BAB 6

1K 189 78
                                    

BAB 6

Patung Dewi Hestia berdiri agung di dekat pintu masuk bangunan sekolah. Dengan pahatan sempurna serta wujudnya yang anggun, semua murid sontak memperhatikan. Sekolah mereka belum pernah 'kedatangan' patung besar setinggi dua setengah meter dan berdiri hingga menghalau matahari. Sekolah mereka jelas tidak pernah memberitahukan kalau akan ada patung sebesar itu dipajang sesaat mereka memasuki gedung sekolah.

"Ini sesuai, bawakan juga tungku perapiannya segera," ujar Bu Yeo sesaat para pekerja itu mulai bergeser, beres dengan patung itu. "Ah, anak-anak mengapa diam di sini? Cepat masuk ke ruangan kelas kalian."

Di antara banyak murid itu, Taehyun ikut tertegun. Dewi Hestia? Taehyun memasang wajah masam. Meski semuanya nampak tercengang, patung itu mengingatkan masa hukuman Taehyun yang masih lama. Dalam arti luas, dia akan terus bertemu dan sering melihat Beomgyu di kelas. Ah! Taehyun mengeratkan pegangan pada tas di bahunya, kemudian menoleh.

Beomgyu juga berdiri dengan wajah terangkat. Sosoknya nampak menonjol di tengah kerumunan murid lain. Jujur, jika saja penampilan Beomgyu lebih rapi—rambutnya terlalu panjang sekarang!—dan seragam yang dimasukkan ke dalam celana, mungkin Taehyun akan mengira dia bagian klan White Wolf juga. Apalagi dengan garis wajah tegas, dan tatapan dalam. Tiap klan mereka punya karisma yang tidak terbendung. Kalau saja... ah, untuk apa berharap hal mustahil? Taehyun mencebik sinis. Aku bisa gila.

Yah, berada di satu ruangan dengan Beomgyu sudah cukup mengujinya. Apalagi terus berada dalam radius dekat dengan Beomgyu. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar karisma dalam diri Beomgyu. Tapi, Taehyun enggan mencari tahu; apakah dia terlahir dengan itu? Apakah tiap klan mereka punya daya tarik sebesar itu? Taehyun menggeleng pelan.

Tepat detik itu, Beomgyu menoleh hingga pandangan mereka terkunci. Pagi ini, Beomgyu memasang wajah berseri dengan senyum simpul. Beomgyu menatap ke arahnya seolah di tengah lautan murid itu hanya ada mereka berdua.

Taehyun berdebar. Seperkian detik.

.

.

"Dewi Hestia atau dikenal sebagai Vesta merupakan dewi perapian dan rumah. Dia juga dikaitkan erat dengan tungku perapian yang merupakan tempat sucinya. Hestia berwujud sebagai perempuan berkerudung dan biasanya para penduduk kota akan memberikan persembahan kepada Hestia jika hendak memulai jamuan maupun menutup jamuan. Dengan cara, mempersembahkan dua penuangan anggur untuknya. Atau ketika menempati rumah baru atau menikah. Hestia pun digambarkan sebagai sosok paling lembut, baik, dan dermawan sehingga sosoknya dipuja tidk hanya oleh manusia tapi juga dewa.

"Hestia merupakan anak Kronos dan Rhea. Menurut sumber, setelah perang Titanomakhia, Hestia menyatakan pada saudara-saudaranya bahwa dia ingin selalu menjadi perawan. Dia menolak permintaan jodoh Poseidon dan Apollo, lalu bersumpah di atas kepada Zeus bahwa dia tidak akan terikat pernikahan dan tidak akan tersentuh hasrat cinta dan seksual. Karena itu, Hestia ialah antitestis Aphrodite setelah menolak nilai cinta.

"Nah, masih berhubungan dengan itu, sekolah melakukan rapat panjang untuk menentukan kelas detensi apa yang cocok untuk para pembangkang khususnya para murid yang senang keluyuran malam hari dan juga gemar melakukan seks bebas. Berbeda dengan sekolah lain yang ingin menekankan poin jera, kami ingin membangun kesadaran kalian. Kami berharap bahwa setelah memasuki kelas ini dan mendapatkan berbagai pengajaran tentang pentingnya kesucian—seperti Hestia yang bersumpah tetap menjadi perawan—kalian akan mengubah sikap menjadi lebih baik."

Taehyun mendengar dengan serius tiap kata yang keluar dari mulut Pak Kim. Kelas hari ini dimulai dengan ceramahannya, mungkin mood tengah baik, jadi Pak Kim bahkan tidak terlihat bosan. Atau dia sudah disuruh kepala sekolah?

HESTIA CLASS | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang