WINTER IS COMING
Untuk Beomgyu, empat puluh hari terlalu singkat.
Jika dikalikan berarti ada dua puluh empat jam yang dikali empat puluh hari jadi totalnya sekitar sembilan ratus enam puluh jam. Terlalu singkat. Beomgyu masih ingin berbagi banyak hal. Bahkan ocehannya saja tidak cukup ditampung dalam batas jam tersebut—dia ingin seumur hidup. Seluruh napasnya dihabiskan bersama Taehyun.
"Kau pikir aku cukup kuat untuk bertahan tanpamu?" Beomgyu mulai merengkuh pipi Taehyun, seperti bayang-bayang rapuh. Beomgyu ingin menyimpan momen ini dalam jar kemudian akan dia kunci sampai kapan pun. Dia hanya akan memandanginya tanpa jemu, dan mengingat ulang, memperbaharui momen waktu Taehyun nampak memukau dan dia bersama Taehyun.
"Tentu saja. Kau bahkan akan dapatkan mate baru."
Pria itu menggeleng. Separuh bibirnya tertekuk tidak senang. "Tidak ada mate lain selain dirimu. Aku sudah bersumpah, jika aku harus mengklaim mate, itu hanya kau. Sampai akhir dunia." Kesungguhan itu nampak nyata. Taehyun balas tersenyum tipis, sementara Beomgyu masih menatapnya serius.
"Tapi kau mungkin butuh dia. Goreum butuh dia untuk menjaganya. Kau tidak harus bertahan sendirian, kau juga punya kebutuhan untuk menyalurkan seksmu—"
"Yak, aku tidak akan pernah membayangkan itu semua," pekik Beomgyu. Seluruh sentuhan, selutuh napasnya, seluruh kobaran bahkan gairahnya tidak pernah tersulut oleh siapa pun kecuali Taehyun. Bahkan sampai detik ini, Beomgyu tidak bisa berdebar pada siapa pun.
"Hanya aku."
"Selamanya hanya kau, Taehyun. Nanti kita harus bertemu di keabadian," jelasnya. Beomgyu tidak sanggup terus menangis. Menurutnya, air matanya sudah terkuras habis sejak hari pemakaman. Sekarang, dia seperti kertas tipis, akan gouah dan terbang terbawa apa pun.
Beomgyu kembali mengusap pipi Taehyun. Serapuh kaca. Dia menelusuri ibu jarinya di permukaan bibir Taehyun, kemudian meneguk ludahnya dalam. Tidak pernah dia merasa sehancur ini karena seseorang, sekaligus sebahagia ini karena sosok penghancurnya justru muncul kembali.
"Kau pikir.. aku sanggup bernapas?"
"Ya. Bernapas untukku, meski aku tidak di sini." Taehyun mengangguk.
.
.
Beomgyu mendorong kereta dorong Goreum. Ada festival dekat rumah Pelayan Joo dan cukup lenggang karena mungkin festival ini digelar sepanjang bulan, jadi orang-orang lebih antusias di awal tanggal pembukaan dibanding sekarang. Dan, Beomgyu baru dapat cuti! Jadi, dia bisa menghabiskan waktu bersama Goreum.
Di dekatnya, Pelayan Joo memperhatikan. "Sepertinya tubuhmu mulai membaik," ocehnya.
Beomgyu berhenti lalu dia mengecek Goreum. Bocah itu masih seru menyedot botol susu di bibirnya. "Yah, begitulah." Dia agak menyeka liur yang bercampur susu di tepian bibir Goreum.
"Apakah terjadi sesuatu waktu perburuan?" tanyanya penuh selidik. Pelayan Joo agak berdeham. Dia cukup sadar Beomgyu agak sensitif jika membahas pekerjaannya. Apalagi, dia tahu benar betapa berbahaya permburuan dan ini tugas perdana Beomgyu. Pasti ada tekanan dan juga beban tersendiri.
"Aku.. baik."
"Serius?"
Aku bertemu Taehyun. Setelahnya, Beomgyu menoleh ke sampingnya di mana Taehyun sudah berdiri dan mengangguk padanya. Hanya dia yang tidak bisa melepaskan Taehyun, dan itu jelas membuat Taehyun hanya nampak untuk Beomgyu. Tapi setidaknya Taehyun bisa memandang Goreum, memperhatikan Goreum sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESTIA CLASS | beomtae ✔
FanfictionDi tahun 2040, manusia terbagi menjadi beberapa klan, sesuai dengan transformasi tubuh mereka. Klan terkuat ditempati oleh White Wolf. Klan ini menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan. Beberapa keluarga besar klan White Wolf bahkan pernah menjabat...