Anjing sebelah, selokan dekat rumah, tangga tinggi, ruang sembunyi sampai pohon elm dekat rumah, semuanya terus jadi perbincangan si kecil Choi itu.

Beomgyu mengusap sayang kepala Goreum. Di momen ini, Beomgyu dapatkan kekuatannya lagi hingga dia tersenyum. Sesaat Goreum masih bermanis-manis ria, melepas rindu pada ayahnya, Beomgyu sudah mendapati Pelayan Joo muncul membawakan secangkir teh.

HESTIA CLASS | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang