1.1. Sociopathic Guy

3.5K 229 4
                                    

Mata yang renta itu menatap tenang wajah anak muda yang akan mengakhiri hidupnya.

“Kau yang memintanya lebih cepat, Kek. Sebentar lagi tidak akan ada lagi yang keluhan keluar dari mulutmu.”

“Mungkin jalan kematianku melalui dirimu, Anak Muda.”

“Aku sangat suka jika mangsaku seperti dirimu, tidak memberontak dan menyerahkan jalan matinya kepadaku.”

Satu tusukan.

Dua.

Tiga.

…delapan.

“Aku mempercepat waktumu untuk segera bisa tenang di Surga.”

Napas Pak Amir terdengar putus-putus. Namun, bibirnya masih dapat tersenyum.

“Selamat malam, Anak Muda.”

“Selamat tidur, mangsaku yang baik hati,” ujarnya lalu menghilangkan jejak di tengah hawa malam yang ia pikir cocok digunakan untuk mengakhiri seseorang.

-o0o-

Kayrani menatap Devon yang sedang mengelap tangannya dengan tisu basah.

“Bola basket yang kita pakai tadi gak terlalu kotor, Dev. Kenapa kamu bersihin tangan sampai segitunya?” heran Kayrani, pasalnya Devon mencuci tangan menggunakan sabun tiga kali, lalu dilap menggunakan sapu tangan, dilanjutkan dengan tisu basah.

“Tanganku terlalu kotor,” balas Devon yang menurut Kayrani tidak cukup jelas.

Gadis itu mengambil kedua tangan Devon, melihat setiap inci telapak tangan cowok itu. “Bersih, kok!” decaknya.

Devon tersenyum manis, ia melepaskan pelan tangan Kayrani. Membalikkan keadaan dengan tangan gadis itu yang berada di genggamannya.

“Yang terlihat bersih, belum tentu bener-bener bersih. Habis ini ulangan MTK, gimana belajar kamu semalam?” tanya Devon.

Kayrani mendongak menatap wajah kekasihnya.
“Hm ada beberapa materi yang gak aku ngerti. Nanti kasih lihat ya, Lio, jawaban kamu.” Kayrani mengedipkan matanya, berusaha tampil imut agar Devon mau memberikan contekan.

“Jangan sok imut.” Jawaban Devon membuat Kayrani melepaskan tangannya dari Devon, wajahnya juga cemberut.

“Kamu kan, juara parallel yang baik hati, Dev. Masa pelit sih, sama pacarnya sendiri!”

“Justru karena aku pacar kamu, aku jadi bebas mendisiplinkan kamu. Termasuk buat gak nyontek waktu ulangan,” tutur Devon.

Ini nih, ciri-ciri pacar yang susah untuk dimanfaatkan keberadaannya di muka Bumi. Punya otak brilian, tetapi tidak mau berbagi hasilnya dengan sesama.

“KAY, DEV.”

“CONTEKAN DONG!”

“WOY! YANG PUNYA CATATAN, GUE MAU LIAT!

“NTAR GUE MAU NTONTEK KE LO, YA, KAY!

“NAH IYA, LO, ‘KAN PACARNYA DEVILIO SI PINTAR! PASTI LO BAKALAN DIKASIH CONTEKAN.”

WANTED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang