BAB 16

689 148 40
                                    

BAB 16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 16

Beomgyu meminta Taehyun agak merundukkan kepala, sehingga Beomgyu dapat melindunginya dengan satu lengan.

Sementara itu, ibu Taehyun sudah histeris karena lebih banyak tamu bergabung untuk melempari putranya. Semua hal di sini mimpi buruk. Tidak pernah wanita itu sangka pesta pertunangan yang dirancang dengan sempurna berakhir bencana. Ia berteriak, menghentikan semua orang yang makin membabibuta menyerang Taehyun dan Beomgyu. "Hentikan! Kubilang hentikan!"

"Kemari kau!" pekik ayah Taehyun seraya menarik paksa Taehyun. "Beraninya kau muncul bersama dia."

"Tidak mau, Appa! Kau harus merestui kami!"

"Tidak akan pernah! Tidak ada sejarahnya klan kita bersanding dengan klan pinggiran seperti dia," bentaknya kasar. Ayah Taehyun kembali menarik paksa tangan Taehyun, namun lagi-lagi, Taehyun menolak sampai Beomgyu perlu menengahi keduanya. Ayah Taehyun melotot marah.

Gaeun turut membantu ibunya menghentikan para tamu yang semakin ricuh. Hah, ini akan jadi berita utama di tengah klan. Gaeun tidak tahu bagaimana orang-orang lantas bernafsu untuk menyerang dengan makanan. Pikirnya, mereka setengah sinting apalagi mengacaukan pesta orang lain! Gaeun turut berteriak, mengusir mereka agar tidak semakin mendekati Taehyun dan Beomgyu.

"Tuan, kumohon, dengarkan kami. Saya tidak akan membuat keributan lebih lanjut kalau Anda merestui kami."

"Bahkan sampai kiamat pun aku takkan sudi!"

Beomgyu mengusap wajahnya pias, menyingkirkan krim lengket yang sudah menghiasi kepala, rambut, pipi, leher bahkan sekujur tubuhnya. Di sisinya, Taehyun masih gemetaran takut karena serangan dan orang-orang yang mengepung mereka. "Tapi saya tidak akan mundur."

"Beomgyu..."

"Saya tidak akan pernah mundur!"

Ayah Taehyun mencelus, lantas membidik Taehyun dengan matanya. Dengan anggukan kecil, dia mengisyaratkan sesuatu pada sejumlah pengawal yang sudah berdatangan dengan langkah bergemuruh tegap. Suara tembakan itu terdengar, membuat semua orang terkesiap dan diam. Ayah Taehyun membetulkan letak arlojinya seraya memandang Beomgyu dan Taehyun bergantian. "Kalian mau ada pertumpahan darah di sini? Malam ini? Sekarang?" ancamnya. "Baklah."

"Tidak! Jangan sakiti Beomgyu!" Taehyun berteriak panik. "Appa! Kumohon!"

Beomgyu ambruk. Benar-benar ambruk di sebelah Taehyun yang masih sangat kaget. Satu peluru sudah mengenai sisi lengannya hingga darah menggenang di lantai marmer. Taehyun langsung memegangi Beomgyu yang sudah bersimpuh di lantai, sedangkan suara tembakan lain mengenai lampu kristal gantung hingga bergoyang-goyang.

"Aku tidak main-main, Nak."

"Tidak..." Taehyun merasa air matanya meleleh, dia memandang Beomgyu yang meringis dalam. "Kumohon, jangan."

HESTIA CLASS | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang