BAB 34
Bau manis vanila. Beomgyu ingat kesan pertama waktu dia melangkah masuk ke kelas Hestia. Tidak, dia bahkan ingat bau itu melekat kuat di udara, kemudian menggudangnya. Jika tidak sedang pusing, dia pasti mengikuti nalurinya untuk berubah jadi anima dan menculik pemilik bau itu.
Sesaat Beomgyu masuk ke dalam, langkahnya agak terhenti. Namun dia berusaha menjaga ekspresinya.
Mereka bertatapan. Beomgyu sulit bernapas karena kagum, jadi dia menyingkirkan helai rambut dan tersenyum tipis. Bodoh, senyummu pasti idiot, Gyu. Dilihatnya, Taehyun mencebik dan memalingkan wajah. Oh, benar. Beomgyu agak putus asa, namun dia berusaha terus berjalan, dan menarik kursi terdekat.
"Jadi, hanya kita?" Suara Beomgyu agak gemetaran, karena terkejut dan karena bau manis yang terus mengundang dan bergelayut di ujung hidungnya. Astaga, aku bisa gila.
Taehyun sepertinya agak tersinggung, jadi dia langsung menjawab, "Kau pikir hanya kita? Kau pikir yang ikut pesta sialan itu hanya kita? Tentu saja tidak!" pekiknya.
"Oh, oke. Kau masih punya ego sebesar itu ya?" Beomgyu mulai lebih tenang. Dia bahkan bisa tersenyum.
"Terserah."
Beomgyu mengangguk. Panas dingin. Dia sadar dia akan bersama Taehyun beberapa waktu ke depan. Taehyun itu seperti berada di singgana tinggi, dia sering mendapat pujian dan punya latar belakang menakjubkan dan berasal dari keluarga berandalan. Sosoknya ramping, tinggi, namun cantik. Taehyun adalah impian manis yang sayangnya harus Beomgyu singkirkan, atau dia akan patah hati. Atau hancur. Taehyun adalah imajinasi terliar Beomgyu, bahwa mengharapkan Taehyun sama saja berharap dunia tunduk di bawah kaki Beogmyu—mustahil. Bibir merah menggiurkan, hidung tinggi mancung, rahang tegas, rambut hitam pekat dan wajah menakjubkan. Sepasang matanya cerdas dan jernih seperti punya segudang rasa ingin tahu yang justru menjerat Beomgyu. Taehyun juga punya suara merdu yang halus, sepertinya cocok untuk menggoda dan membisikkan kata-kata penuh godaan yang nantinya kelemahan Beomgyu.
Beomgyu tersentak waktu Taehyun mengetukkan ujung tumit sepatu putih tingginya. "Apa? Kau lihat apa?" tanya Taehyun galak. Bahkan di momen ini, Beomgyu justru makin dibuat mabuk kepayang karena paras Taehyun.
"Kau tetap cantik. Seperti malam itu."
"Kau mau aku tendang?"
Beomgyu mengerucutkan bibir, namun tidak sepenuhnya tersinggul. Dia menaruh tasnya, kemudian kembali memandang Taehyun. Tadi dia ingin berduaan dengan Taehyun, dan melihat sejauh mana si Kang ini mudah digoda atau seberapa jauh mereka punya chemistry. Tidak jadi pacar tidak ada apa—Beomgyu sudah mengubur keinginan kuat itu—tapi bagaimana kalau jadi teman?
"Apakah kau tidak pernah mandi?"
"Kau seharusnya suka aku apa adanya mengingat malam itu kau sangat bersemangat, Kang."
KAMU SEDANG MEMBACA
HESTIA CLASS | beomtae ✔
FanfictionDi tahun 2040, manusia terbagi menjadi beberapa klan, sesuai dengan transformasi tubuh mereka. Klan terkuat ditempati oleh White Wolf. Klan ini menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan. Beberapa keluarga besar klan White Wolf bahkan pernah menjabat...