BAB 23

555 140 8
                                    

BAB 23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 23

Koridor rumah sakit nampak ramai. Perawat, para pasien dan keluarga pasien hilir mudik. Ada yang menggunakan kursi roda, ada yang dibantu dengan selang infus menggantung di tiang putih beroda. Beomgyu melewati kerumunan itu, dadanya berdebar. Serius, Beomgyu tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang sampai membuat Appa dilarikan ke rumah sakit. Ayah Beomgyu belum terlalu tua, tapi kesehatan beliau sering memburuk akhir-akhir ini, dan kalau sakit dadanya kambuh, maka rumah sakit adalah tujuan utama mereka.

Beomgyu merasa gugup, bercampur cemas yang terasa menggunung. Dia membelokkan langkah, dan melotot kala melihat satu sosok berjas sudah membidik matanya.

"Akhirnya kau datang."

"Ka—kau."

Ayah Taehyun tersenyum tajam, melangkah tanpa beban. Dia memiringkan wajah seraya meraih sisi wajah Beomgyu, cukup kuat. "Akhirnya kau datang, aku tahu, kau tidak bisa lama-lama bersembunyi."

"Di mana Appa?"

Ayah Taehyun memicingkan matanya. "Dia ada di ruangan ini, tapi kau harus berurusan denganku lebih dulu."

Tidak berapa lama, ayah Taehyun langsung menarik sisi bahu Beomgyu, menyeretnya sampai ke taman samping rumah sakit. Ada pohon besar yang membuat sekitar teduh, kursi-kursi panjang besi dan beberapa perawat mengajak jalan-jalan pasiennya seraya bercakap hangat. Berbanding terbalik dengan mereka. Beomgyu meringis, mengusap bahunya, sedangkan ayah Taehyun langsung memposisikan diri agar berhadapan dengan Beomgyu.

Dia langsung meraup kerah kemeja Beomgyu. "Apakah kau belum kapok dengan yang sudah-sudah? Kau mau ditembak lagi, hah?" Sepasang matanya melotot, dengan bibir membentuk garis sinis. "Kau mau?"

"Tuan.. sebentar.."

"Putraku itu berbeda denganmu! Jangan bermimpi!" Dia mendorong tubuh Beomgyu keras, membuat Beomgyu hampir terhuyung. Belum puas, dia kembali menarik paksa kerah kemeja Beomgyu, Beomgyu yang mulai terpancing segera menyingkirkan secara kasar tangan besar pria itu, namun gagal. Ayah Taehyun tetap mencengkeram kuat kerahnya, membuat dia terus bertemu tatap dengan ayah Taehyun.

"Tuan, jadi semua ini ulahmu? Kau yang membuat Appa masuk rumah sakit? Mengapa kau.. tega?!"

"Kau harusnya bercermin sebelum melakukan sesuatu."

"Tapi apa salah Appa?!" teriaknya, lantang. "Dia tidak ada urusannya dengan semua ini—" Beomgyu menyingkirkan lagi. Napasnya memburu. "Masalah Anda hanya dengan saya."

"Yak! Tapi orang tuamu—"

Beomgyu langsung mendorong keras tubuh ayah Taehyun. Amarahnya sudah sampai di ubun-ubun. "Jangan pernah bawa-bawa orang tua saya dengan masalah ini! Mereka tidak ada salah apa pun, dan dengar... jangan usik ayah dan ibuku! Mereka tidak perlu terlibat."

HESTIA CLASS | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang